Sejarah Kota Makkah dan Berdirinya Ka'bah (2-Habis)

Sampai waktu yang lama, Ka'bah dapat dipertahankan oleh keturunan Nabi Ismail.

Reuters
Sejarah Kota Makkah dan Berdirinya Ka'bah (2-Habis). Kabah di Masjidil Haram
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Ibn Katheer dalam bukunya The Beginning and the End halaman 135, tidak disebutkan secara otentik kapan tepatnya ka'bah dibangun. Ada yang menyebutkan dibangun sebelum Nabi Ibrahim. Apabila mengacu pada ayat tersebut sebagai bukti bahwa Nabi Ibrahim yang membangunnya, maka klaim tersebut pun tidak berdasar. 

Baca Juga

 

Karena yang dimaksud dalam ayat itu adalah, dia hanya diberitahu di mana Baitullah itu akan dibangun." (Tetapi) pada Volume 2 halaman 227 dari buku yang sama, Ibn Katheer berkata: "Ayat-ayat Alquran dengan jelas menunjukkan Ibrahim adalah orang pertama yang membangunnya."

 

Dikatakan oleh Abu Tharr: “Saya bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasul Allah! Masjid mana yang pertama kali dibangun di bumi? Dia menjawab: Masjid Suci (di Makkah). Saya kemudian bertanya: Masjid mana yang dibangun selanjutnya? Dia berkata: Masjid Aqsa (di Yerusalem).” 

 

Kemudian, saya bertanya: "Berapa periode antara pembangunan dua masjid?" Dia (Muhammad) menjawab: "Empat puluh tahun," (Al-Bukhari).

 

Hadits ini menegaskan Nabi Ibrahim yang membangun kedua masjid tersebut, dan bahwa periode antara keduanya adalah 40 tahun. Oleh karena itu, menjadi jelas hal pertama yang didirikan di Makkah adalah Masjid Suci (Ka'bah), dan air pertama yang keluar darinya adalah zamzam.

 

 

Setelah itu, keturunan Nabi Ismail semakin berkembang di daerah Hijaz. Keluarga dan keturunan Nabi Ismail juga terus menjaga dan merawat Ka'bah. 

Sampai waktu yang lama, Ka'bah dapat dipertahankan oleh keturunan Nabi Ismail, hingga suku Khuza'ah mengambil alihnya. Kemudian, 'Amr bin Lahy Al-Khuza'i memperkenalkan penyembahan berhala di Ka'bah. Jumlah berhala kemudian meningkat di Ka'bah dan fenomena ini menyebar ke seluruh Jazirah Arab hingga jumlah berhala di Ka'bah mencapai 360, sebagaimana dinyatakan oleh Al-Kalbi dalam bukunya The Idols 

Tidak berhenti di sana, banyaknya peperangan dan pertikaian antarsuku membuat sumur zamzam terkubur dan tidak dapat ditemukan. Qusay bin Kilab, kakek buyut Nabi Muhammad, secara paksa mengambil alih hak asuh untuk merawat Ka'bah dan menjaganya dari suku Khuza'ah, yang telah menyalahgunakan kewenangannya. Qusay mengumpulkan keluarganya suku Quraisy yang terpencar untuk ditempatkan di sekitar Makkah untuk melindungi Ka'bah. 

Abdul-Muttalib (kakek Rasulullah) melihat dalam mimpinya letak sumur zamzam yang terkubur, hingga Abdul Muttalib meminta daerah itu agar digali dan memulihkan sumur zamzam. Dengan demikian, sumur Zamzam kembali menjadi sumber air bagi para peziarah dan pengunjung serta warga Makkah.

Setelah itu, sebuah peristiwa besar kembali terjadi, yaitu ketika Makkah hendak diserang oleh pasukan Abrahah dengan pasukan gajahnya. Inilah peristiwa yang melatarbelakangi penyebutan tahun gajah sebagai tahun kelahiran Nabi Muhammad.

 

Lihat artikel asli

 
Berita Terpopuler