Tertangkap Kamera, Pemimpin BJP Ancam Bunuh 200 Ribu Muslim India

Ancaman tersebut disampaikan Singh setelah insiden kepala sapi di dekat kuil Hindu.

Tangkapan Layar Aljazirah
Karnell Singh
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Partai BJP yang berkuasa di India, Karnell Singh tertangkap kamera tengah bardebat dengan petugas kepolisian setempat. Berdasarkan video yang dirilis Aljazirah lewat akun Instagram @aljazeera, Singh mengancam akan membunuh 200 ribu Muslim yang tinggal di daerah tersebut. Aljazirah menulis, ancaman tersebut disampaikan Singh setelah adanya insiden kepala sapi yang ditemukan di dekat kuil Hindu di Delhi beberapa waktu lalu.

Baca Juga

“Hindu masih toleran. Ini isu sensitif, anda punya waktu 48 jam. Selama waktu tersebut, 150 ribu hingga 200 ribu Muslim yang tinggal disini akan saya sembelih. Saya akan memberikan setiap orang disini sebuah pedang. Saya tak akan membiarkan seorang Muslim pun hidup,”ujar dia yang berbicara dalam bahasa India dan ditranslasikan ke bahasa Inggris dalam video tersebut.

Umat Islam di seluruh negara, termasuk India, telah merayakan prosesi hari raya Idul Adha 1445 H. Salah satu ritual dalam Idul Adha adalah berkurban yakni menyembelih kambing, sapi, atau unta yang dicontohkan Rasulullah SAW berabad-abad lalu. Ritual tersebut, khususnya menyembelih sapi, bertentangan dengan ajaran Hindu di India yang menganggap sapi sebagai salah satu dewa yang disembah.

Konflik budaya antara dua pemeluk agama ini telah memicu kekerasan antara Hindu dan India selama bertahun-tahun. India sendiri telah memberlakukan Undang-Undang Anti-Penyembelihan Sapi dan Undang-Undang Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan di beberapa negara bagan. Umat Islam kerap menjadi target kekerasan saat perayaan Idul Adha.

Salah satu kasus terbaru terkait dengan Idul Adha, terjadi di Distrik Morena, Hadhya Pradesh. Dilansir dari Indian Express, Kamis (27/6/2024),  sebuah tim dari pemerintah distrik setempat menghancurkan beberapa rumah dari dua orang yang dituduh melakukan penyembelihan sapi di Distrik Morena, Madhya Pradesh. Polisi menyatakan, rumah-rumah tersebut ilegal dan dibangun tanpa izin.

Kasus ini mencuat ke permukaan pada Jumat malam setelah seorang penduduk desa yang diidentifikasi sebagai Anipal Gurjar mengadu kepada polisi. Dia mengaku melihat beberapa orang menyembelih seekor sapi. Kepada polisi, dia mengadu telah diserang oleh mereka.

Malam harinya, tim kepolisian mencapai koloni Bengali di Desa Noorabad di distrik tersebut. Polisi mengklaim telah menyita daging sapi dan kulit sapi dari sebuah rumah. Secara keseluruhan, polisi mengklaim telah menyita dua karung berisi tulang dan daging sapi, selain kulit sapi, dari rumah tersebut.

Idul Adha di India. - (AP Photo/Manish Swarup)

Polisi telah mendaftarkan kasus terhadap sembilan orang di bawah Undang-Undang Anti-Penyembelihan Sapi Madhya Pradesh, Undang-Undang Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan dan ketentuan KUHP India untuk kerusuhan, penyerangan, dan intimidasi.

Belakangan, Undang-Undang Keamanan Nasional (NSA) yang ketat juga diberlakukan terhadap para terdakwa setelah ditemukannya daging sapi tersebut. Sejauh ini, enam orang telah ditangkap dalam kasus ini dan tiga orang melarikan diri.

Kekerasan terhadap Muslim meningkat.. 

 

Ali Khan Mahmudabad, seorang ilmuwan politik dan sejarawan di Universitas Ashoka di New Delhi, mengatakan kepada Aljazirah, serangan-serangan terhadap umat Islam India pada momentum Idul Adha tersebut memperlihatkan 'kebodohan' beberapa analisis tentang hasil pemilu India.

"Adalah suatu kesalahan jika menganggap hasil pemilu sebagai kemenangan bagi sekularisme,” kata Mahmudabad, mengacu pada rendahnya jumlah umat Islam yang memilih anggota parlemen dalam pemilu baru-baru ini.

Bahkan, ia memperkirakan kekerasan sentimen anti-Muslim akan meningkat di seluruh India. Hal tersebut dijadikan cara untuk “mengalihkan perhatian” berbagai tantangan yang dihadapi Pemerintahan Modi. Salah satunya, pengangguran dan inflasi yang menjadi kekhawatiran utama para pemilih menjelang pemilu yang baru saja berakhir. 

Dia mengatakan, BJP telah menarik pusat politik India ke 'kanan'. “Jadi, pihak oposisi harus melakukan hal yang sama dan sejalan dengan ‘Hindutva yang lembut’,” katanya merujuk pada Hindutva yang merupakan ideologi politik BJP dan sekutu mayoritas Hindunya.

Bungkamnya oposisi

Nadeem Khan, sekretaris nasional Asosiasi Perlindungan Hak Sipil (APCR) di India, mengkritik bungkamnya kelompok oposisi saat umat Islam diserang."Diamnya para pemimpin oposisi terhadap serangan terhadap umat Islam sungguh memekakkan telinga,” kata dia dilansir dari Aljazirah.

Diamnya para pemimpin oposisi akan membuat umat Islam memikirkan kembali pola memilih mereka, kata Khan. “Tidak ada keluhan terhadap BJP karena tidak ada harapan dari mereka, namun kami mempunyai harapan yang tinggi dari orang-orang yang mengaku memiliki kredibilitas sekuler yang tinggi.”

 
Berita Terpopuler