Babak 16 Besar Euro 2024: Italia Tumbang, Jerman Melaju ke Perempat Final

Italia kalah 0-2 dari Swiss, sementara Jerman menang 2-0 atas Denmark.

AP Photo/Ariel Schalit
Tato di tangan Toni Kroos dari Jerman terlihat saat memegang bola pada laga Euro 2024.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Swiss berhasil ke perempat final setelah secara mengejutkan menumbangkan juara bertahan Italia dalam laga pembuka babak 16 besar Piala Eropa (Euro) 2024 di Stadion Olimpiade, Berlin pada Sabtu (29/6/2024) malam WIB. Dua gol kemenangan Swiss masing dicetak oleh Remo Freuler di babak pertama dan Ruben Vargas di babak kedua.

Kemenangan ini membuat Swiss melaju ke perempat final secara berturut-turut setelah melakukannya di Euro 2020 dengan menyingkirkan Prancis lewat adu penalti. Di perempatan final, Swiss akan berhadapan dengan pemenang dari laga antara Inggris dan Slowakia yang akan berlangsung di Veltins Arena, Gelsenkirchen pada Ahad (30/6/2024) malam pukul 23.00 WIB.

Baca Juga

Swiss menciptakan peluang berbahaya pertama pada menit ke-12 melalui tembakan Dan Ndoye, tetapi arah bola masih melebar di sisi kiri gawang Italia. Gawang Italia kembali mendapatkan ancaman pada menit ke-24. Breel Embolo lolos dari jebakan offside dan tinggal menghadapi Donnarumma, tetapi tembakannya masih bisa ditepis kapten Italia tersebut.

Swiss secara mengejutkan terus menekan dan berupaya membongkar pertahanan Italia. Pada menit ke-32, Ricardo Rodriguez mendapat ruang tembak di luar kotak penalti. Sayang sepakannya masih melambung di atas gawang Donnarumma.

Usaha Swiss akhirnya membuahkan gol pada menit ke-37. Freuler masuk kotak penalti untuk menyambut umpan silang dari Ruben Vargas. Dia sempat mengontrol bola sebelum melepaskan tembakan ke sudut kiri gawang Italia, yang gagal dihentikan Donnarumma. Skor menjadi 1-0.

Unggul satu gol tidak membuat Swiss puas. Mereka hampir saja mencetak gol kedua andai saja Donnarumma gagal menepis tendangan bebas Fabian Rieder pada menit ke-45. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.

Swiss memulai babak kedua dengan brilian. Mereka berhasil menggandakan keunggulan pada menit ke-46.

Bermula saat kick-off babak kedua, Swiss berhasil merebut bola dari Italia. Michel Aebischer kemudian memberikan umpan ke Vargas, yang menemukan ruang di depak kotak penalti sebelum melepaskan sepakan melengkung melewati Donnarumma. Swiss 2-0 Italia. Ini merupakan gol kedelapan Ruben Vargas untuk Timnas Swiss dan pertama baginya di kompetisi Euro.

Italia nyaris mencetak gol pada menit ke-51. Fabian Schar hampir mencetak gol bunuh diri saat sundulannya untuk membuang bola justru mengarah ke gawang Yann Sommer. Namun, bola masih mengenai mistar gawang.

Azzurri kembali mendapatkan peluang emas untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-74, tetapi sundulan Scamacca masih membentur mistar gawang Swiss. Swiss yang mengandalkan serangan balik setelah memimpin dua gol kembali mendapat peluang pada menit 82, tetapi tendangan Steven Zuber masih melenceng tipis dari gawang Italia. Swiss mencoba untuk mempertahankan keunggulan dengan menguasai bola lebih lama di sisa waktu pertandingan.

Pelatih Timnas Italia, Luciano Spalletti mengatakan bahwa timnya kalah tempo dan kurang tajam. “Yang membuat perbedaan adalah tempo (permainan), kami terlalu lamban dibandingkan mereka (Swiss) di babak pertama. Bahkan secara individu, ada perbedaan dalam tempat pergerakan dan perebutan bola," kata Spalletti usai pertandingan yang dikutip Football-Italia pada Ahad.

Spalletti menyebut bahwa gol kedua langsung membuat kepercayaan diri para pemainnya turun sehingga membuat permainan mereka menjadi kurang tajam. Sementara itu, kapten sekaligus kapten Timnas Italia Gianluigi Donnarumma tidak ingin mencari alasan atas kekalahan ini.

"Kami tidak bisa meminta maaf kepada para suporter. Hasil ini tidak bisa diterima, kami bermain buruk di sepanjang pertandingan. Itu realitanya," ujar kiper Paris Saint-Germain tersebut.

Satu jam setelah laga Swiss vs Italia, tuan rumah Jerman menundukkan Denmark dengan skor 2-0 untuk melaju ke perempat final pada pertandingan di BVB Stadium, Dortmund. Penalti Kai Havertz dan gol Jamal Musiala membawa Jerman mengantungi keunggulan 2-0, pada laga yang hampir tertunda setengah jam di babak pertama akibat badai petir.

Havetrz memecah kebuntuan dari titik putih pada awal babak kedua akibat handball yang dilakukan Joachim Andersen. Andersen sendiri mencetak gol yang tidak disahkan beberapa menit sebelumnya. Musiala kemudian melaju cepat pada pertengahan babak kedua untuk mengunci kemenangan Jerman.

Pada satu titik, pertandingan itu terlihat akan dihentikan ketika wasit asal Inggris Michael Oliver menghentikan laga pada menit ke-35 dan kedua tim meninggalkan lapangan saat terjadi badai dan hujan lebat. Pertandingan baru diteruskan 25 menit kemudian. 

