China Kurangi Beban Pekerjaan Rumah Bagi Siswa Sekolah

China juga membatasi anak di bawah umur bermain gim online.

AP/Andy Wong
Siswa mengenakan masker wajah untuk membantu mengekang penyebaran virus corona meninjau buku teks di luar sekolah sebelum ujian masuk perguruan tinggi nasional China, yang dikenal sebagai gaokao, di Beijing, Senin, 7 Juni 2021.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah mengesahkan undang-undang pendidikan untuk mengurangi beban pekerjaan rumah dan bimbingan belajar untuk mata pelajaran inti. Undang-undang ini dibuat untuk mengurangi beban belajar siswa sekolah.

Undang-undang baru tersebut belum diterbitkan secara penuh. Undang-undang itu akan membuat pemerintah daerah bertanggung jawab agar memastikan bahwa tekanan ganda terhadap pelajar berkurang. Undang-undang itu juga meminta orang tua untuk memperhitungkan waktu istirahat dan olahraga yang wajar sehingga mengurangi tekanan, termasuk menghindari penggunaan internet yang berlebihan.

Kementerian Pendidikan telah membuat kebijakan untuk mengurangi pekerjaan rumah dan melarang les mata pelajaran utama selama akhir pekan dan hari libur. Pemerintah khawatir dengam  beban akademik yang berat pada anak-anak usia sekolah.

Dalam beberapa bulan terakhir, Kementerian Pendidikan juga telah membatasi jam bermain game online untuk anak di bawah umur. Mereka hanya diizinkan bermain game online selama satu jam pada hari Jumat, Sabtu, dan Ahad.

Beijing telah menjalankan peran ayah yang lebih tegas pada tahun ini. Pemerintah juga mengatasi kecanduan game online, yang dapat menimbulkan kecanduan.

Pemerintah juga melarang fanatisme berlebihan terhadap selebritas di internet. Parlemen Cina akan mempertimbangkan undang-undang untuk menghukum orang tua jika anak-anak mereka menunjukkan perilaku yang sangat buruk atau melakukan kejahatan. 

Baca Juga

 
Berita Terpopuler