Komisi VIII Dukung IAIN Palu Menjadi UIN

Selasa , 08 Aug 2017, 14:09 WIB
Ketua Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VIII DPR RI, Noor Achmad saat berkunjung ke Palu, Sulawesi Tengah.
Foto: Dok Humas DPR RI
Ketua Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VIII DPR RI, Noor Achmad saat berkunjung ke Palu, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VIII DPR RI, Noor Achmad, merasa senang dan bangga melihat perkembangan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah. Selain infrastruktur yang sedang disiapkan, IAIN Palu juga memiliki dosen sebanyak 180 orang, guru besar sebanyak empat orang, doktor 65 orang, dan sisanya master (tidak ada lagi dosen yang berkualifikasi S1).

 

“Melihat kondisi itu, maka Komisi VIII tidak akan ragu-ragu untuk mem-back up apa yang diinginkan IAIN Palu menjadi UIN (Universitas Islam Negeri),” kata Noor dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (8/8).

Hanya saja, kata politikus dari Partai Golkar ini, mengatakan untuk menjadi UIN,guru besarnya perlu ditambah. Meski demikian Komisi VIII saat ini sedang fokus dalam pengembangan perguruan tinggi (PT) di Indonesia bagian timur.

 

Noor mengatakan Komisi VIII berjuang gigih saat menjumpai Wakil Presiden Jusuf Kalla soal rencana pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dengan mengusulkan anggaran Rp 88 miliar. Komisi VIII menolaknya. Mereka DPR mengajukan syarat supaya utang-utang kepada guru yang mendapatkan dana sertifikasi harus dibayar terlebih dulu. “Itu persyaratan utama dan atas perjuangan Komisi VIII utang tersebut sudah dibayarkan sebanyak Rp 4,6 triliun,” ujarnya.

 

Syarat lain, kata dia, Komisi VIII juga meminta supaya jangan menomorduakan UIN atau IAIN yang sudah ada. “Adanya UIII jangan sampai mengkerdilkan atau membonsai UIN, STAIN  atau IAIN. Justru perguruan-perguruan Islam itu harus diperkuat,” kata dia.

 

IAIN Palu menjadi bagian terpenting bagi perjuangan Komisi VIII untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Agama. Setelah ada perkembangan dengan disediakannya lahan 124 hektare, maka dalam periode DPR sekarang diharapkan sudah ada hasilnya.

 

Rektor IAIN Palu, Zaenal Abidin, mengatakan pihaknya mengutamakan infrastruktur termasuk semua dosen miliki kualitas bagus, maka tidak terlalu lama untuk mengubah menjadi UIN. “Pasti tim yang turun akan mengatakan, IAIN Palu layak menjadi UIN,” kata dia.

 

Menurut Zaenal, saat ini di kawasan Indonesia Timur hanya ada satu UIN yaitu UIN Alauddin di Makassar, padahal wilayahnya ada sembilan provinsi. Sementara di Jawa Timur ada dua UIN, sementara di provinsi di Sumatra hampir semuanya sudah ada UIN. " Dari Aceh, Medan, Palembang, Jambi hingga Lampung, sedangkan di Indonesia Timur baru satu UIN, karena baru satu maka IAIN Palu ingin menjadi UIN yang kedua," ujar Zaenal.