Subsidi Meringankan Beban Industri Penerbangan 

Maskapai berharap stimulus penerbangan berlanjut hingga tahun depan;

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Aktivitas penerbangan saat Inagurasi First Flight di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Kamis (20/8). Bandara Husein Sastranegara Bandung yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) melayani kembali penerbangan pesawat jet. Hal tersebut seiring dengan terbitnya surat Nomor AU.004/3/20/DRJU.DAU.2020 perihal Penataan Rute Penerbangan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Foto: Abdan Syakura/Republika
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat industri penerbangan sangat terimbas karena adanya pembatasan aktivitas yang dilakukan masyarakat. Trafik penumpang dan pesawat turun drastis hingga membuat maskapai banyak yang memarkirkan pesawatnya di bandara karena demand berkurang. 

Baca Juga

Setelah berbulan-bulan pandemi melanda Indonesia, pada akhirnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan stimulus penerbangan melalui penghapusan pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau passenger service charge (PSC) yang selama ini ditanggung penumpang pesawat karena masuk dalam komponen biaya tiket pada 23 Oktober 2020. Dengan begitu, penumpang pesawat tidak perlu membayar airport tax dan harga tiket jadi lebih murah. 

“Insentif ini diberikan kepada penumpang. Setiap penumpang tidak akan dibebani PSC, ini akan dikeluarkan dari komponen biaya tiket,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/10). 

Novie mengatakan, total insentif transportasi kepariwisataan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020 yang diberikan sekitar Rp 216,5 miliar. Dari total tersebut terbagi sekitar Rp 175 miliar untuk PJP2U dan sekitar Rp 40,8 miliar untuk kalibrasi fasilitas penerbangan. 

Penghapusan PSC tersebut berlaku di 13 bandara sejak 23 Oktober hingga 31 Desember 2020 untuk penerbangan domestik. Semua bandara tersebut yakni Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta, Tangerang (CGK), Hang Nadim, Batam (BTH), Kualanamu, Deliserdang (KNO), I Gusti Ngurah Rai, Denpasar (DPS), Yogyakarta Internasional, Kulon Progo (YIA), dan Halim Perdanakusuma, Jakarta (HLP). Begitu juga di Bandara Internasional Lombok, Praya (LOP), Jenderal Ahmad Yani, Semarang (SRG), Sam Ratulangi, Manado (MDC), Komodo, Labuan Bajo (LBJ), Silangit (DTB), Blimbingsari, Banyuwangi (BWX), dan Adi Sucipto, Yogyakarta (JOG).

 

Dengan adanya subsidi tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) berkomitmen memaksimalkan stimulus PSC yang diberikan pemerintah di Bandara Soekarno-Hatta, Kualanamu, Halim Perdanakusuma, Silangit dan Banyuwangi. Stakeholder di 5 bandara tersebut akan berkolaborasi agar stimulus ini dapat mengoptimalkan peran sektor penerbangan dalam mendukung perekonomian di tengah pandemi.

“Dukungan yang diberikan pemerintah harus dimanfaatkan secara maksimal, sehingga aktivitas perekonomian tetap terjaga di tengah pandemi," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.

Awaluddin memastikan stimulus tersebut dapat berdampak positif pada peningkatan lalu lintas penerbangan. Untuk itu, Awaluddin mengatakan AP II bersama stakeholders akan memanfaatkan stimulus ini secara maksimal.  

Dia yakin terdapat lima dampak positif sejalan dengan stimulus tersebut. Pertama, stimulus tersebut dapat meningkatkan utilisasi slot time penerbangan di atas 40 persen.

Warga mengantre di lokasi tes cepat (rapid test) COVID-19 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (23/12/2020). Pengelola Bandara Ngurah Rai, mulai Rabu (23/12) menambah fasilitas layanan Rapid Test Antigen menjadi dua titik di kawasan terminal domestik bandara yang mampu melayani sekitar 1.000 orang warga setiap harinya. - (FIKRI YUSUF/ANTARA )

AP II mencatat rekor trafik penerbangan tertinggi pada 28 Oktober 2020. Awaluddin mengatakan salah satu faktor yang menyebabkan kondisi tersebut yakni subsidi PSC yang diberikan pemerintah di lima bandara AP II.

