Doa Memohon Ampunan atas Segala Dosa

Inilah doa yang dapat dipanjatkan kepada Allah untuk memohon ampunan-Nya.

dok republika Thoudy Badai
Memohon ampunan Allah dan menyesali dosa-dosa (ilustrasi)
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara nama-nama terbaik (al-Asma' al-Husna) Allah adalah at-Tawwab. Artinya, Dia Yang Maha-menerima tobat. Maknanya, Allah adalah Zat Yang Maha-pengampun. Dia mengampuni hamba-hamba-Nya yang mengakui dan menyadari kesalahan dan dosa-dosa mereka. Pintu ampunan-Nya tidak tertutup untuk yang ingin kembali ke jalan yang benar.

At-Tawwab disebut dalam Alquran sebanyak 11 kali. Kitabullah juga menyebut bahwa Allah sangat menyukai hamba-Nya yang bertobat. "Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri" (QS al-Baqarah: 222).

Hamba Allah yang sungguh-sungguh bertobat akan mendapatkan ampunan-Nya. Sebab, ampunan (maghfirah) Allah Ta'ala sangat luas bagi mereka yang ingin membersihkan diri dari dosa-dosa. Karena itu sebanyak dan sebesar apapun kesalahan yang pernah diperbuat, jangan sampai menjadikan diri putus asa terhadap maghfirah-Nya.

Ada sebuah doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya agar Allah SWT memberikan ampunan terhadap setiap dosa yang pernah diperbuat. Doa ini dinukil dari hadits riwayat Imam Bukhari dalam Shahih-nya. Berikut doanya.

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ وَعَمْدِي وَجَهْلِي وَهَزْلِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Robbighfir liy wakhothiyatiy wajahliy wasroofiy fiy amriy kullahi wa maa anta a'lamu bihi minniy. Allahummaghfir liy khothooyaa ya wa'amdiy wa jahliy wahazliy wa kullu dzalika 'indiy, Allahummaghfir liy maa qoddamtu wa maa akhortu wa maa asrortu wa maa a'lamtu antal muqoddam wa antal muakhor wa antal 'ala kulli syaiin qodir."

Artinya, "Ya Allah, ampunilah kesalahan, kebodohan, dan perbuatanku yang terlalu berlebihan dalam urusanku, serta ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kemalasanku, kesengajaanku, kebodohanku, gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku.

Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan, dosa yang aku perbuat dengan terang-terangan dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku, Engkaulah yang mengajukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, serta Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Baca Juga

Langkah bertobat... Baca halaman selanjutnya...

Setiap insan di muka bumi ini pernah melakukan kesalahan atau dosa. Bahkan, para nabi yang diutus Allah SWT pernah melakukannya. Ajaran Islam mewajibkan umatnya yang telah berbuat dosa atau kesalahan untuk segera bertobat. Tentu saja, tobat yang sebenar-benarnya, yakni taubat nasuha.

Dalam surah at-Tahrim ayat 8, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai …"

Ulama besar bernama Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitabnya At-Tawwabin (Orang-Orang yang Bertobat), mengupas tentang kisah pertobatan orang-orang yang pernah berbuat kesalahan. Mulai dari tobatnya Malaikat Harut dan Marut, para nabi, penguasa umat terdahulu, umat para nabi, para sahabat Nabi SAW, para pemimpin umat, wali-wali Allah, hingga tobatnya orang yang masuk Islam.

"Inilah kitab yang kutulis. Di dalamnya banyak disebutkan kisah nyata orang-orang yang bertobat. Tidak lain hanyalah untuk dijadikan pelajaran, teladan, sekaligus penghormatan kepada mereka," ujar ulama kelahiran Baitul Maqdis, Palestina itu.

Langkah-Langkah Tobat

Sebelum mengungkapkan kisah-kisah tobatnya orang-orang yang sempat salah jalan, Ibnu Qudamah menjelaskan tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan seseorang yang akan bertobat. Menurutnya, untuk mencapai taubat nasuha, seorang hamba perlu introspeksi diri.

Baca di halaman selanjutnya...

"Seseorang yang telah mengoreksi dirinya akan mengetahui mana yang benar," ungkap Ibnu Qudamah. Selain itu, kata dia, tobat pun harus diapit dengan dua muhasabah, yakni muhasabah sebelum dan sesudah tobat. Muhasabah sebelum tobat, papar dia, akan melahirkan sikap mau belajar dari peristiwa atau kejadian yang telah dilalui.

Hal itu, kata Ibnu Qudamah, sangat penting agar seorang hamba tak terjatuh ke dalam kubangan yang sama untuk kedua kalinya. Menurutnya, tobat adalah pokok permulaan hidup seseorang, sekaligus menjadi roh akhir hidup seseorang.

Orang yang bertobat, seperti dijanjikan Allah SWT, akan meraih keuntungan (QS an-Nur: 31), dan orang yang tak mau bertobat adalah orang-orang yang zalim (al-Hujurat: 11).

"Tobat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah," papar Ibnu Qudamah. Seseorang, lanjut dia, tak bisa menempuh jalan tobat kecuali dengan hidayah Allah, yaitu jalan yang lurus. Menurutnya, hidayah Allah tidak bisa didapat tanpa mendapat pertolongan Allah dan mengesakan-Nya.

Infografis 3 Tanda Allah Menjawab Doa Kita - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler