Kemenparekraf Dorong Penguatan Peran Ekonomi Syariah

Ekonomi syariah merupakan tren global yang memiliki potensi berkembang di Indonesia.

Dok
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manparekraf) Sandiaga Uno menyerahkan hewan kurban yang akan di potong di Rumah Pemotongan Hewan, Juanda, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/7).
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung pengembangan keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, keuangan dan ekonomi syariah merupakan tren global yang memiliki potensi untuk berkembang dengan pesat di Indonesia.

Baca Juga

"Saya lihat sendiri, ekonomi syariah ini marketnya besar, banyak ruang untuk berkembang," kata dia dalam kegiatan Sosialisasi Strategi Brand Ekonomi Syariah yang digelar secara daring, Rabu (4/8).

Ia pun mengajak peran aktif dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk dapat bersama mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas. Serta mengembangkan pariwisata yang ramah muslim dan ramah keluarga. 

Sandiaga mengatakan wisata ramah muslim ini bukan berarti islamisasi destinasi wisata. Melainkan ini adalah suatu layanan tambahan yang ramah untuk semua orang dan menjadi inovasi yang dapat menambah peluang usaha dan membuka lapangan kerja. 

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, menjelaskan, keuangan dan ekonomi syariah di era globalisasi berkembang pesat seiring dengan meningkatnya populasi masyarakat muslim dunia. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan kegiatan ekonomi perbankan yang halal dan dengan konsep kebaikan yang universal dan humanis. 

 

 

Fadjar mengatakan, pertumbuhanmuslim friendly business ini juga terjadi di sektor ekonomi kreatif, terutama di subsektor fesyen, kuliner, dan kriya. "Maka jika kita berbicara tentang kuliner, fesyen, dan kriya, tidak mungkin tidak beririsan dengan produk-produk halal. Begitu pula dengan hotel dan biro perjalanan wisata," kata Fadjar.

Untuk itu, lanjut Fadjar, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama Kemenparekraf dan pihak-pihak terkait perlu memanfaatkan konten-konten media seperti buku, musik, film, games, dan aplikasi digital untuk memperluas publikasi dan sosialisasi dari brand keuangan dan ekonomi syariah. Digitalisasi tersebut sedang terjadi dan pandemi COVID-19 ini menjadi akselerator dari percepatan digital.  

"Jadi kita perlu cara-cara kekinian untuk mensyiarkan dan mempublikasikan brand keuangan dan ekonomi syariah," katanya.

Industri halal, kata Fadjar, memiliki kaitan yang sangat erat dengan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) yang tengah digaungkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga memiliki program-program yang mendukung pengembangan, sosialisasi, dan edukasi dari keuangan dan ekonomi syariah.

 

 

"Kami punya Modest Fashion Funders Fund yang merupakan sebuah pitching forum yang mempertemukan startup-startup fesyen muslim dengan para investor, kita juga punya program temu bisnis perbankan syariah dan kelas keuangan syariah," ujar Fadjar.

Fadjar juga mengajak KNEKS untuk bersama-sama meningkatkan pengembangan brand keuangan dan ekonomi syariah, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Di sisi pariwisata, berdasarkan Global Muslim Travel Index 2021, Indonesia berada di peringkat keempat.  

Sebelumnya Indonesia berada di peringkat satu. Sehingga ini jadi cambuk bagi Kemenparekraf untuk kembali meningkatkan peringkat di Global Muslim Travel Index ini. Ia memohon dukungan dari KNEKS juga.

Sementara itu, Direktur Utama KNEKS, Ventje Rahardjo, mengatakan Indonesia punya potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia. Namun, literasi dan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai keuangan dan ekonomi syariah masih terbilang rendah.

 

"Untuk menuju ke sana masih banyak tantangan, masih sedikit masyarakat kita yang mengetahui apa itu ekonomi dan keuangan syariah, oleh karena itu, kita ingin mendorong agar literasi ini semakin kuat," kata Ventje. 

 
Berita Terpopuler