BKSAP DPR: Kabupaten Jembrana Miliki Keunggulan Pariwisata

DPR memiliki peran penting mengakselerasi pembangunan khususnya sektor pariwisata

Rabu , 01 Sep 2021, 08:33 WIB
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana saat memimpin kegiatan BKSAP SDGs Day di Kabupaten, Jembrana, Bali, Selasa, (31/8).
Foto: DPR
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana saat memimpin kegiatan BKSAP SDGs Day di Kabupaten, Jembrana, Bali, Selasa, (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI memiliki peran penting dalam pencapaian SDGs pada tingkat nasional dan juga di tingkat lokal, dalam rangka mengakselerasi pembangunan berkelanjutan khususnya pada sektor pariwisata. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana saat memimpin kegiatan BKSAP SDGs Day di Kabupaten, Jembrana, Bali, Selasa, (31/8).

“Bali sebagai destinasi wisata utama Indonesia dan Kabupaten Jembrana secara spesifik memiliki keunggulan sektor pariwisata yang bisa dijadikan sektor penggerak pencapaian SDGs dan pemulihan ekonomi,” ungkap Putu, dalam siaran persnya.

Baca Juga

Lebih lanjut, Putu sampaikan bahwa, Kabupaten Jembrana juga memiliki potensi lainnya, seperti letak geografis yang strategis, Jembrana menjadi pintu gerbang utama di Bali bagian barat  yang menghubungkan dengan Pulau Jawa dimana para wisatawan baik domestik maupun mancanegara banyak melakukan transit.

“Oleh karena itu, kami berkunjung ke Jembrana guna menyuarakan program-program yang ada di pusat, yang mungkin saja bisa disalurkan ke daerah. Jembrana memiliki potensi yang begitu luar biasa, bukan hanya pada bidang seni budaya saja seperti makepung, jegog dan kulinernya, tetapi saya baru tahu juga potensi tenunnya yang luar biasa,” ungkapnya.

photo
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana saat memimpin kegiatan BKSAP SDGs Day di Kabupaten, Jembrana, Bali, Selasa, (31/8). - (DPR)

 

Politikus Partai Demokrat ini juga sampaikan bahwa Jembrana juga memiliki potensi perikanan dan kelautan yang dapat menjadi kekuatan utama untuk bersinergi dengan kekuatan perekonomian sebagai destinasi pariwisata.

“Jembrana juga memiliki sekolah di bidang kesehatan sehingga dapat mencetak banyak tenaga untuk program-program penanganan Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan yang nampaknya akan terus wajib untuk dilaksanakan,” ujar Putu.

Sementara terkait pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi, Putu berharap segera bisa terealisasi. Seperti diketahui tol ini akan melewati lima kecamatan di Jembrana sepanjang 54 kilometer (km), nantinya total keseluruhannya sepanjang 95 km.

“Ini kita akan kawal juga, agar waktu tempuh yang sebelumnya lama bisa dipangkas sehingga lebih cepat, bukan sampai disana saja  secara desain juga harus menampung kearifan lokal, agar dijalan itu juga mengakomodir masyarakat lokal untuk bisa menjual produk UMKM-nya, dan perekonomian masyarakat juga di-support. Jadi bukan jalannya saja yang penting, namun lebih kepada memberikan dampak atau sumbangsih yang besar kepada msyarakat dalam pembangunan ekonomi,” ujarnya.

“Kami hadir dari ada komis VI, ada komisi IV, V, IX, XI dan komisi VIII, ini menjadi bedanya BKSAP karena yang hadir adalah lintas fraksi dan lintas komisi. Jika hanya komisi yang hadir hanya fokus pada satu hal, tapi BKSAP hadir guna menampung berbagai hal,” pesan Putu.

“Kami juga sudah berkomitmen menjadi duta penyuara bagi Kabupaten Jembrana, melihat dari  potensi yang luar biasa dimiliki oleh Kabupaten Jembrana dan kita akan kawal itu dengan baik. Nantinya kami sangat setuju Jembrana Kembali Jaya, Jembrana Kembali Bangkit, dan Jembrana Bahagia untuk mewarnai perekonomian di Bali disamping pariwisata yang maju,” pesannya.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir, dan Anggota BKSAP DPR RI Arzeti Bilbina, Muslim, Hasani Bin Zuber, dan Syahrul Aidi Maazat, Bupati dan Wakil Bupati Jembrana, Jajaran Pemerintah Kabupaten Jembrana yang terkait, Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Jembrana, Akademi Komunitas Negeri Jembrana / Politeknik Negeri Bali, Kelompok Seni Budaya Jegog dan Kelompok Seni Budaya Makepung.