China Mengaku tak Ingin Gantikan AS Sebagai Negara Adidaya

China sebut tujuan utama mereka adalah untuk membuat kehidupan rakyat jadi lebih baik

AP / Andy Wong
Hubungan AS dan China.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) Cui Tiankai mengatakan, China tidak memiliki tujuan untuk menggantikan AS sebagai negara adi daya di dunia. Menurutnya, tujuan China adalah untuk membuat kehidupan rakyatnya menjadi lebih baik.

"Tujuan kami adalah untuk memenuhi inspirasi yang berkembang dari rakyat China untuk kehidupan yang lebih baik. Tujuan kami bukan untuk bersaing dengan, atau menggantikan negara lain. Ini tidak pernah menjadi strategi nasional kami," ujar Cui, dalam wawancara kepada CNN.

Pernyataan Cui merupakan tanggapan atas komentar Presiden AS Joe yang mengatakan bahwa China memiliki tujuan untuk menjadi negara terkemuka, negara terkaya, dan negara paling kuat di dunia. Pernyataan Biden terkait dengan pertemuan pejabat tinggi AS dan China di Alaska yang berlangsung cukup sengit. Dalam pertemuan itu, kedua negara saling melontarkan kritik atas kebijakan masing-masing.

Cui mengatakan, pertemuan di Alaska dilakukan pada waktu yang tepat dan membantu kedua belah pihak untuk memiliki pemahaman lebih baik satu sama lain.

Baca Juga

Cui mengatakan bahwa kesalahan di masa lalu harus diperbaiki sebagai prasyarat untuk persaingan sehat. "Bagaimana kita bisa memiliki persaingan yang sehat ketika perusahaan China didiskriminasi? Ketika CEO senior China ditahan tanpa alasan apa pun? Kapan ada seperti itu? upaya yang jelas untuk mempolitisasi segalanya. Ketika ada upaya nasionalisme dan proteksionisme melawan aturan internasional? Jadi untuk memiliki persaingan yang terbuka dan adil, kesalahan masa lalu harus diperbaiki terlebih dahulu," kata Cui.

Cui mengatakan, China tidak bermaksud untuk memecah dunia menjadi kubu-kubu yang berbeda. China juga tidak berupaya membangun pendekatan militer yang konfrontatif. Dia mengatakan bahwa saat ini dunia harus bersatu untuk membangun komunitas bersama demi masa depan.

"Kami tidak berpikir ada upaya untuk memecah dunia menjadi kubu yang berbeda atau bahkan membangun pendekatan militer yang konfrontatif, menurut kami pendekatan semacam ini bukanlah solusi. Sebenarnya, ini adalah masalah tersendiri," ujar Cui.

Dalam wawancara tersebut, Cui juga menanggapi laporan CNN tentang kondisi Muslim Uighur di Xinjiang termasuk laporan dari Amnesty International yang menyatakan bahwa pemerintah China telah memisahkan anak-anak Uighur dari orang tua mereka.

Ketika ditanya tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Pemerintah China di Xinjiang, Cui dengan tegas menepis semua dugaan tersebut.  "China tidak melakukan hal-hal ini. Sangat disayangkan bahwa beberapa orang, termasuk beberapa jurnalis, mereka memulai dengan prasangka dan prasangka yang sangat kuat, itulah masalah mereka. Begitulah mereka sampai pada kesimpulan yang sangat berbeda tentang situasi tertentu, sangat bertentangan dengan fakta nyata,” ujar Cui.

Cui mengatakan bahwa pusat pendidikan yang dibangun di Xinjiang bertujuan untuk mengekang ekstremisme. Menurutnya, pemerintah harus melakukan sesuatu untuk mencegah kemungkinan serangan teror di wilayah itu. Cui mengklaim, pusat pendidikan itu telah berhasil menekan serangan teroris dalam beberapa tahun terakhir.


 
Berita Terpopuler