Marak Teror Berbau Agama, MUI Minta Aparat Sigap

Teror berbau agama akhir-akhir ini cenderung meningkat.

Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua Umum MUI - Anwar Abbas
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Teror berbau agama akhir-akhir ini cenderung meningkat. Ada penceramah diserang, mimbar masjid dibakar, dan teror-teror lainnya. Karena itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat meminta kepada aparat kepolisian untuk sigap dan umat Islam harus tetap waspada.

Baca Juga

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengatakan, dengan adanya beberapa teror tersebut memang tidak perlu ada pengamanan khusus di masjid-masjid. Namun, menurut dia, masyarakat harus tetap waspada dan aparat keamanan harus sigap.

“Saya rasa tidak perlu ada pengamanan khusus. Yang penting pihak masyarakat sadar bahwa ada ancaman terhadap para ustaz, muballigh dan ulama. Oleh karena itu silahkan saja masyarakat waspada dan kita minta pihak aparat harus sigap,” ujar Anwar saat dihubungi Republika.co.id, Senin (27/9).

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menjelaskan, kalau pihak aparat tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, maka akan kehilangan kepercayaan dari rakyat, “Dan pihak kepolisian tentu tidak mau hal itu terjadi,” ucapnya.

Menurut Anwar, tindakan pembakaran mihrab masjid yang dilakukan oleh pihak tertentu di Makassar baru-baru ini jelas merupakan tindak kekerasan dan perbuatan terkutuk yang akan merusak suasana kehidupan sosial dan keagamaan di negeri ini.  Oleh karena itu, kata dia, MUI berterima kasih kepada pihak kepolisian yang telah berhasil menangkap pelaku.

 

 

“Untuk itu MUI juga betul-betul berharap agar pihak kepolisian dan para penegak hukum lainnya bisa membongkar motif yang telah melatarbelakangi si pelaku yang telah melakukan tindakan yang  tidak terpuji tersebut, yang telah menyulut keresahan dan kemarahan di kalangan umat Islam,” katanya.

Anwar menuturkan, pihak kepolisian tidak hanya harus mengungkap kasus teror yang terjadi di Makassar tersebut, tapi juga kasus di Tangerang, Batam dan Bekasi yang terjadi dalam waktu yang belum lama berselang.

“Terus terang saja dengan banyak dan maraknya penyerangan terhadap para dai dan ulama serta perusakan terhadap masjid tersebut telah membuat umat Islam bertanya-tanya, kok yang diserang dan dirusak adalah orang dan sarana yang terkait dengan umat Islam saja?,” ujarnya.

Menurut akal waras, lanjut Anwar, di balik semua peristiwa tersebut tentu bisa terjadi karena ada otak intelektualnya, yang mana mereka sangat ahli membuat skenario agar perbuatan mereka tidak bisa dibongkar dan terbongkar.

“Tetapi dengan melihat semua peristiwa tersebut sangat berat dugaannya hal ini dilakukan oleh orang-orang yang terpengaruh oleh sikap dan pandangan Islam phobia yang berkembang akhir-akhir ini di Barat,” ucapnya.  

 

 

Anwar menambahkan, para pelaku tindakan tersebut kemungkinan juga adalah orang-orang yang memang secara sengaja ingin menciptakan kegaduhan dan keresahan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Karena itu, dia pun meminta kepada umat Islam untuk menyerahkan kasus-kasus tersebut kepada pihak kepolisian dan para penegak hukum lainnya, sehingga bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang berlaku di negeri ini.

 

“Karena negara kita adalah negara hukum, maka MUI meminta agar umat Islam tetap tenang dan  tidak terpancing serta tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum,” jelas Anwar.

 
Berita Terpopuler