Kronologi Awal Hilangnya Siswi SMAN 61 Naila, Hingga Ditemukan Menginap di Masjid

Saat ditemukan, Naila tengah keluar masjid untuk membeli makanan.

Istimewa
Siswi SMAN 61 Jakarta, Sayidah Nailaturahaman.
Rep: Bayu Adji Prihammanda Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siswi SMAN 61 Jakarta, Sayidah Nailaturahmah (SN/Naila), berhasil ditemukan di wilayah Pondok Kopi, Jakarta Timur, pada Sabtu (8/6/2024) dini hari. Naila (16 tahun) yang dilaporkan hilang saat berangkat sekolah naik angkutan umum Jaklingko pada Selasa (4/6/2024) pukul 05.35 WIB, ternyata menginap di Masjid Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.

Baca Juga

"Tadi pagi ditemukan sekitar pukul 00.10 WIB. Yang bersangkutan selama ini menginap di Mesjid Rumah Sakit Islam Pondok Kopi," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly ketika dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (8/6/2024).

Saat ditemukan, kata Nicolas, Naila tengah keluar masjid untuk membeli makanan. Polisi masih akan mendalami alasan Naila meninggalkan rumah. Saat ini Naila masih belum bisa dimintai keterangan. Karena anak korban masih mengalami syok dan belum bisa dimintai keterangan.

Hingga saat ini, belum diketahui alasan Naila meninggalkan rumahnya dan memilih menginap di masjid tersebut. Ayah Naila, Andri Saputra mengatakan, anaknya sudah ditemukan dan sudah kembali berkumpul bersama keluarga.

"Sehubungan dengan berita kehilangan putri kandung kami dalam beberapa hari ini, dengan ini kami menyampaikan bahwa Ananda Sayidah Nailaturahmah yang sudah ditemukan dan sudah berkumpul kembali dengan keluarga tercinta pada Sabtu pukul 00.10 WIB," kata Andri dalam keterangan tertulisnya.

Dia pun memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian, awak media, keluarga besar SMAN 61 Jakarta, SMAN 50, MTs 42 dan masyarakat.

"Semoga segala bentuk bantuan dan support yang telah diberikan kepada kami akan mendapatkan kebaikan yang berlipat dan diberkahi oleh Allah SWT," ujarnya.

Kronologi awal diungkap ibu Naila. Baca di halaman selanjutnya.

Lima cara sederhana menjaga kesehatan mental. - (Republika.co.id)

 

Orang tua Naila, Fatiroh menceritakan, kronologi hilangnya anaknya bermula ketika siswa berusia 15 tahun itu hendak berangkat sekolah. Ketika itu, Naila disebut berangkat seperti biasa tanpa adanya hal yang mencurigakan.

"Anak saya hari itu seperti hari biasa, berangkat sekolah sekitar 05.30 WIB," kata Fatiroh saat dikonfirmasi Republika, Kamis (6/6/2024).

Dari rumah, Naila berjalan kaki sekitar 60 meter ke ujung blok deretan rumahnya. Dari ujung blok itu, Naila kemudian naik Jaklingko Nomor 42 Pondok Kelapa-Kampung Melayu.

Menurut Fatiroh, anaknya itu memang selalu naik Jaklingko untuk pergi ke sekolah. Setelah nail Jaklingko dan turun di dekat Universitas Dharma Persada, anaknya akan melanjutkan perjalanan dengan naik ojek daring ke SMAN 61 Jakarta.

"Setelah dia keluar dan memastikannya naik Jaklingko, saya tidak komunikasi. Baru pukul 16.30 WIB, saya chat Naila menanyakan sudah di rumah atau belum," kata dia.

Selasa sore itu, pesan WhatsApp Fatiroh kepada anaknya hanya bertanda ceklis satu, yang menandakan aplikasi anaknya tidak aktif. Fatiroh pun menelepon nomor ponsel anaknya, tapi tidak aktif.

Ibu itu masih belum curiga dengan kondisi anaknya. Ia berpikiran bahwa baterai ponsel anaknya mungkin habis. Mungkin juga, anaknya sudah pulang dan tertidur di rumah dengan kondisi ponsel mati.

