Keuangan Negara Defisit, Israel Bangkrut 67 Miliar Dolar AS Akibat Perang

Keuangan Israel dilaporkan defisit hingga mencapai 7,2 persen.

AP/Ohad Zwigenberg
Polisi Israel menggunakan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa menentang pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat aksi menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza oleh kelompok militan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 8 Juni 2024.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Keuangan Israel dilaporkan telah mengalami defisit hingga mencapai 7,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada Mei selama 12 bulan terakhir. Artinya, defisit keuangan Israel naik sebesar NIS 137,7 miliar atau dari 6,9% PDB pada akhir April, ungkap akuntan Kementerian Keuangan Israel, Yali Rothenberg seperti dilansir Globes.

Baca Juga

Target defisit fiskal sebesar 6,6% pada akhir tahun 2024 sebagaimana ditetapkan undang-undang terkait anggaran dipercaya akan sulit dicapai mengingat defisit mencapai NIS 10 miliar hanya pada bulan Mei. Meski demikian, defisit tersebut lebih tinggi mengingat adanya penundaan pembayaran pajak menjelang Paskah yang diperkirakan mencapai NIS 14,8 miliar, dibandingkan defisit sebesar NIS 4,5 miliar pada Mei 2023.

Belanja pemerintah mengalami peningkatan sebesar 35% sejak awal tahun sebesar NIS 249,3 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Menurut Globes, meskipun biaya perang tidak termasuk berkontribusi terhadap besarnya defisit tersebut, Israel mengalami peningkatan belanja pemerintah hingga sekitar 10,7%.

Petugas pemadam kebakaran Israel berusaha memadamkan api yang terjadi usai serangan dari Lebanon, dekat Banias, di Dataran Tinggi Golan, Israel, Ahad, 09 Juni 2024. Militer Israel menyatakan pada 09 Juni, pesawat musuh memasuki Israel utara, dua pesawat udara tak berawak kendaraan (UAV) diidentifikasi menyeberang dari Lebanon. Pesawat itu jatuh di wilayah utara Dataran Tinggi Golan dan tidak ada korban luka yang dilaporkan. - (EPA-EFE/ATEF SAFADI)

Kementerian memperkirakan defisit akan mencapai puncaknya pada bulan September, yang kemudian diikuti dengan penurunan. Meski demikian, departemen anggaran mengklaim bahwa angka tersebut akan turun ke target 6,6%.

Di sisi lain, Departemen Akuntan Jenderal meyakini defisit fiskal akan berakhir pada tahun 2024 di kisaran 8% PDB. Perang di Gaza adalah perang termahal dalam sejarah pendudukan dengan bank sentral memperkirakan total pengeluaran sebesar 250 miliar shekel (67,4 miliar dolar AS) pada tahun 2025.

“Kerugian perang, pada tahun 2025, akan mencapai NIS 250 miliar (sekitar 67,4 miliar dolar AS),” kata kepala bank sentral Amir Yaron pada konferensi ekonomi sepuluh hari lalu.

“Tidak ada keraguan bahwa diperlukan lebih banyak pengeluaran, karena perekonomian membutuhkan keamanan dan keamanan membutuhkan perekonomian. Namun, penting untuk ditekankan – Anda tidak bisa melakukan pemeriksaan terbuka terhadap masalah belanja keamanan, Anda harus menemukan keseimbangan yang tepat di antara hal-hal tersebut,” tambah Yaron.

“Kerugian pertahanan dan biaya sipil mencapai ratusan miliar shekel – ini merupakan beban yang berat… Premi risiko negara meningkat sementara devaluasi shekel yang berlebihan terus berlanjut, dan devaluasi tentu saja menyebabkan kenaikan harga.”

Keluarkan dana untuk perang...

 

Diberitakan sebelumnya, Israel harus mengeluarkan banyak dana untuk operasi militer di Gaza dan memberikan kompensasi pada warga dan tentara yang terdampak konflik. Berdasarkan Biro Statistik Pusat, perekonomian Israel menyusut 19,4 persen selama tiga bulan terakhir 2023 dibandingkan periode yang sama 2022. Penurunan tertajam sejak pandemi Covid-19.

Konsumsi pribadi yang merupakan pendorong utama kontraksi turun 26,9 persen. Sementara investasi bisnis juga turun 67 persen. Sekitar 200 ribu warga Israel yang tinggal di utara dan selatan negara itu juga masih mengungsi. Sebagian besar daerah di sekitar Jalur  Gaza dievakuasi dan kerap terjadi baku tembak dengan Hizbullah di perbatasan dengan  Lebanon.

Sekitar 300 ribu tentara cadangan dipanggil bertugas dan warga Palestina yang bekerja di Israel tidak bisa masuk sejak awal perang. Sehingga angkatan kerja turun signifikan.

Ekspor secara keseluruhan turun 18,3 persen. Meski investasi pada perusahaan-perusahaan teknologi turun 58 persen, tapi sektor paling terkenal di Israel itu masih bertahan. "Berbanding terbalik dengan sektor lain, ketegangan geopolitik meningkatkan keterarikan dan investasi pada peruahaan siber," kata pendiri perusahaan teknologi Cybertech Global Amir Rapaport, seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa (9/4/2024).

"Oleh karena itu, kami berharap dapat melihat lebih banyak investasi di perusahaan-perusahaan siber Israel dan perusahaan rintisan baru yang menangani ancaman yang muncul," tambahnya.

Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)

Lembaga pemeringkat kredit Fitch memperkirakan, anggaran Israel defisit sebesar 6,8 persen. Fitch mengatakan utang terhadap PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 65,7 persen.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan November lalu lembaga nirlaba Israel melaporkan sekitar 20 persen masyarakat Israel mengatakan perang menurunkan pendapatan mereka terpukul dalam tingkat yang "besar" atau "sangat besar."

Selain itu, Aljazirah melaporkan sektor konstruksi mengalami kerugian mingguan sebesar 650 juta dolar AS. Sementara penjualan real estat dilaporkan menjadi yang terburuk dalam 30 tahun terakhir.

 
Berita Terpopuler