Cerita Bukber Ramadhan di KBRI Beijing, Diawali dengan Khataman Alquran

Majelis At-Taqwa KBRI Beijing menjadi motor kegiatan buka puasa bersama Ramadhan.

Republika/Kamran Dikarma
Majelis At-Taqwa KBRI Beijing menggelar kegiatan khataman Alquran dan buka puasa bersama.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Kamran Dikarma dari Beijing, Cina

BEIJING -- Bisa bertemu dan berkumpul dengan orang-orang senegara saat sedang berada di negeri orang ternyata memang menyenangkan. Momen tersebut saya rasakan ketika datang ke KBRI Beijing untuk mengikuti kegiatan buka puasa bersama pada Sabtu (23/3/2024) lalu.

Baca Juga

Untuk pertama kalinya setelah sebulan berada di Cina, saya bertemu dengan teman-teman berkewarganegaraan Indonesia. Informasi tentang kegiatan buka puasa bersama di KBRI Beijing saya peroleh dari Ahmad Syifa, mahasiswa Indonesia berusia 39 tahun yang tengah menempuh pendidikan S3 jurusan ekonomi terapan (applied economic) di Beijing Institute of Technology. Nomor kontak pria yang akrab disapa Syifa itu saya dapatkan dari seorang editor di kantor.

BACA JUGA: Muslim Indonesia Kelola Mushala di Bekas Restoran Sushi, Semarak di Bulan Ramadhan

Pada Sabtu sore tanggal 23 Maret 2024, saya dan Syifa membuat janji bertemu di stasiun subway atau kereta bawah tanah Jianguomen untuk selanjutnya berangkat bersama ke KBRI Beijing. Stasiun Jianguomen merupakan yang terdekat dari apartemen tempat saya tinggal.

Saya meminta tolong kepada Syifa untuk dijemput terlebih dulu di stasiun itu karena saya belum paham dengan sistem subway di Beijing yang memiliki 27 jalur. Saya dan Syifa akhirnya bertemu. Sebelum berangkat, Syifa, yang sudah enam bulan berada di Beijing, mengajari saya cara menggunakan dompet digital Alipay untuk membeli tiket subway.

Dengan begitu, mesin tiket nantinya hanya perlu memindai kode QR pada layar gawai saya. Praktis. Terima kasih kepada Syifa.

Perjalanan ke KBRI Beijing membutuhkan satu kali transit. Dari jalur 1 tempat stasiun Jianguomen berada, saya dan Syifa harus berpindah ke jalur 10. Stasiun subway terdekat dari KBRI Beijing adalah Nongye Zhanlanguan.

Dalam perjalanan ke KBRI, saya dan Syifa saling bertukar cerita pengalaman selama tinggal di Beijing. Dari perbincangan itu saya mengetahui bahwa Syifa adalah anggota Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Beijing.

Dia menjabat sebagai Katib Syuriah...

Dia menjabat sebagai Katib Syuriah. Obrolan kami pun menyinggung tentang kegiatan buka puasa bersama di KBRI Beijing yang berlangsung setiap hari selama Ramadhan. Ketika tiba di KBRI, Syifa segera memperkenalkan saya kepada Atase Laut RI di Beijing, Kolonel Yulindo.

Saat ini, Yulindo mengetuai Majelis At-Taqwa KBRI Beijing. Majelis tersebut menjadi motor dari kegiatan buka puasa bersama selama Ramadhan berlangsung.

“Tahun ini kita juga punya program khataman Alquran, Mas,” kata Yulindo kepada saya.

Acara buka puasa bersama dan khataman Alquran digelar di sebuah aula. Aula tersebut berada di lantai dua sebuah bangunan yang terletak di sisi timur bangunan utama KBRI Beijing.

Ketika saya dan Syifa tiba, aula belum terlalu ramai. Selain Kolonel Yulindo, terdapat seorang staf KBRI dan empat mahasiswa Indonesia di ruangan. Ada pula dua orang ibu yang tengah menyiapkan takjil.

Seiring waktu berjalan, satu per satu mahasiswa dan mahasiswi Indonesia serta staf KBRI lainnya tiba di aula. Kegiatan buka puasa bersama dan khataman Alquran hari itu memang lebih banyak diikuti kalangan mahasiswa-mahasiswi Indonesia. Sekitar pukul 18.10 waktu setempat, khataman dilaksanakan.

