Syarat Perjanjian Damai: Hamas tak Boleh Memerintah Jalur Gaza

Israel ingin pemerintahan di Jalur Gaza, tanpa ada Hamas.

AP/Manuel Balce Ceneta
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz,
Rep: Teguh/Antara Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Proses perundingan untuk meredakan ketegangan di Gaza berjalan alot. Meskipun Presiden AS Joe Biden telah mendesak agar proposal perdamaian yang ia ajukan dapat disetuju Hamas-Israel, namun sepertinya hal itu tidaklah mudah. 

Baca Juga

Israel masih bersikukuh untuk menyingkirkan Hamas. Tak hanya itu, kalau pun perjanjian disetujui, Zionis ingin Jalur Gaza bebas dari Hamas. Artinya pemerintahan yang dibangun bebas dari unsur Hamas.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Ahad (2/6/2025), mengatakan, Israel terus bekerja untuk mencari cara agar Hamas disingkirkan dari Gaza. Israel, kata ia, juga tidak akan menghentikan perang sampai kelompok bersenjata Palestina itu hancur dan kemampuan pemerintahan mereka benar-benar terlucuti. 

Di Washington, Gedung Putih berharap Israel dapat menyetujui proposal tersebut jika Hamas juga setuju.  "Ini adalah proposal Israel, kami punya ekpektasi jika Hamas menyepakati proposal - seperti proposal Israel yang disampaikan ke Mereka - kemudian Israel juga akan mengatakan 'iya'," ujarnya dikutip MEE 

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron pada Sabtu (1/6) mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan baru guna mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza yang diusulkan oleh Israel dan didukung Presiden AS Joe Biden.

Cameron melalui video di platform X menekankan pentingnya memanfaatkan kesempatan untuk membebaskan sandera dan membanjiri Gaza dengan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

“Ini adalah momen yang penting dan harus kita manfaatkan untuk mengakhiri konflik ini, tidak hanya saat ini, tetapi secara permanen,” katanya.

Cameron menyoroti hal penting dari proposal tersebut dan mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut guna membuka jalan bagi gencatan senjata yang berkelanjutan dan solusi politik.

“Hal pertama yang perlu dilakukan adalah Hamas harus menerima kesepakatan ini. Artinya, para sandera akan dibebaskan dan Gaza bisa dibanjiri bantuan, sesuatu yang sudah lama kami serukan,” ucapnya.

Setelah itu, lanjutnya, sangat penting untuk menggunakan penghentian pertempuran untuk membangun gencatan senjata permanen yang berkelanjutan dan solusi politik terhadap masalah yang sudah berlangsung lama.

“Yang jelas, sejumlah syarat harus dipenuhi. Jelas bahwa Gaza tidak dapat diperintah oleh Hamas dan Israel memerlukan jaminan atas keamanan. Tapi ini juga jelas, kita perlu mendukung Otoritas Palestina dan menetapkan parameter seperti apa negara Palestina nantinya,” tambahnya

Serangan terus berlanjut

Serangan udara Israel telah menewaskan enam orang, semuanya anak-anak dan wanita. Serangan dilancarkan di kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah. Demikian kantor berita Wafa melaporkan.

 

 

"Jenazah enam anak-anak dan perempuan yang tewas dalam serangan itu dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah," kata sumber kesehatan kepada Wafa.

Sementara tim penyelamat masih mencari korban selamat di antara puing-puing setelah serangan yang menimpa rumah korban. rumah keluarga Aqal setelah tengah malam pada hari Senin.

 

Kamp pengungsi Bureij berjarak sekitar 2 km (1,24 mil) dari kamp pengungsi Nuseirat, tempat serangan udara Israel sebelumnya menewaskan empat orang.

 
Berita Terpopuler