DPR Sampaikan Duka Cita atas Meninggalnya Raja Thailand

Jumat , 14 Oct 2016, 15:36 WIB
Warga Bangkok berkumpul di depan rumah sakit tempat Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand, Kamis (13/10)
Foto: EPA/Runrog Yongrit
Warga Bangkok berkumpul di depan rumah sakit tempat Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand, Kamis (13/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja Thailand Bhumibol Adulyadej meninggal dunia di usia 88 tahun, pada Kamis (13/10) setelah sakit selama beberapa tahun terakhir. Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya raja yang telah memimpin Thailand sejak naik 9 Juni 1946 itu.

“Saya mengenal Raja Bhumibol sebagai raja yang merakyat, hidup sederhana dengan kepribadian yang bersahaja sehingga sangat wajar jika sang Raja sangat dicintai rakyatnya,” ungkap Taufik dalam pesan tertulis yang diterima Parlementaria, Jumat (14/10).

Menurut dia, selama 70 tahun Raja Bhumibol memimpin kerajaan Thailand, telah banyak peristiwa politik yang dialami oleh Raja Bhumibol. Termasuk peristiwa kudeta militer yang terjadi sebanyak 17 kali di Thailand.

“Yang paling saya ingat adalah kudeta terhadap PM Thaksin Shinawatra  pada 2006 dan PM Yingluck Shinawatra  pada 2014. Namun, karena ketokohan Raja Bhumibol yang sangat dikagumi dan dihormati oleh rakyat,  mampu menyatukan kembali kekuatan politik negaranya. Atas dasar itulah, sang raja dijadikan sebagai Bapak Bangsa Thailand yang posisinya di atas kekuatan politik,” kenang Taufik.

Hingga usia 88 tahun, sambung Taufik, Raja Bhumibol merupakan raja yang paling lama memimpin sebuah kerajaan di dunia. Ia pun mendengar kabar, dalam beberapa tahun terakhir ini, jika kondisi kesehatan raja memang terus menurun, namun semangat untuk menjaga rakyat, bangsa dan negara tetap bergelora hingga akhir hayatnya. “Itu yang harus kita contoh dan teladani,” kata dia.

Dia berharap pengganti Raja Bhumibol dapat melanjutkan cara dan gaya kepemimpinannya sebagai Raja Thailand, menjaga rakyat, bangsa dan negara Thailand. “Selain itu tetap menjaga hubungan bilateral dan multilateral dengan negara khususnya Indonesia,” harap politisi asal dapil Aceh itu.

Sumber : pemberitaan DPR