Pemuda Gambia Promosikan Ajaran Islam yang Damai

Pemuda Gambia meyakini Islam adalah agama damai.

IST
Muslim Gambia.
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  BANJUL -- Sekelompok pemuda Gambia dari dua organisasi pemuda Islam yang berbeda pada Sabtu (1/5) meluncurkan federasi Islam baru yang dijuluki Federation of Gambia Muslim Youths (FEGAMY) di kantor Dewan Islam Tertinggi (GSIC) Gambia.

Baca Juga

FEGAMY dibentuk mengikuti kongres Assembly of Gambia Muslim Youths (AGAMY) dan Federation of Gambia Muslims Students' Organization (FEGAMSO) pada 2019. Sebuah resolusi yang dimaksudkan untuk menggabungkan dua organisasi tersebut diajukan di hadapan anggota dari kedua organisasi.

FEGAMY berusaha untuk mewakili semua pemuda Muslim Gambia dan membawa saling pengertian dan kolaborasi di antara berbagai organisasi pemuda Islam. Ini juga bertujuan untuk mempromosikan dan menyebarkan Islam, dengan demikian mempromosikan keunggulan moral dan akademis di Gambia.

Berbicara pada peluncuran tersebut, menteri Pemuda dan Olahraga, Bakary Y. Badjie memuji anggota kedua organisasi atas pandangan mereka ke depan dalam menggabungkan kedua organisasi dengan tujuan yang sama.

 

 

Badjie mengakui bahwa kedua organisasi tersebut telah memberikan kontribusi yang sangat besar untuk mengangkat moralitas dan keunggulan akademis bagi banyak pemuda di negara ini. "Realitasnya telah termanifestasi di antara para anggota dalam berbagai aspek kehidupan," kata dia dilansir dari laman All Africa pada Kamis (6/5).

Dia mengungkapkan optimisme bahwa peleburan akan menambah nilai, dan substansi pada pencapaian mereka sebelumnya, dengan mengatakan persatuan adalah kekuatan. "Realitas dunia saat ini membutuhkan seperti itu," ujarnya.

Wakil presiden FEGAMY, Pa Samba Secka mengatakan, bahwa organisasi tersebut dibangun sejalan dengan toleransi beragama yang dimaksudkan untuk memperkuat koeksistensi damai antara Muslim dan non-Muslim di negara tersebut. "Islam adalah agama damai," katanya. 

Sekretaris Komite penggabungan dari dua organisasi, Mariama Touray, mengenang bahwa gagasan penggabungan kedua organisasi pemuda Muslim itu diajukan ke hadapan anggota kedua organisasi tersebut pada 2013. Ini dilakukan dalam upaya untuk membentuk federasi yang akan mewakili kepentingan pemuda Muslim di negara tersebut.  

 

 

Dia mengatakan, bahwa komite penggabungan dibentuk tahun lalu, yang bertemu di aula konferensi GSIC. Kemudian menjalani peninjauan dan amandemen kedua sebagai bagian dari proses penggabungan. 

 

Menurut Touray, pertemuan tersebut, memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengkaji lebih lanjut konstitusi untuk menghindari kecaman di masa depan. Touray mengungkapkan, uji konstitusi final kembali dilaksanakan pada 8 November 2020, di mana konstitusi akhirnya disahkan dan federasi dibentuk.

 
Berita Terpopuler