Viral Dugaan Sekte Sesat di Bali, Sandiaga Klaim Sudah Tahu Lokasinya

Sandiaga telah berkoordinasi dengan kepolisian dan imigrasi untuk menindaklanjuti.

Republika/Prayogi
Menparekraf Sandiaga Uno memberikan sambutan dalam acara penyambutan dan pelepasan Bhikkhu Thudong menuju Waisak Borobudur, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (14/5/2024). Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dikelola InJourney Destination Management (PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko) bagian dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau dikenal dengan InJourney menyelenggarakan penyambutan dan pelepasan Bhikkhu Thudong sebagai bentuk penghormatan dan dukungan InJourney Group kepada para Bhikkhu yang akan melakukan perjalanan ke Candi Borobudur dalam rangka ibadah menyambut Waisak 2024.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno angkat suara terkait video warga negara asing (WNA) yang menggelar ritual bernuansa erotis dan cabul yang diduga terjadi di Ubud, Gianyar, Bali. Sandiaga tak memungkiri jika Ubud memiliki daya tarik dalam wisata spiritual, namun selama ini tidak pernah ada masalah.

Baca Juga

"Selama saya bertugas empat tahun, baru pertamakali (kejadian) ini. Baru ini ada video (viral), kita telusuri dan tindak tegas karena berikan image yang tidak baik kepada pariwisata Bali dan Indonesia. Ini lagi dicek sama imigrasi," ujar Sandiaga usai menghadiri acara penyambutan Bhikkhu Thudong menuju Waisak di Candi Borobudur di TMII, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Sandiaga mengatakan telah berkoordinasi dengan kepolisian dan imigrasi untuk menindaklanjuti video yang viral di media sosial (medsos) tersebut. "Per hari ini, kita sudah dapat beberapa info lokasinya, kita koordinasi dengan kepolisian," ucap Sandiaga.

Sandiaga menyampaikan sejumlah WNA yang terdapat dalam video tersebut juga telah dilacak melalui sistem pengenalan wajah dari imigrasi. Namun, Sandiaga belum dapat membeberkan temuan awal tersebut. "Data masih diolah, mohon sabar karena ada asas praduga tak bersalah," lanjut Sandiaga.

Sandiaga juga akan mendorong keterlibatan pemuka adat untuk mengetahui kegiatan usaha di wilayahnya. Pasalnya, Sandiaga mengatakan pemuka adat setempat juga tidak mengetahui kegiatan tersebut setelah adanya Online Single Submission (OSS) yang memang mempermudah perizinan untuk kegiatan usaha.

"Sistem OSS yang terbitkan beberapa izin ini, desa wisata, pemuka adat tidak punya info terkini. Ke depan, kita akan berikan masukan agar kegiatan wisata dikoordinasi dengan desa, pemuka agama, sehingga  harapannya pariwisata ke depan berkualitas, berkelanjutan, menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada di Bali," kata Sandiaga.

 
Berita Terpopuler