“Jumlah penumpang di lima bandara AP II yang mendapatkan stimulus tersebut pada 28 Oktober adalah 79.938 orang, atau mencapai sekitar 72,32 persen dari total penumpang di 19 bandara,” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (29/1).

Sementara itu, AP I juga menilai stimulus tersebut akan sangat berpengaruh bagi industri penerbangan. "Stimulus penerbangan Stimulus PSC merupakan salah satu faktor pendorong potensi peningkatan penumpang, selain memang terdapat periode libur panjang,” kata Vice President Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan.

Handy mengatakan, stimulus tersebut juga akan mempengaruhi potensi peningkatan penumpang pada periode libur panjang Natal dan Tahun Baru. Selain itu, Handy menilai faktor kondisi psikologis masyarakat yang sebagian besar menginginkan untuk melakukan aktivitas di ruang publik juga sangat mempengaruhi.

 

Stimulus tersebut juga nyatanya mampu mendorong peningkatan penjualan tiket Garuda Indonesia Group. “Hal ini tentu saja memberikan dampak positif dengan meningkatnya pembelian jumlah tiket khususnya menjelang libur panjang akhir tahun," kata VP Corporate Secretary anda CSR Citilink Indonesia Resty Kusandarina kepada Republika.co.id, Jumat (30/10).

Resty mengakui terjadi peningkatan penjualan tiket Citilink Indonesia pada akhir Oktober 2020. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah penerbanagn Citilink di atas 10 persen. 

Terlebih, Resty mengatakan, Citilink juga sudah menurunkan harga tiket setelah stimulus PSC berlaku sejak 23 Oktober 2020. “Citilink menurunkan harga publish tiket penumpang hingga sebesar 15 persen sesuai dengan program rute-rute yang mendapatkan stimulus dari pemerintah,” ungkap Resty.

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui pada libur akhir Oktober 2020 juga terjadi peningkatan pembelian tiket. Irfan menilai momen libur panjang dan stimulus PSC sangat berdampak positif.

Sejumlah calon penumpang berjalan menuju pesawat tujuan Sumbawa di Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat (24/7/2020). - (ANTARA/AHMAD SUBAIDI)

Sebentar lagi, subsidi penerbangan yang diberikan pemerintah melalui potongan PSC dalam komponen tarif tiket pesawat akan segera berakhir pada 31 Desember 2020. Maskapai mengharapkan subsidi pemerintah tersebut dapat berlanjut pada 2021

“Saya dan teman-teman operator lainnya masih terus diskusi tentang kemungkinan itu bisa dieksekusi tanpa putus setelah 31 Desember selesai,” kata Irfan dalam konferensi video public expose, Selasa (15/12).

Seperti informasi yang diungkapkan sebelumnya, kata Irfan, Kemenhub memiliki niat untuk melanjutkan stimulus tersebut pada 2021. Terlebih, stimulus yang diberikan untuk penerbangan domestik tersebut menimbulkan dampak positif pada peningkatan jumlah penumpang dan trafik penerbangan.

“Tentu saja setelah pemerintah mengumumkan, kami akan memberikan informasi ke publik bahwa stimulus ini akan dilanjutkan sampai kapan dan untuk bandara mana saja karena ini kan hanya untuk 13 bandara,” jelas Irfan.  

Irfan mengakui, dengan adanya subsidi tersebut sejak 23 Oktober 2020 menunjukkan dampak yang baik. Dia menuturkan, Garuda Indonesia mengalami peningkatan jumlah penumpang khususnya di rute tertentu yang mendapatkan stimulus tersebut.

 

“Peningkatan jumlah penumpang didapatkan dari banyak inisiatif, salah satunya stimulus PSC ini,” tutut Irfan.

 
Berita Terpopuler