Airlangga: IHSG Diprediksi Tembus 7.000 di Akhir 2021

Optimisme terhadap IHSg didorong turunnya risiko ketidakpastian di pasar keuangan.

Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan kondisi pasar keuangan Indonesia terus menunjukkan perbaikan dan tren positif. Ia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 6.800-7.000 pada akhir 2021 nanti.
Rep: Retno Wulandhari  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan kondisi pasar keuangan Indonesia terus menunjukkan perbaikan dan tren positif. Ia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 6.800-7.000 pada akhir 2021 nanti. 

Baca Juga

"Hal tersebut mengingat pada 22 Desember 2020 IHSG sempat menyentuh level 6.165 walaupun pada akhirnya sedikit di bawah 6.000," kata Airlangga di acara Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021, Senin (4/21).

Menurut Airlangga, optimisme tersebut didorong oleh menurunannya risiko ketidakpastian di pasar keuangan global yang tercermin dari volatility index dan credit default index yang sudah semakin membaik. Selain itu, optimisme juga didirong oleh perkembangan isu vaksin Covid-19. 

Seperti diketahui, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac telah mulai didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia. Airlangga berharap pendistribusian vaksin ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia. 

Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga mulai menguat terhadap dolar AS. Dalam beberapa bulan terakhir nilai rupiah terapresiasi ke kevel Rp 14.050. Airlangga melihat, baik IHSG maupun nilai tukar rupiah, telah mendekati level sebelum pandemi. 

Sementara itu, BEI menargetkan sebanyak 30 perusahaan akan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) di 2021. Dari target tersebut, Airlangga berharap, jumlah dana yang terhimpun bisa meningkat signifikan.  

"Apalagi SBN (Surat Berharga Negara) sekarang sudah sangat rendah. SBN yang rendah dengan yield sekitar 3,46 persen bisa mendorong lebih banyak IPO atau mendorong perusahaan mencari dana ke pasar modal," tutur Airlangga.

 

 
Berita Terpopuler