Ketua Komisi I DPR Bersyukur Prabowo tak Bongkar Data Pertahanan Saat Debat

Data pertahanan tidak dibuka secara sembarangan dan masuk kategori rahasia.

Senin , 08 Jan 2024, 14:21 WIB
Ketua Komisi I DPR RI Meutya mengatakan data pertahanan bersifat rahasia. (ilustrasi)
Foto: DPR
Ketua Komisi I DPR RI Meutya mengatakan data pertahanan bersifat rahasia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid menyatakan rasa hormatnya pada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang tidak terpancing untuk membuka data pertahanan Indonesia saat dicecar oleh capres lain dalam debat tadi malam (7/1/2024). Prabowo merupakan Menteri Pertahanan aktif yang mitra kerjanya di DPR adalah Komisi I.

“Alhamdulillah, Pak Prabowo tidak terpancing untuk membuka data pertahanan kita. Menurut saya ini bentuk kenegarawanan, mementingkan negara di atas politik, meski sudah dicecar sebegitu rupa" kata Meutya lewat keterangan tertulisnya, Senin (8/1/2024). 

Baca Juga

Meutya menjelaskan, data pertahanan tidak dibuka secara sembarangan. Sebab, data pertahanan masuk kategori rahasia dan hanya bisa diketahui oleh kalangan tertentu.

Menurut dia, para capres yang meminta Prabowo untuk membuka data pertahanan Indonesia saat debat berarti tidak memahami risiko mengumbar data pertahanan di depan publik. "Apalagi debat diperhatikan oleh seluruh dunia. Jika dibicarakan di publik sama saja membuka rahasia pertahanan kita ke negara lain," ujarnya.

Lebih lanjut, politikus Partai Golkar itu menyebut, pembahasan pertahanan seharusnya menjadi topik yang mempersatukan para capres. Pasalnya, isu pertahanan, apalagi data pertahanan, sangat berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia.

"Memanfaatkan data pertahanan yang sifatnya rahasia untuk menyudutkan lawan politik mestinya tidak terjadi. Negara lain sangat berkepentingan terhadap isu pertahanan ini," ujarnya.

Meutya kemudian mengimbau rakyat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin kedepan, karena kedaulatan negara dipertaruhkan. Apalagi, kondisi geopolitik dunia saat ini sedang rentan dan bisa berdampak terhadap Indonesia.

"Untuk itu kita butuh pemimpin kuat yang bisa menjamin kedaulatan negara untuk membawa kita menghadapi tantangan dunia. Seorang pemimpin negarawan yang memikirkan negara diatas kepentingan lain, apalagi ambisi politik pribadinya," katanya.

Dalam debat capres yang berlangsung sengit di Istora Senayan, Jakarta tadi malam, Prabowo Subianto berkali-kali menyebut data pertahanan yang disampaikan capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo salah. Prabowo mengajak dua kompetitornya itu untuk bertemu agar bisa menjelaskan data pertahanan yang sesungguhnya. 

Prabowo enggan membeberkan data pertahanan saat debat. Namun, Anies dan Ganjar bersikeras agar Prabowo mengungkapkan data yang benar saat debat berlangsung. Hingga debat usai, Prabowo tetap tak membuka data pertahanan RI.