Inovasi Teknologi Antariksa Indonesia Perlu Dikembangkan

Nilai ekonomi antariksa global diproyeksikan akan meningkat pada 2040.

EPA-EFE/WU HONG
Nilai ekonomi antariksa global diproyeksikan akan meningkat pada 2040 (Foto: ilustrasi teknologi antariksa)
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mendorong pengembangan inovasi teknologi dan eksplorasi antariksa secara optimal untuk Indonesia Emas 2045. Ia menilai, Indonesia merupakan negara yang diberkahi dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) berlimpah, baik di darat maupun di laut.

"Selama ini kita hanya terpaku apa yang ada di permukaan bumi dan mulai masuk ke permukaan laut saja, tapi tentunya kita tahu di udara sampai antariksa sebenarnya itu adalah bagian sumber daya alam kita yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Bambang, saat menjadi pembicara kunci Webinar Nasional Kebijakan Penerbangan dan Antariksa, Rabu (16/9).

Bambang mengatakan, nilai ekonomi antariksa global diproyeksikan akan meningkat menjadi lebih dari 1 triliun dolar AS per tahun pada 2040. Oleh karena itu, ia menilai Indonesia perlu mengambil peran pada ekonomi yang saat ini banyak dilirik negara-negara di dunia.

Ia mengungkapkan sejumlah langkah pendekatan yang dapat dilakukan dalam menatap eksplorasi angkasa luar yakni memanfaatkan penguasaan teknologi. Selain itu perlu penguatan kualitas sumber daya manusia yang adaptif terhadap riset dan inovasi terkait ilmu antariksa.

"Selain harus tetap fokus pada industri satelit dan roket, tentu dengan membangun bandara antariksa lebih menguntungkan daripada hanya menciptakan roket saja. Kalau bisa kita jadikan Bandara Antariksa Biak ini sebagai pintu masuk ke dalam bisnis antariksa dunia, diiringi dengan penguasaan ilmu dan teknologi keantariksaan yang mumpuni," kata dia lagi.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler