Kementerian Kesehatan Saudi Bantah Setujui Vaksin Sinovac

Pemerintah Arab Saudi membantah telah menyetujui vaksin Sinovac dan Sinopharm.

ANTARA/Siswowidodo
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 Sinovac (ilustrasi)
Rep: Mabruroh Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi membantah telah menyetujui vaksin Sinovac dan Sinopharm digunakan di negaranya. Arab Saudi hanya menyetujui empat vaksin Covid-19, yakni Moderna, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca-Oxford.

Baca Juga

Dilansir dari Alarabiya, Senin (9/8), juru bicara Kementerian Kesehatan Kerajaan, Mohammed al-Abd al-Ali mengatakan, pihaknya belum menyetujui vaksin Sinopharm atau Sinovac terhadap Covid-19. Pernyataannya ini menyangkal rumor yang beredar secara online.

Namun demikian, lanjut dia, bagi warga dan penduduk yang sudah menerima salah satu dari vaksin buatan China tersebut dapat mengambil suntikan booster dari salah satu vaksin yang disetujui kerajaan. Vaksin-vaksin ini di antaranya Moderna, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca-Oxford..

Pekan lalu, portal e-visa negara itu mengatakan bahwa Arab Saudi akan mengizinkan masuknya pelancong yang telah divaksinasi dengan vaksin Sinopharm atau Sinovac, dengan catatan mereka harus menerima suntikan booster salah satu dari empat vaksin yang disetujui di Kerajaan.

“Tamu yang telah menyelesaikan dua dosis vaksin Sinopharm atau Sinovac akan diterima jika mereka telah menerima dosis tambahan dari salah satu dari empat vaksin yang disetujui di Kerajaan,” kata Kementerian Pariwisata dalam sebuah pernyataan di portal e-visa.

Juru bicara itu juga membantah desas-desus bahwa banyak orang meninggal di Arab Saudi setelah mengambil vaksin virus corona. Ia menambahkan bahwa orang tidak boleh percaya desas-desus yang mereka dengar dari sumber tidak resmi.

 

Dia juga mendorong orang untuk mendaftar menerima vaksin, karena sebagian besar kasus covid-19 yang baru banyak terjadi di antara warga dan penduduk yang tidak divaksinasi.

 
Berita Terpopuler