Hampers Buat Anak Jadi Kontroversi, Tolak Saja atau Ajarkan Anak tak Kalap Makan Snack?

Warganet meributkan bingkisan lebaran berisi snack untuk anak-anak.

Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, pengguna media sosial X riuh memperdebatkan keluhan seorang warganet tentang hampers yang dibagikan untuk anak-anak. Bingkisan tersebut rupanya berisi makanan kemasan yang tinggi kandungan gula dan garam.

Keluhan itu kemudian mendapatkan berbagai reaksi dari warganet. Sebetulnya, bagaimana seharusnya orang tua bereaksi jika anaknya menerima bingkisan makanan kemasan seperti itu?

Baca Juga

Ahli gizi Seala Septiani mengingatkan anak-anak perlu memperhatikan jumlah gula tambahan dan garam yang diasup di luar dari sumber-sumber alami seperti buah dan sayur. Menurut Seala, batas maksimal konsumsi gula tambahan harian adalah 10 persen dari total energi yang dikonsumsi dalam sehari, yakni sekitar 25 gram atau setara dengan dua sendok makan gula.

Untuk garam, batas maksimalnya adalah 2.300 mg sodium atau natrium. Itu setara dengan satu sendok teh garam.

Seala menyarankan untuk menghindari konsumsi kudapan yang tidak bernilai gizi. Misalnya, snack yang hanya mengandung gula atau garam tanpa zat gizi lain seperti serat, vitamin, atau zat besi.

"Konsumsi snack yang tidak bernilai gizi (misal hanya ada gula atau garam, tapi tidak mengandung zat gizi lain seperti serat, vitamin, zat besi, dan lain-lain) sebaiknya dihindari," kata Seala kepada Republika.co.id, Jumat (5/4/2024).

Seala juga memberikan tips bagi para orang tua, terutama dalam situasi sosial seperti Lebaran. Biasanya, camilan yang mengandung gula dan garam cenderung lebih banyak terhidang ketika Lebaran.

Seala menyarankan untuk memeriksa label nilai gizi pada makanan kemasan. Jika asupan gula dan garam total dalam sehari berisiko melebihi angka yang dianjurkan, maka orang tua dapat mencari trik agar anak dapat mengonsumsi camilan tersebut secara berjangka, misalnya membuka satu bungkus per hari.

Selain itu, Seala menyarankan agar anak-anak selalu mengonsumsi hidangan utama tiga kali sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Namun, dalam masa pertumbuhan, orang tua diperbolehkan memberikan camilan dengan syarat kudapan tersebut kaya protein dan serat alih-alih kebanyakan gula dan garam.

Untuk menggantikan camilan yang tidak sehat, Seala merekomendasikan hampers berbentuk camilan yang kaya akan zat gizi, seperti puding buah, suplemen berbentuk gummy, sereal yang kaya serat dan protein, dan lain-lain. Jika tidak memungkinkan, alternatif lain seperti mainan yang dapat mengalihkan anak dari bermain gawai juga bisa menjadi pilihan yang baik.

 
Berita Terpopuler