AS dan Mesir Ingin Perkuat Gencatan Senjata Israel-Palestina

Presiden AS dan Mesir juga membahas cara hidupkan proses perdamaian Israel-Palestina

AP / Evan Vucci
Presiden AS Joe Biden
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menelepon Presiden Mesir Abdelfattah al-Sisi pada Senin (24/5) untuk membahas penguatan gencatan senjata di Gaza. Kedua pemimpin negara tersebut juga membahas bantuan kemanusiaan dan upaya rekonstruksi internasional untuk Gaza.

Baca Juga

Kedua pemimpin juga membahas cara untuk menghidupkan kembali proses perdamaian antara Israel dan Palestina setelah gelombang kekerasan terbaru antara kedua belah pihak. Sebelumnya, Mesir telah menjadi penengah gencatan senjata yang disepakati oleh Israel dan Palestina pada Jumat (21/5) lalu. Namun, gencatan senjata itu dilanggar oleh Israel.

"Biden memperjelas tekad negaranya untuk bekerja memulihkan ketenangan dan memulihkan kondisi di wilayah Palestina, serta upaya koordinasi dengan semua mitra internasional untuk mendukung Otoritas Palestina serta rekonstruksi," kata Kantor Kepresidenan Mesir.

Sementara di Washington, Gedung Putih mengatakan dalam panggilan telepon Biden berterima kasih kepada Mesir atas diplomasi dan koordinasi dengan AS untuk mengakhiri permusuhan. Biden dan Sisi membahas kebutuhan mendesak untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza.

"Biden dan Sisi mendukung upaya pembangunan kembali dengan cara yang menguntungkan orang-orang di sana dan bukan Hamas," kata pernyataan Gedung Putih.

 

Biden dan Sisi juga membahas masalah  hubungan bilateral dan beberapa isu regional, termasuk Libya dan Irak. Keduanya bertukar pandangan tentang Bendungan Renaisans Besar Ethiopia, yang dibangun Ethiopia di Nil Biru.

Mesir menilai pembangunan itu sebagai ancaman eksistensial. Sementara Sudan prihatin dengan keamanan bendungan dan tentang pengaturan aliran air.

Gedung Putih mengatakan, Biden mengakui kekhawatiran Mesir tentang akses ke perairan Sungai Nil. Biden juga menggarisbawahi kepentingan AS dalam mencapai resolusi diplomatik yang memenuhi kebutuhan Mesir, Sudan, dan Ethiopia.

Sisi dan Biden juga membahas hak asasi manusia di Mesir dan komitmen mereka untuk terlibat dalam dialog yang transparan. Gedung Putih menyatakan, Biden menggarisbawahi pentingnya dialog konstruktif tentang hak asasi manusia di Mesir.

Sisi, yang menggulingkan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan pada 2013, telah mengawasi tindakan keras ekstensif terhadap perbedaan pendapat politik dalam beberapa tahun terakhir. Dia mengatakan, tidak ada tahanan politik di Mesir dan stabilitas serta keamanan adalah yang terpenting. 

 
Berita Terpopuler