DPR Promosikan Pancasila ke Pimpinan Parlemen 5 Negara

Senin , 02 Oct 2017, 13:35 WIB
Wakil Ketua DPR RI Kordinator bidang Kesejahteraan rakyat, Fahri Hamzah (tengah) memimpin delegasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Istanbul, Turki, selama dua hari 28-29 September 2017.  .
Foto: dpr
Wakil Ketua DPR RI Kordinator bidang Kesejahteraan rakyat, Fahri Hamzah (tengah) memimpin delegasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Istanbul, Turki, selama dua hari 28-29 September 2017. .

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Wakil Ketua DPR RI Kordinator bidang kesejahteraan rakyat Fahri Hamzah menjelaskan Pancasila yang dianut Indonesia telah berhasil menunjukan kekuatannya dalam berbagai ujian stabilitas. Hal tersebut diungkapkannya dalam sidang pimpinan Parlemen Multilateral yang tergabung dalam MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia), Istanbul, Kamis (27/9).

 

"Pancasila berhasil mengatasi berbagai persoalan kecemasan yang kadang-kadang justru dicurigai berasal dari negara lain yang sengaja memproduksinya," ujar Fahri yang memimpin delegasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Istanbul, Turki, selama dua hari 28-29 September 2017.  

 

Pada kesempatan itu, Fahri sengaja mempromosikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat universal dan kebenarannya tidak bisa digugat. Ia menilai kemungkinan di banyak negara tidak terlalu paham bahwa akar permasalahan dalam isu kemanusiaan adalah pemahaman yang keliru tentang kesetaraan dan persaudaraan. Kecemasan di manufaktur sehingga menimbulkan kebencian dan xenophobia.

 

Dia meniturkan saat ini dunia memang diwarnai isu mobilisasi meliputi migrasi dan pengungsi. Jika migran yang lebih menyangkut pencari kerja bermakna ekonomis bagi negara, maka pengungsi lebih ke pencarian suaka, maknanya bisa berupa ancaman. Pada kesempatan itu, Pimpinan Parlemen lima negara menginginkan nasionalisme yang berlebihan tidak boleh menghalangi negara untuk menolong negara lain dengan landasan kemanusiaan.

 

"Ke depan harus ada kerjasama yang lebih intensif diantara negara-negara MIKTA untuk bisa menyelesaikan krisis kemanusiaan baru yang sedang terjadi," kata Fahri.