Penjualan Online Kurangi Titik Penampungan Hewan Qurban

Penjualan secara online diduga mengurangi jumlah titik penampungan hewan qurban

Republika/Putra M. Akbar
Calon pembeli melihat kondisi kambing qurban untuk dibeli di kawasan Klender, Jakarta, Ahad (1/7). Penjualan secara online diduga mengurangi jumlah titik penampungan hewan qurban. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penjualan hewan qurban secara daring (online) diduga menjadi pemicu berkurangnya lokasi penampungan hewan qurban secara signifikan di Jakarta Pusat (Jakpus) pada H-7 Idul Adha 1441 Hijriah.

"Selain karena pandemi Covid-19, bisa jadi penjual hewan kurbannya tidak lagi buka lapak karena sudah menjual secara daring," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas (Kasudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat, Suharini Eliawati saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Suharini mengatakan dari 37 titik penampungan hewan kurban di Jakarta Pusat, rata-rata hewan yang sudah ditampung sudah dipesan sebelumnya. "Karena masa Covid-19 ini, ternyata sebagian besar dari hewan yang dikirim ke Jakarta Pusat itu sudah by order, yang artinya memang dikirim karena sudah ada pemesannya," kata Suharini.

Suharini mengatakan masih sangat memungkinkan terjadi penambahan jumlah hewan qurban yang masuk ke wilayah Kota Jakarta Pusat dalam beberapa hari menjelang Idul Adha 1441 Hijriah. "Masih bisa bertambah terus jumlahnya. Nanti pada 31 Juli baru bisa tahu jumlah hewan yang masuk dan dipotong di Jakarta Pusat," jelas Suharini.

Hingga Jumat (24/7) tercatat ada sekitar 1.600 hewan kurban yang masuk ke wilayah Jakarta Pusat. Seluruhnya sudah menjalani pemeriksaan dari Suku Dinas KPKP Jakarta Pusat.

Sepekan jelang perayaan Idul Adha 1441H, hanya ada 37 titik penampungan hewan kurban di Jakarta Pusat. Angka tersebut menunjukkan penurunan signifikan dari jumlah titik-titik penampungan hewan qurban jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 155 di masa H-7 sebelum Idul Adha.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler