Oleh : Rusdy Nurdiansyah/Jurnalis Senior Republika
***
Tabuhan musik khas Timur Tengah berikut sajian tarian perut yang eksotik memecah keheningan malam dengan hamparan cahaya lampu yang menerpa Sungai Nil.
Aku menyempatkan nongkrong di kafe di pingiran Sungai Nil untuk sejenak menikmati malam dengan sepoi angin yang menyisir cukup dingin di kota pusat peradaban agama Islam ini.
Aku hanya memesan satu gelas teh hangat dan satu paket “sheesha” (water pipe), rokok tabung khas Mesir yang disedot dengan pipa sepanjang setengah meter. Aku juga menikmati hilir mudiknya maratun jamellatun (gadis-gadis cantik). Gadis-gadis Mesir dengan paduan jiibab-nya yang modis tampak cantik di malam hari.
Namun, di siang hari, secara umum gadis-gadis Mesir tidak secantik di malam hari atau seperti mitosnya Cleopatra. Pada umumnya wanita Mesir, dagunya lancip, bibirnya tebal, hidungnya sangat mancung, dan badannya terlalu besar.
Wajahnya di poles penuh dengan make-up. Dan, parahnya lagi, badannya bau keringat menyengat. Setidaknya, hal itu pernah aku rasakan saat sempat berfoto bersama dengan dua orang gadis Mesir.
Mungkin, orang Mesir jarang mandi, karena memang penggunaan air dibatasi. Kami di hotel hanya puas mandi di pagi hari, siang hari hingga malam, air mengalir kecil dan hanya cukup untuk mencuci wajah.
"Cantiknya gadis-gadis Mesir itu cuma tiga hari. Itupun kalau di malam hari," ujar Andy Arsyil, pemeran Furgon dalam film KCB.