Tolak Dikaitkan China, Nama Buah Naga Diganti di Gujarat

Nama buah naga diganti dengan bahasa sansekerta 'kamalam'.

Antara
Buah Naga
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, AHMEDABAD -- Pemerintah di negara bagian asal Perdana Menteri India Narendra Modi di Gujarat telah memutuskan untuk mengubah nama buah naga. Langkah ini dilakukan karena nama asli buah tersebut berkaitan dengan China.

"Pemerintah Gujarat telah memutuskan kata 'buah naga' tidak sesuai, dan dikaitkan dengan China. Bentuk buahnya seperti teratai, dan karenanya kami memberinya nama Sansekerta baru, kamalam. Tidak ada yang politis tentang itu," kata Menteri Utama Gujarat, Vijay Rupani, pada Selasa (19/1).

Teratai atau kamal dalam bahasa Hindi adalah simbol dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa. Rupani yang berasal dari BJP menyatakan, buah tersebut selanjutnya akan dikenal sebagai kamalam di negara bagian tersebut.

Perkembangan itu terjadi beberapa bulan setelah Modi memuji para petani dalam program radio untuk membudidayakan buah naga di wilayah gersang Kutch di Gujarat. "Setelah itu para petani mendekati saya, dan menyarankan untuk mengganti nama buah naga menjadi kamalam," kata Anggota Parlemen BJP dari Kutch, Vinod Chavda.

Baca Juga

Petani bernama Haresh Thakkar menyatakan, ada lebih dari 200 petani di Kutch saja yang menanam buah naga lebih dari 1.500 hekta. "Nama buah India akan membawa lebih banyak kebahagiaan bagi kami. Kami rasa tingkat penerimaan buah ini juga akan meningkat jika dipandang sebagai buah India," kata Thakkar yang sudah lima tahun menanam buah naga.

Buah ini juga ditanam di negara bagian tetangga Maharashtra dan di timur laut India. Tidak ada tanda-tanda bahwa pemerintah daerah itu berencana melakukan perubahan nama pula.

Anggota Kongres oposisi menyebut perubahan nama itu tipu muslihat. "Pemerintah tidak memiliki apa pun yang berharga untuk ditampilkan sebagai pencapaian, dan sedang berusaha mengalihkan perhatian dari masalah nyata," kata juru bicara Kongres Gujarat, Manish Doshi.

India dan China saat ini terkunci dalam kebuntuan militer di sepanjang perbatasan Himalaya yang diperebutkan. New Delhi menanggapi kematian 20 tentaranya pada Juni dengan melarang aplikasi buatan China dan membatasi impor.

 
Berita Terpopuler