BKPM: BASF Hingga Tesla akan Investasi di Indonesia

Presiden Jokowi menargetkan realisasi investasi tahun ini mencapai Rp 900 triliun.

Republika/Putra M. Akbar
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, perusahaan mobil listrik Tesla Inc akan merealisasikan investasinya di Tanah Air. Dengan begitu, akan menambah daftar perusahaan sektor mobil listrik yang berinvestasi di Indonesia. 

Baca Juga

Ia menambahkan, perusahaan Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF) juga akan menandatangani kontrak investasi di Indonesia. Hanya saja, Bahlil belum menyebutkan, kapan kedua perusahaan tersebut resmi merealisasikan investasinya. 

"Sebentar lagi BASF sama Tesla (realisasikan investasi di Indonesia)," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Senin (25/1). Dirinya menuturkan, terdapat dua perusahaan lain yang juga siap memarkir dananya di Tanah Air. 

Pertama CATL yang akan berinvestasi sebesar 5,2 miliar dolar AS. Lalu kedua, LG Energy Solution Ltd sebesar 9,8 miliar dolar AS. 

"Ini optimis di 2021. Sekaligus memperbaiki persepsi global dengan berbagai investasi besar masuk Indonesia," kata dia. 

 

Menurutnya, jika keempat perusahaan itu resmi merealisasikan investasi di dalam negeri, maka akan berdampak positif terhadap industri di Indonesia. Apalagi, tahun ini pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 856 triliun, bahkan target Presiden Joko Widodo mencapai Rp 900 triliun. 

Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan, realisasi investasi pada kuartal IV 2020 sebesar Rp 214,7 triliun. Angka itu tumbuh 3 persen secara year on year (yoy), sebelumnya pada kuartal IV 2019 sebesar Rp 208,3 triliun. 

Dari total investasi tersebut, sebesar Rp 111,1 triliun di antaranya merupakan investasi langsung asing atau Penanaman Modal Asing (PMA). Sementara investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 103,6 triliun.

Dengan begitu, PMA naik 5,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 105,3 triliun. Lalu PMDN naik 0,7 persen dibandingkan kuartal IV 2019 yang sebesar Rp 103 triliun.

 
Berita Terpopuler