Tiga Hadits Ini Gambarkan Teladan Nabi Muhammad SAW Sehari-hari

Nabi Muhammad memiliki prinsip agama itu mudah.

Republika.co.id
Nabi Muhammad.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW merupakan teladan dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam keseharian, beliau SAW telah menunjukkan akhlak yang mulia, terlebih kepada sesama manusia.

Hal itu tergambarkan dalam beberapa riwayat hadits, yang dapat menjadi pegangan untuk menemani aktivitas sehari-hari. Setidaknya ada tiga hadits yang perlu ditanamkan kandungan maknanya dalam diri seorang Muslim, sebagaimana berikut ini.

Baca Juga

Hadits tentang Teladan Nabi Muhammad Sehari-hari

1. Tak Menyayangi Maka tak Disayangi

قَبَّلَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ الحَسَنَ بنَ عَلِيٍّ وعِنْدَهُ الأقْرَعُ بنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ جَالِسًا، فَقَالَ الأقْرَعُ: إنَّ لي عَشَرَةً مِنَ الوَلَدِ ما قَبَّلْتُ منهمْ أحَدًا، فَنَظَرَ إلَيْهِ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ثُمَّ قَالَ: مَن لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ.

Rasulullah SAW mencium cucunya Hasan, sedangkan Al Aqra bin Habis Al Tamimi sedang duduk bersamanya. Lalu Aqra berkata, "Aku punya 10 anak, tetapi tidak satupun di antara mereka yang pernah kucium." Lalu Rasulullah SAW memandangnya, lalu bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi." (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)

Hadits tersebut berisi tentang rahmat di mana Nabi SAW bersabda bahwa siapa yang tidak beriman kepada rahmat Allah, maka ia tidak mengharapkannya dari Allah. Meski seseorang mengikuti setiap kata dalam Alquran, tetapi tidak bisa memaafkan kesalahan kecil dan bersikap baik kepada orang lain, maka artinya ia tidak mengabdi pada agama Islam.

Makhluk yang welas asih dapat membawa perubahan tersendiri dalam hidup dan mengalami perubahan total dalam cara pandang hidupnya. Jika kekuasaan yang lebih agung mampu mengampuni dosa-dosa besar dan keji, maka umat manusia yang merupakan hamba-Nya harus mampu menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang di sekitarnya dan mengabaikan kesalahannya.

Selanjutnya...

2. Memetik Hikmah dari Manapun

 الكلِمةُ الحِكمةُ ضالَّةُ المؤمِنِ فحيثُ وجدَها فَهوَ أحقُّ بِها

"Kata hikmah adalah harta yang hilang bagi seorang mukmin, maka ketika menemukannya, dia berhak memilikinya." (HR Tirmidzi dari jalur Abu Hurairah RA)

Hadits tersebut mendefinisikan tentang pencarian ilmu. Nabi SAW menjelaskan pentingnya ilmu dan hikmah dalam kehidupan. Jika seseorang defisit ilmu dan hikmah, maka tidak ada cara untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Beliau SAW menekankan perlunya upaya terus-menerus untuk belajar dan memperoleh ilmu, dari manapun sumbernya. Ini adalah satu-satunya cara bagi seorang Muslim untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

3. Kemudahan Islam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sungguh agama itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (menjadi semakin berat dan sulit). Maka bersikap luruslah, mendekatlah (kepada yang benar), dan berilah kabar gembira, serta carilah pertolongan pada (waktu) Al Ghadwah (awal pagi) dan Ar Rowhah (setelah Zhuhur), dan sesuatu dari Ad Duljah (sebagian waktu malam)." (HR Bukhari dari Abu Hurairah RA)

Nabi Muhammad SAW meminta umat Islam untuk mengikuti ajaran dan ritual agama, bukan untuk menjadi orang fanatik. Dari hadits tersebut, beliau SAW meminta umat Islam untuk menjalankan ketentuan agama secara moderat, dan tanpa membebani mereka. Namun seorang Muslim juga dilarang lalai.

Selanjutnya...

Nabi SAW menjelaskan dampak buruk dari perbuatan yang berlebih-lebihan (fanatik) dan lalai. Dua hal inilah yang bisa merugikan umat Islam. Maka, pahami saat mengambil pilihan dan terus mengevaluasinya agar tidak melakukan perbuatan yang ekstrem.

Dalam hadits itu, beliau SAW menetapkan prinsip besar yakni agama itu mudah. Mudah dalam berkeyakinan, berakhlak, beramal, dan meninggalkan sesuatu.

Beliau SAW berpesan kepada umatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menguatkan jiwa dengan kabar gembira, dan tidak berputus asa. Berbuat dengan niat dan bersikap moderat dalam beribadah, agar tidak lalai dalam menjalankan apa yang diperintahkan, dan tidak menanggung apa yang tidak mampu ditanggungnya.

Tanpa berlebihan dan kelalaian. Jika seorang Muslim tidak mampu mengerjakan secara sempurna, maka kerjakanlah yang mendekatinya (mendekati sempurna).

Infografis Pesan Nabi Muhammad SAW tentang Masalah Hidup - (Republika.co.id)

Sumber: Dorar dan Zamzam

 
Berita Terpopuler