3 Cara Mikroplastik Pengaruhi Kesehatan Manusia

Dalam satu tahun, manusia mungkin mencerna 100 ribu partikel mikroplastik.

EPA/ALEX HOFFORD
[Ilustrasi] Dua fragmen mikroplastik biru, kemungkinan berasal dari alat tangkap yang dibuang.
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia rentan mengonsumsi mikroplastik. Mikroplastik merupakan partikel dari plastik yang memiliki panjang 5 mm atau lebih kecil.

Partikel-partikel kecil ini bisa ditemukan di mana-mana. Mirkoplastik ini bisa berasal dari berbagai objek yang ditemukan sehari-hari seperti kantong plastik, botol plastik, hingga alas sepatu yang robek. Bahkan, mikroplastik juga bisa dihasilkan dari cucian pakaian sehari-hari. Mikroplastik ini dapat berasal dari bahan kain seperti nilon, akrilik, dan poliester.

"Masker sekali pakai mungkin melepaskan serat mikroplastik ke udara di sekitar kita, tapi manfaat dari menggunakan masker lebih besar dari potensi menghirup seratmikro," ungkap peneliti mikroplastik dari Royal Holloway di University of London Alex McGoran, seperti dilansir Mail Online.

Analisis studi pada 2019 yang dilakukan Royal Society selama satu dekade menunjukkan ada tiga cara mikroplastik dalam mempengaruhi kesehatan hewan dan juga manusia. Berikut ini adalah ketiga cara tersebut.

Saluran Pencernaan
Salah satu cara mikroplastik mempengaruhi kesehatan adalah melalui saluran pencernaan. Ada kekhawatiran bahwa mikroplastik yang masuk ke saluran pencernaan dapat mengganggu mikrobioma.

Baca Juga

Mikrobioma merupakan sekumpulan bakteri baik yang membantu tubuh mencerna makanan dan emregulasi sistem imun. Selain itu, mikroplastik juga dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan sel di usus.

"Dan kemungkinan meningkatkan risiko kanker," jelas peneliti.

Senyawa Kimia
Potensi bahaya lain bisa berasal dari zat kimia yang digunakan untuk membuat plastik. Salah satu contohnya adalah bisphenol A (BPA). Zat kimia ini bisa ditemukan di beberapa produk plastik, salah satunya lapisan plastik di dalam kaleng.

Paparan BPA dapat mengganggu hormon dan berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan, menurut studi pada hewan. Masalah kesehatan tersebut bisa berupa penrunan kesuburan serta masalah pada perkembangan tulang dan otak, juga kanker.

Potensi Senyawa Beracun
Hal lain yang dikhawatirkan menurut studi adalah mikroplastik berpotensi membawa zat kimia beracun ke dalam tubuh. Alasannya, ketika berada di air mikroplastik dapat bersikap seperti magnet bagi insektisida dan senyawa yang ebrpotensi beracun lain.

Senyawa-senyawa ini kemudian akan menyelimuti mikroplastik tersebut. Tak hanya itu, bakteri yang berbahaya juga dapat ikut menempel pada mikroplastik tersebut.

Seberapa Besar Risikonya? Memang sudah ada bukti yang menunjukkan bahwa mikroplastik ditemukan dalam tubuh manusia dan di makanan manusia. Akan tetapi, sistem pencernaan manusia juga efektif dalam mengeliminasi mikroplastik. Sistem pencernaan manusia kemungkinan membuang lebih dari 90 persen mikroplastik yang tertelan.

Meski begitu, penting untuk tetap melakukan tindakan pencegahan dan menurunkan polusi plastik. Salah satunya adalah dengan menggunakan masker yang bisa dipakai ulang dibandingkan masker sekali pakai. Cara lainnya adalah memperpanjang masa pakai baju atau celana yang dimiliki sebelum kemudian membuangnya.

"Polusi plastik di mana-mana. Meski terlalu dini untuk menyimpulkan apakah (polusi plastik) membahayakan kesehatan manusia, kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan tak bisa diabaikan," pungkas McGoran.

 
Berita Terpopuler