Rusia, AS, China, dan Pakistan akan Bahas Afghanistan

Empat negara berpengaruh akan membahas masalah penyelesaian perdamaian Afghanistan

Empat negara berpengaruh akan membahas masalah penyelesaian perdamaian Afghanistan.
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia, Amerika Serikat (AS), China, dan Pakistan, akan bertemu bulan depan di Qatar untuk membahas perkembangan terakhir di Afghanistan, kata seorang pejabat Rusia pada Kamis.

Baca Juga

Pertemuan empat negara yang paling berpengaruh di Afghanistan, juga dikenal sebagai Troika Plus, akan membahas perkembangan solusi perdamaian Afghanistan di ibu kota Qatar, Doha pada 11 Agustus.

Utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov mengatakan pada konferensi pers di Moskow bahwa dia juga berharap dapat bertemu Yue Xiao Yong, Utusan China yang baru diangkat untuk Afghanistan.

“Beberapa hari yang lalu, seorang utusan khusus baru untuk Afghanistan ditunjuk di Beijing, dengan siapa saya masih belum kenal, tetapi saya berharap untuk melihatnya di Doha pada 11 Agustus. Kami akan melanjutkan konsultasi mendalam baik dalam format bilateral dan dalam 'troika' yang diperluas dan siap untuk pembahasan yang lebih luas dengan pemain internasional," urai dia.

Menurut Kabulov, tujuan utama dari penyelesaian Afghanistan saat ini adalah untuk mencapai gencatan senjata, melanjutkan dialog intra-Afghanistan yang inklusif, dan membentuk pemerintahan koalisi sementara untuk melaksanakan reformasi konstitusi dan mempersiapkan pemilu dalam jangka pendek.

Utusan itu menambahkan bahwa Taliban dan pemerintah Afghanistan harus menunjukkan kemauan yang sama untuk mencapai gencatan senjata dan memulai kembali pembicaraan substansial.

Menurut penilaian Kabulov, pemerintah Afghanistan seharusnya terlibat dalam pembicaraan dengan Taliban setahun yang lalu ketika gerakan itu tidak berhasil secara militer.

Dia menambahkan bahwa sekarang para pemberontak akan terlibat dengan Kabul "dari posisi yang kuat".

Meski menguasai lebih dari setengah wilayah Afghanistan, Kabulov berpendapat bahwa Taliban tidak akan mencoba merebut seluruh kekuasaan.

Tanpa menyebut kelompok tertentu, dia menyampaikan keprihatinan bahwa organisasi teroris internasional yang telah diusir dari Timur Tengah dapat mencoba untuk membangun kembali diri mereka di negara itu.

 

Pandangan Rusia dan AS di Afghanistan bersinggungan

Mengomentari interaksi Rusia-AS di Afghanistan, Kabulov mengatakan interaksi itu berkembang dengan sukses, dan kedua negara secara umum memiliki pandangan yang sama tentang penyelesaian perdamaian Afghanistan.

Ketika ditanya negara mana yang paling berpengaruh di Afghanistan, dia mengatakan tidak ada satu pun negara yang paling berpengaruh, melainkan empat negara, yaitu China, Rusia, AS, dan Pakistan.

Pakistan memiliki pengaruh terbesar terhadap Taliban, tetapi itu tidak berarti negara itu mengendalikan atau membimbing mereka, ungkap Kabulov.

"Pakistan adalah mitra kuat Rusia. Kami berada pada gelombang yang sama dalam arti Pakistan tidak tertarik untuk mengubah Afghanistan menjadi emirat Islam yang akan memproyeksikan pengaruh pada masyarakat Pakistan sendiri," tutur dia lagi.

Pakistan, Rusia, dan hampir semua tetangga Afghanistan menginginkan pemulihan dan transisi negara itu untuk menjadi jembatan perdagangan dan ekonomi yang andal antara Pakistan dan Eurasia, kata Kabulov.

Pengaruh China

Kekhawatiran atas pengaruh China yang berkembang di Afghanistan tidak berdasar, kata utusan Rusia itu, seraya menambahkan bahwa Beijing telah berinvestasi dalam ekonomi Afghanistan, meski dengan keberhasilan yang terbatas, dan proyek-proyek telah terhenti karena kurangnya keamanan.

Dia menggarisbawahi bahwa tidak ada indikasi China akan mengirim pasukan untuk menggantikan militer AS di Afghanistan.

Kabulov juga menolak klaim bahwa destabilisasi di Afghanistan akan menyebabkan lonjakan perdagangan narkoba, dengan alasan kelompok kriminal internasional yang mendorong perdagangan narkoba tidak menginginkan hasil seperti itu.

Aliran dan volume narkoba yang berasal dari Afghanistan bergantung pada situasi pasar gelap narkoba, yang dikendalikan oleh kelompok kriminal internasional,” tukas dia.

Sejak Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana keluar pasukan Amerika pada pertengahan April, Afghanistan mengalami peningkatan serangan Taliban yang mengakibatkan jatuhnya lebih dari 150 distrik, sementara pasukan Afghanistan mengklaim telah membunuh hampir 200 militan Taliban setiap hari.

 
Berita Terpopuler