Kisah Air Mata Tobat Nabi Adam

Air mata seorang yang bertobat rasanya manis dan segar.

dok. Kemenag.go.id
Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang, yang mengkisahkan pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah 300 tahun terpisah
Rep: Ali Yusuf Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air mata (menangis) yang keluar dari seorang hamba pendosa tapi dia bertobat rasanya manis dan  sejuk. Hal ini disampaikan Syaikhul Islam Ibnu Qudamah dalam kitabnya "Kitabar-Riqqah".

Baca Juga

Dikisahkannya, sesaat setelah Adam AS makan buah khuldi, seluruh perhiasan surga berguguran dari tubuhnya. Tak ada yang tersisa selain mahkota dan hiasan pelipisnya. 

"Setiap kali berusaha menutupi dirinya dengan dedaunan surga, pasti segera berjatuhan," kata Ibnu Qudamah.

Lalu, Adam menoleh kepada hawa sambil menangis dan mengatakan. "Bersiap-siaplah keluar dari dekat Allah. Ini bencana pertama akibat kemaksiatan."

Hawa menjawab, "Adam Aku tidak pernah mengira ada orang yang bersumpah dusta atas nama Allah." 

Hawa mengatakan, sebab iblis telah bersumpah kepadanya tentang manfaat makan pohon khuldi.

Setelah itu Adam as berlari di surga karena malu pada Tuhan semesta alam ketika sebatang pohon menghimpitnya dengan beberapa dahannya. Adam as menyangka bahwa siksaan telah disegerakan dan Adam menundukkan kepalanya dan berseru.  "Ampun-ampun!" 

 

Maka Allah azza wa jalla menanyainya "Wahai Adam, kamu mau lari dariku?"

Dia menjawab, "Tidak. Tapi aku malu kepadamu Wahai Tuhanku." 

Lalu Allah azza wa jalla mewahyukan kepada dua orang malaikat: Jibril dan Mikail. "Keluarkan Adam dan Hawa dari sisiku. Mereka telah mendurhakaiku." 

Jibril bergegas menanggalkan mahkotanya, sementara Mikail melepaskan hiasan dari pelipisnya. Pasca diturunkan dari kerajaan suci ke negeri kelaparan dan kepayahan Adam as menangisi kesalahannya.

Setelah diturunkan ke bumi, tiba-tiba seekor elang yang sangat haus melintas di dekatnya dan langsung meminum air mata Adam yang terus mengalir di pipinya. Kemudian Allah menjadikan Elang tersebut mampu berbicara.  

 "Adam, aku telah hidup di bumi ini 2000 tahun sebelum dirimu. Aku telah mengembara ke ujung barat dan ujung timurnya. Aku telah minum air dari lembahnya, puncak gunungnya, dan tengah samudra. Tetapi aku belum pernah minum air yang lebih manis dan lebih wangi dari pada akhir-akhir ini." 

 

 

Mendengar hal itu Adam tersinggung dan berkata. "Elang, celaka kamu, apakah kamu paham apa yang kamu ucapkan?Bagaimana kamu bisa merasakan manisnya air mata seorang hamba yang telah mendurhakai Tuhannya dan mengalir di kedua pipinya yang sama-sama telah bermaksiat? Air mata apalagi yang lebih pahit daripada air mata seorang yang bermaksiat?

"Elang, aku yakin kamu sebenarnya menghina aku karena aku telah mendurhakai Tuhanku lalu aku dibuang dari kampung kenikmatan ke kampung kecelakaan dan kemiskinan,"Jawab Adam.

Elang berkata lagi  "Adam aku sama sekali tidak bermaksud menghinam. Tetapi, aku benar-benar merasakan kesegaran air matamu. Air mata apa yang lebih manis daripada air mata seorang hamba yang telah mendurhakai Tuhannya lalu ia ingat dosanya, hatinya menjadi ketakutan, tubuhnya menjadi kaku, dan ia terus-menerus menangisi dosanya karena takut kepada tuhan-nya?"

 

 
Berita Terpopuler