Sinergi SMK dan Industri Jadi Kunci Peningkatan Daya Saing

Rabu , 14 Sep 2016, 08:01 WIB
Risa Mutiara, siswa SMK 38 Jakarta saat berkreasi dengan menu Red Fruit Dragon Pie di ajang Lomba Kreasi Aneka Resep yang digelar Bogasari, Senin (29/8).
Foto: Bogasari
Risa Mutiara, siswa SMK 38 Jakarta saat berkreasi dengan menu Red Fruit Dragon Pie di ajang Lomba Kreasi Aneka Resep yang digelar Bogasari, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra tidak heran dengan industri di Thailand yang merajai dunia. Menurut dia, Thailand sudah bisa memadukan ketrampilan di sekolah vokasi dengan industri. Sehingga hasil produknya bisa bersinergai. SDM dari sekolah vokasi menjadi pelaku tenaga ahli di bidang industri.

“Maka tak heran untuk beberapa bidang industri Thailand merajai dunia dengan tenaga terampilnya, seperti industri kemasan buah olahan, negara Eropa dan Amerika pun memakai SDM mereka sebagai tenaga ahli,” kata Sutan, usai memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi X DPR ke Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Dia berharap sekolah-sekolah vokasi diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran. Sekolah vokasi diharapkan mampu menyiapkan lulusannya sebagai tenaga kerja terampil.  

“Sekolah-sekolah vokasi diperdayakan, sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan memaksimalkan kompetensi anak-anak bangsa,” kata Sutan.

Sutan mengatakan tenaga kerja terampil siap pakai dibutuhkan agar bisa bersaing dalam era pasar bebas regional ASEAN atau MEA. Untuk menghasilkan tenaga kerja tersebut, kata dia, sangat tergantung dari keseriusan mengembangkan SMK pada saat ini.

Dalam kesempatan itu, Komisi X juga menyalurkan dana bantuan kepada 700 SMK di Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan dana Rp 364 miliar untuk peningkatan pendidikan vokasi atau SMK di Jatim. Anggaran yang difokuskan untuk sarana dan prasarana di SMK itu bertujuan mendorong penguatan vokasi di Indonesia.

Sutan menjelaskan, tidak secara menyeluruh SMK di Jawa Timur  yang bisa mendapatkan dana desentralisasi tersebut. menurutnya banyak indikator terkait  pemberian anggaran terhadap SMK tersebut, diantaranya, jumlah siswa, guru, jumlah jurusan dan lokasi sekolah.

“Sebelumnya kami sudah melakukan verifikasi sekolah-sekolah mana yang akan mendapatkan dana ini. Khusus untuk SMKN 1 Surabaya kami alokasikan dan anggaran pendidikan Rp 1,6 miliar. Kami berharap dengan dana tersebut SMKN 1 Surabaya menjadi lebih memberikan manfaat bagi siswa sekaligus bagi masyarakat,” harap politisi asal dapil Jambi itu.

Menanggapi bantuan itu, Kepala SMKN 1 Surabaya, Bahrun mengaku akan menggunakan dana tersebut untuk membangun RKB dan membeli peralatan untuk siswa. Rencananya penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) berjumlah enam ruang. Sebab, jumlah rombongan belajar (rombel) di sekolahnya sebanyak 80. Sedangkan ruang kelas baru 65.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Pendidikan Tinggi Dindik Jatim Hudiyono mengapresiasi langkah Komisi X DPR RI dan Kemendikbud yang turut membantu pengembangan pendidikan vokasi di Jatim. Hudiyono menambahkan, saat ini di Jatim terdapat 1.886 SMK, namun baru 30 persen sekolah yang memenuhi standar sarana prasarana.

Sumber : pemberitaan DPR