Tinggalkan Protokol Kesehatan Usai Divaksin Sama Saja Egois

Orang yang sudah divaksin tetap harus mematuhi protokol kesehatan.

ANTARA/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 Sinovac di Rumah Sakit (RS) Umum Pusri Palembang, Sumatera Selatan, Senin (25/1/2021). Presiden Joko Widodo menargetkan sebanyak 181,5 juta rakyat Indonesia akan mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebelum tahun 2021 berakhir.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini, ada saja orang yang beranggapan bahwa orang yang telah divaksin Covid-19 akan kebal terhadap virus SARS-CoV-2. Mereka mengira tidak harus mematuhi protokol kesehatan lagi usai mendapatkan vaksinasi.

Kandidat PhD di Fakultas Kedokteran Universitas Kobe, Jepang, dr Adam Prabata, mengatakan penelitian yang dilakukan di berbagai dunia mengungkap, vaksin hanya bisa mencegah Covid-19 yang bergejala. Itu artinya, orang yang telah divaksin masih berpotensi terpapar Covid-19 yang tidak bergejala dan tetap bisa menularkannya kepada orang lain.

"Egois dong jadinya. Risiko ke diri sendiri kurang, tapi tetap bisa menularkan virusnya kepada yang lain. Saya sering analogikan ini dengan tinju, vaksin itu ibarat kepalan tangan kiri, dan protokol kesehatan tangan kanan. Jadi kalau dua-duanya diterapkan kita bisa memukul virus dengan dua tangan,” kata Adam dalam diskusi virtual bertema "Menangkal Hoaks Seputar Vaksin dan Covid-19", disimak di Jakarta, pada Ahad (24/1).

Baca Juga

Baca juga : Minyak Kayu Putih dan Uap Air Panas Bukan Obat Covid-19anas-bukan-obat-covid-19

Adam juga menyatakan bahwa sejauh ini belum banyak penelitian yang mengungkap bahwa vaksin bisa mencegah penularan Covid-19. Memang ada dua studi yang menyimpulkan vaksin bisa mencegah penularan, namun studi ini belum cukup kuat.

“Di dunia medis itu kalau belum kuat atau jelas akurat atau tidak, jangan digembar-gemborkan. Daripada nanti malah ngasih rasa aman palsu ke masyarakat,” jelas Adam.

Banyak juga masyarakat yang bertanya apakah jika ada anggota keluarga yang divaksin, ia mesti isolasi mandiri terlebih dahulu sebelum bercengkrama dengan keluarga lain. Menurut Adam, itu tidak perlu.

Divaksin bukan berarti orang tersebut positif Covid-19. Jadi, ia tetap bisa berkumpul seperti biasa dengan keluarga di rumah tanpa memakai protokol kesehatan.

Namun, jika ia pergi keluar atau bertemu dengan orang yang tidak satu rumah, orang yang telah divaksin tetap wajib mematuhi protocol kesehatan. Lalu sampai kapan protocol kesehatan diterapkan?

Menurut Adam, protokol kesehatan bisa dikesampingkan jika sudah terbentuk kekebalan kawanan atau sampai diketahui pasti bahwa vaksin Covid-19 memang terbukti ampuh melawan Covid-19.

 
Berita Terpopuler