Sebelum pembacaan Alquran dilakukan, Kolonel Yulindo terlebih dulu memberi sambutan. Dalam kata-katanya, Kolonel Yulindo mengisyaratkan pujian karena proses khataman Alquran bisa berlangsung lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan, yakni hanya sepekan.

“Mudah-mudahan apa yang kita laksanakan ini bisa menjadi amal ibadah kita di hari kemudian,” ujarnya.

Petang itu, proses khataman hanya menyisakan...

Petang itu, proses khataman hanya menyisakan beberapa surah pendek Juz Amma. Pembacaan Alquran dilakukan bersama-sama dengan dipandu menggunakan mikrofon oleh seorang mahasiswa. Ayat demi ayat, surah demi surah, dilafalkan dengan khidmat.

Setelah surah terakhir rampung dibacakan, mikrofon beralih ke Ahmad Syifa. Ia kemudian memimpin doa. Kegiatan khataman selesai sekitar pukul 18.25 atau lima menit sebelum waktu Maghrib. Kami semua pun bersiap untuk berbuka.

Menu berbuka hari itu adalah es blewah, kue, dan pastel isi telur. Disediakan pula kantung teh bagi yang ingin membuat teh hangat. Sementara untuk menu makanan utama, disediakan nasi dengan lauk ayam kremes plus sambal. Mantap!

Majelis At-Taqwa KBRI Beijing menggelar kegiatan khataman Alquran dan buka puasa bersama. - (Republika/Kamran Dikarma)

Saya sangat menyambut momen berbuka karena terdapat gorengan plus sambal kacang dengan pendamping es blewah serta ayam goreng kremes. Sudah sebulan, termasuk selama puasa Ramadhan, saya tidak menikmati makanan dan minuman khas Indonesia. Lidah sudah terlalu rindu.

Suasana berbuka berlangsung hangat. Meski baru sekali bertemu orang-orang di Majelis At-Taqwa KBRI Beijing, tapi saya merasakan keakraban.

Selain dengan Kolonel Yulindo dan Ahmad Syifa, saya juga sempat berbincang dengan beberapa mahasiswa Indonesia. Salah satunya adalah M. Hobirul Iman (23 tahun). Saat ini dia sedang menempuh pendidikan S1 jurusan kedokteran di Capital Medical University di Beijing.

Hobirul ternyata juga merupakan ketua organisasi Lingkar Pengajian Beijing. Kepada saya dia menceritakan tentang kegiatan buka puasa bersama dan khataman Alquran yang baru digagas Majelis At-Taqwa.

Khataman hingga akhir Ramadhan...

“Rencananya kami akan melanjutkan (kegiatan khataman) ini sampai akhir Ramadhan,” ucap pria asal Lombok Timur tersebut kepada saya.  

Saya juga sempat berbincang dengan Sinta Destiana Putri (23 tahun), mahasiswi Indonesia yang tengah menempuh pendidikan S2 jurusan international teaching Chinese di Beijing Foreign Studies University. Sinta sempat menceritakan kepada saya tentang alasannya mengikuti kegiatan khataman Alquran di Majelis At-Taqwa KBRI Beijing.

Sinta mengungkapkan, ada keutamaan ketika membaca Alquran pada Ramadhan. “Kalau kita membaca Alquran (di bulan Ramadhan), dalam satu hurufnya mendapat sepuluh kebaikan. Jadi ini kesempatan bagus untuk menambah kegiatan ibadah kita di bulan Ramadhan,” katanya.

Sinta pun menyampaikan dia akan mengikuti lagi kegiatan khataman Alquran di Majelis At-Taqwa. Setelah berbuka, kegiatan dilanjutkan dengan sholat Maghrib, Isya, dan Tarawih berjamaah. Semua rangkaian acara berakhir sekitar pukul 21.00 waktu setempat.

Sungguh senang bisa bertemu teman-teman baru dari Majelis At-Taqwa KBRI Beijing. Sikap dan sambutan mereka selama kegiatan buka puasa bersama memberi kehangatan di tengah suhu kota Beijing yang masih dibekap dingin.

Karena masih akan berada di Cina untuk tiga bulan ke depan, rasanya saya bakal kembali berkunjung ke KBRI Beijing. Mungkin salah satu momennya adalah ketika perayaan Idul Fitri. Dalam keadaan jauh dari rumah, orang-orang senegara bisa seketika menjadi saudara.

 
Berita Terpopuler