Kacamata Baru Malah Bikin Pusing, Harus Bagaimana?

Jangan pilih kacamata semata hanya karena tren.

Republika/Desy Susilawati
Mengucek mata. Orang kerap merasa pusing saat mencoba kacamata baru.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeriksaan mata bisa menjadi salah satu upaya untuk mengetahui kondisi kesehatan mata. Lalu berapa tahun sekali pemeriksaan mata idealnya dilakukan?

Seorang optometris dan direktur Ong's Optics Singapura Dr Alex Ong, menyatakan, idealnya pemeriksaan mata harus dilakukan setiap tahun atau setidaknya setiap dua tahun. Sementara, bagi orang tua yang berusia 50 tahun ke atas pemeriksaan tahunan penting, terlebih jika di keluarga ada riwayat diabetes, glaukoma atau degenerasi makula.

"Untuk anak-anak dengan risiko tinggi miopia (rabun jauh), tes harus dilakukan setiap enam bulan untuk memantau perkembangan. Deteksi dini membantu mengelola miopia dan mengurangi risiko kondisi mata serius di kemudian hari,” kata Ong, dilansir Channel News Asia, Rabu (2/6).

Setelah diperiksa dan mendapat resep untuk kacamata baru, Ong mengingatkan agar pasien tidak memilih bingkai kacamata hanya karena modelnya sedang trendi saja. Yang utama adalah kenyamanan.

Baca Juga

Pastikan kacamata baru itu membantu mengatasi masalah penglihatan. Lebih jelasnya, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih kacamata baru menurut Ong.

1. Tidak pusing terlalu lama
Ong mengatakan, sedikit pusing saat mencoba kacamata baru adalah hal biasa. Tetapi jika Anda tidak dapat beradaptasi dengan kacamata baru dalam satu atau dua pekan, sebaiknya konsultasi ulang dengan dokter.

Bisa jadi penyebabnya ialah ketidaksesuaian jarak titik fokus mata Anda dengan titik fokus pada lensa kacamata. Masalah juga bisa datang dari ketidak pasnya penempatan lensa pada bingkai kacamata atau bingkainya perlu disetel dengan lebih baik.

"Pusing jarang terjadi, kecuali jika resep kacamatanya sangat tinggi, itu menyebabkan membuat mata menjadi tegang,” kata Ong.

Ketegangan mata yang mengakibatkan pusing tidak hanya diakibatkan oleh lensa, tetapi jenis bingkai kacamata. Orang yang terbiasa pakai bingkai mungil akan merasakan pusing ketika beralih ke kacamata yang lebih besar bingkainya.

"Jadi pastikan Anda memilih bingkai yang nyaman, agar kacamata itu tidak menimbulkan pusing," tutur Ong.

Begitu otot mata menjadi rileks, dalam beberapa hari pusing akan hilang. Mata pun tak lagi terasa mudah lelah.

2. Lantai terasa 'mengambang'
Sebagian orang mengeluhkan kacamata barunya membuat penglihatannya terganggu. Mereka melihat lantai di dekatnya terasa lebih tinggi atau anak tangga berikutnya tampak lebih tinggi, padahal kenyataannya tidak.

Menurut Ong, hal itu bisa terjadi ketika ada perubahan yang cukup banyak pada rabun jauh. Lensa silinder juga bisa menimbulkan sensasi yang sama.

3. Sensitivitas terhadap warna tertentu
Lensa dengan filter biru untuk melawan cahaya biru pada perangkat seluler memang populer digunakan. Tetapi, filter itu juga dapat mengubah persepsi tentang warna. Pemakai lensa dengan blue filter akan merasakan dunia tampak lebih kuning. Sedikit perubahan pada ketampakan itu tak akan memengaruhi penglihatan, tetapi dalam kasus ekstrem ada pula yang mengalami pandangan ganda.

Menurut Ong, biasanya ini dapat diperburuk dengan bingkai kacamata yang tidak, entah dari pengukuran jarak pupil atau ketinggian bingkai kurang sesuai. Jika tidak ada kendala dari keduanya, orang biasanya akan dapat beradaptasi dengan lensa filter biru dalam waktu sepekan.

Untuk membantu mata Anda terbiasa dengan kacamata baru, Ong menyarankan agar memakai kacamata setiap hari. Jangan pakai kacamata lama selama periode penyesuaian.

"Jika Anda masih menghadapi masalah dengan kacamata Anda setelah satu pekan, sangat disarankan untuk kembali ke dokter mata untuk mendapatkan pemeriksaan," kata dia.

 
Berita Terpopuler