Pelatih Jerman Julian Nagelsmann melakukan tiga perubahan dari tim yang bermain imbang 1-1 dengan Swiss pada laga sebelumnya. Nico Schlotterbeck menggantikan Jonathan Tah yang terkena skors, David Raum mengisi posisi bek kiri, dan Leroy Sane mengisi posisi Florian Wirtz di sayap kanan.

Schlotterbeck sempat membawa Jerman memimpin pada menit keempat saat tandukannya melesak masuk menembus gawang Denmark. Namun gol itu kemudian tidak disahkan akibat pelanggaran Joshua Kimmich.

Beberapa peluang yang dimiliki Jerman kemudian dapat dipatahkan oleh kiper Denmark Kasper Schmeichel. Ia menepis sepakan Kimmich dan memblok sepakan voli Havertz saat Denmark masih mampu meredam gempuran tuan rumah.

Schmeichel kembali harus bekerja keras ketika Raum mengirim umpan silang dari sisi kiri untuk disambut sundulan Havertz. Denmark sempat memberi ancaman melalui serangan balik, tetapi sepakan Rasmus Hojlund hanya mengarah ke jaring sisi gawang dan kemudian kiper Manuel Neuer dapat mencegah peluang berikutnya milik Hojlund.

Denmark kemudian dibuat frustrasi dengan dua intervensi VAR pada awal babak kedua. Pertama pada menit ke-48, ketika Andersen mencetak gol, tetapi VAR mengatakan kepada wasit bahwa Thomas Delaney yang memberi umpan berada dalam posisi offside.

Saat pertandingan diteruskan, Jerman menyerang dan umpan silang Raum terdefleksi mengenai tangan Andersen di kotak terlarang untuk membuat wasit menunjuk titik putih setelah melakukan tinjauan VAR. Havertz yang bertindak sebagai eksekutor Jerman sukses melesakkan gol untuk memecah kebuntuan.

Havertz dan Sane membuang peluang bagus untuk menggandakan keunggulan Jerman, sebelum Musiala memaksimalkan umpan mudah untuk mengemas gol ketiganya di Piala Eropa. Gol Musiala itu membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak Piala Eropa 2024 bersama Georges Mikautadze.

Wirtz yang masuk sebagai pemain pengganti kemudian mencetak gol yang mestinya mengubah skor menjadi 3-0, tetapi gol itu tidak disahkan karena offside. Namun keunggulan 2-0 sudah cukup untuk membawa Jerman melaju ke fase selanjutnya.

Berkat kemenangan ini, Jerman akan berhadapan dengan pemenang pertandingan Spanyol melawan tim kejutan Georgia di perempat final.

 

Pelatih Jerman Julian Nagelsmann mengakui timnya sempat mengalami kesulitan melawan Denmark. Ia pun nilai semua gol yang dicetak anak asuhnya merupakan gol yang sah.

“Itu adalah pertandingan yang aneh. Pada 25 menit pertama kami memainkan penampilan terbaik kami di turnamen. Kemudian kami mencetak gol yang menurut saya merupakan gol yang sah, dan dia (wasit) tidak mengesahkannya yang merupakan hal yang menyebalkan… Pada akhirnya, ini adalah pertandingan yang penuh kesulitan. Kami menghadapi kesulitan itu dengan baik,” kata Nagelsmann seperti dikutip dari AFP.

Sementara itu, bek Jerman Schlotterbeck, yang sudah terbiasa dengan suasana di BVB Stadium Dortmund, bersyukur dengan nuansa kemeriahan yang ditimbulkan para penggemar Jerman.

“Menurut saya kami memainkan pertandingan yang luar biasa. Kami memiliki para penggemar luar biasa dan stadion ini sangat menggetarkan, yang saya sudah terbiasa dengannya di Dortmund. Saya benar-benar gembira untuk segenap anggota tim setelah kerja keras yang dilakukan. Saya sangat gembira kami berada di perempat final,” ucap pemain Borussia Dortmund itu.

Adapun, pelatih timnas Denmark Kasper Hojlund menilai timnya kesulitan menciptakan peluang yang berakibat mereka harus tersingkir dari Piala Eropa 2024 setelah kalah 0-2 dari Jerman. Denmark memang tampil kurang meyakinkan selama menjalani fase grup.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah memperlihatkan bahwa kami dekat dengan tim-tim besar, hanya satu hal yang masih kurang, Kami perlu untuk menciptakan dan mendapatkan lebih banyak peluang. Ambisi kami adalah untuk berdekatan dengan tim-tim besar, kami berkolaborasi dengan tim-tim untuk menciptakan pemain-pemain yang lebih baik, dan terkadang kami mencapai semifinal, terkadang tidak,” kata Hojlund seperti dikutip dari laman resmi UEFA.

“Kami datang kemari dengan memahami bahwa kami tidak boleh terlalu banyak kehilangan bola. Kami memiliki Christian (Eriksen) yang lebih terlibat, tetapi kami masih kehilangan sesuatu dalam serangan dibandingkan pertandingan-pertandingan persahabatan kami,” tambahnya.

Hojlund pun berjanji akan melakukan evaluasi dan mengembangkan tim asuhannya untuk meraih hasil lebih baik pada masa yang akan datang.

"Saya memiliki tim yang bagus dengan para pemain luar biasa, yang saling mendukung. Saya bangga terhadap tim saya. Tim ini memiliki masa depan cerah,” tutup Hojlund.

Musim Dingin yang Hangat di Eropa - (Reuters)

 
Berita Terpopuler