Namun, Naila tetap tidak terlihat usai Fatiroh pulang ke rumah pada sekitar pukul 17.30 WIB. Kakak Naila yang pulang lebih dulu juga mengaku tak mengetahui keberadaan adiknya itu.

"Saya pikir, nanti setelah magrib akan pulang. Namun, sampai pukul 18.30 anak saya juga belum pulang. Saya tanya ke guru wali kelasnya, tapi ketika itu tidak langsung direspons," kata Fatiroh.

Rasa penasaran Fatiroh makin menjadi. Karena itu, ia mencoba menghubungi orang tua teman sekelas Naila. Dari sana, ia mendapat informasi bahwa teman Naila itu sedang ada kegiatan diskusi OSIS di salah satu rumah siswa. Ketika itu, perasaan Fatiroh agak sedikit lega. Ia berpikir, anaknya mungkin ikut serta dalam kegiatan itu.

"Saya yang nanya keberadaan Naila langsung disuruh menghubungi nomor anaknya. Setelah saya hubungi, ternyata Naila tidak ada di sana. Anak itu juga tidak melihat Naila sejak pagi di sekolah. Ketika itu saya langsung lemas," kata dia.

Lantaran tak juga mendapatkan balasan dari guru wali kelas Naila, Fatiroh akhirnya mencoba mencari kontak dan menghubungi guru BK SMAN 61 Jakarta untuk menanyakan keberadaan anaknya. Akhirnya didapat kanar bahwa Naila benar tidak masuk sekolah hari itu.

Fatiroh juga sempat menelusuri keberadaan anaknya dengan mengontak sejumlah teman Naila di SMAN 50 Jakarta. Pasalnya, sebelum pindah ke SMAN 61 Jakarta, Naila sempat bersekolah di SMAN 50 Jakarta. "Namun di sana juga tidak ada yang melihat anak saya. Akhirnya, saya buat informasi anak hilang," kata dia.

Tak hanya itu, Fatiroh juga mencari tahu ke manajemen Jaklingko untuk mendapatkan rekaman CCTV. Sebab, bukan tidak mungkin ada informasi anaknya tempat anaknya turun sebelum tidak diketahui keberadaannya.

"Namun, tidak semudah itu minta data CCTV, karena harus ada laporan kepolisian. Akhirnya, malam itu kami melapor ke Polsek Duren Sawit. Lalu dari polsek disarankan untuk melapor ke Polres (Metro Jakarta Timur)," ujar dia.

Lantaran kejadian itu belum lebih dari 24 jam, pihak keluarga diminta datang kembali keesokan harinya, Rabu (5/6/2024). Kini, laporan itu telah diterima aparat kepolisian. Namun, hingga Kamis siang, Naila yang memiliki ciri-ciri tinggi 155 cm dan berat 55 kilogram, masih juga pulang ke rumahnya di Pondok Kelapa.

Fatiroh mengungkapkan, teman-teman OSIS Naila di SMAN 61 Jakarta sempat melacak keberadaan ponsel anaknya itu diketahui. Berdasarkan hasil pelacakan, ponsel Naila terakhir berada di GOR Bekasi. Sejumlah teman Naila juga sempat datang ke tempat itu pada Selasa malam. Namun, tidak ditemukan keberadaan Naila di GOR Bekasi.

"Berdasarkan informasi dari teman Naila, sekuriti di GOR Bekasi sempat melihat anak yang memiliki ciri-ciri Naila. Namun, sekuriti itu tidak tahu ke mana anak itu pergi, karena tidak berpikir itu anak hilang," kata dia.

Fatiroh mengaku tak tahu pasti alasan anaknya itu pergi. Pasalnya, selama ini tidak pernah ada masalah keluarga. "Biasa-biasa saja, kakak-kakaknya juga tidak ada yang marah. Tidak ada masalah sebelumnya ini. Mudah-mudahan cepat pulang dalam keadaan sehat," ujar dia.

 
Berita Terpopuler