DPR RI Sidak Rutan Perempuan

Selasa , 27 Oct 2015, 16:56 WIB
Rutan, ilustrasi
Rutan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pagi ini (27/10) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Fahri datang bersama dengan Ketua dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Saleh P Daulay dan Ledia Hanifa, serta Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman.

Fahri menuturkan, pada 21 Oktober lalu, pimpinan DPR menerima surat tulisan tangan dari salah seorang penghuni rutan khusus wanita itu.

"Kami datang karena ada surat dari warga binaan di sini yang kira-kira meminta agar negara memberi perhatian kepada hubungan mereka dengan anak-anak mereka," ucap Fahri Hamzah di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Fahri dan rombongan melakukan sidak selama sekitar satu jam. Menelusuri lorong rutan, para anggota legislatif menemui dan berbicara langsung dengan sejumlah narapidana.

Didapati di sana, ada beberapa narapidana yang pernah melahirkan di Rutan. Untuk narapidana yang masih menyusui anaknya, pihak Rutan membolehkan para bayi mendapatkan ASI eksklusif. Menurut Fahri, hubungan ibu-anak tak boleh dipisahkan, meskipun sang ibu berstatus narapidana.

Sehingga, dia mengapresiasi Kepala Rutan Pondok Bambu Sri Susilarti. Namun, menurut Fahri, perlu ada penambahan waktu kunjungan sehingga anak-anak narapidana bisa lebih sering bertemu ibunya. Sebagai contoh, waktu berkunjung sebaiknya diperpanjang hingga jam biasanya anak pulang sekolah.

"Berilah mereka kesempatan untuk memeluk ibunya setiap hari, sehingga mereka betul-betul bisa tumbuh menjadi anak yang normal, meskipun keluarganya ada masalah," kata Fahri Hamzah.

Menanggapi itu, Kepala Rutan Pondok Bambu Sri Susilarti menuturkan, rutan ini seluas 14 ribu meter persegi. Pantauan Republika, ada pembangunan satu gedung baru di tengah rutan itu.

Renovasi tersebut dari dana Pemda DKI Jakarta, setelah pada Februari 2014 lalu, pihak Rutan Pondok Bambu menyurati Gubernur Basuki terkait inventarisasi kerusakan rutan. Sri juga menegaskan, Rutan Pondok Bambu mengalami over capacity.

"Isi hari ini, 1.039 (narapidana). Sementara, isi yang seharusnya (kapasitas normal) 619 (narapidana)," jelas Sri kepada awak media.

Dari total 1.039 narapidana, sebanyak 734 orang di antaranya merupakan narapidana kasus narkotika. Khusus hunian narapidana narkotika, dari kapasitas normal 15 orang, kini per hunian bisa mencapai 22 orang narapidana.

"Kalau di malam hari, lorong atau selasar di depan hunian itu akan diisi oleh mereka, tidur di situ. Kalau nanti hujan, baru kita pindahkan ke aula kunjungan," ucap Sri.

Terjadi pula keterbatasan jumlah petugas Rutan. Secara keseluruhan, total petugas ada 199 orang, yakni sebanyak 83 di antaranya laki-laki.

"Setiap blok hanya (ada petugas) satu orang, Pak. Menunggu sekitar 200-an penghuni," kata Sri.

Jadwal kunjungan, diakui Sri, masih belum mengakomodir keinginan anak-anak narapidana untuk lebih sering bertemu ibunya.