Raihan Suara PSI 'Meledak' di Sirekap KPU, Bertambah Hampir 400 Ribu dalam 6 Hari

Angka persentase suara PSI kini menjadi 3,13 persen.

Dok Republika
Presiden RI Joko Widodo bersama ketua umum PSI Kaesang Pangarep, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan sejumlah kader muda PSI, bertemu di Sun Plaza, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (7/2/2024) malam. Presiden Joko Widodo kembali memiliki agenda bertemu dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep dan kadernya. Dalam pertemuan itu, mereka sempat makan mie bersama. Mengenai penilaian terhadap Kaesang memimpin PSI, Jokowi meminta menunggu hasil Pemilu 2024.
Rep: Febryan A Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raihan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 'meledak' dalam enam hari terakhir. Lonjakan hampir 400 ribu suara dalam waktu cepat itu membuat total suara PSI melaju mendekati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.

Baca Juga

Ledakan suara itu tampak dalam hasil penghitungan surat suara atau real count sementara yang dilakukan KPU menggunakan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Data perolehan suara setiap partai dalam Pileg DPR RI itu dipublikasikan di laman laman web pemilu2024.kpu.go.id.

Hasil real count terhadap data dari 530.776 tempat pemungutan suara (TPS) per Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB, menunjukkan bahwa PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Lantas, hasil real count terhadap 541.260 TPS per Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB menunjukkan bahwa PSI sudah mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen.

Dari data tersebut tampak bahwa PSI mendapatkan tambahan 397.976 suara dalam enam hari terakhir. Secara persentase, raihan suara PSI naik 0,45 persen. 

PSI satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sebesar itu. Adapun data masuk untuk real count bertambah dari 10.484 TPS dalam enam hari terakhir.

Restu Jokowi di panggung politik Kaesang. - (Republika)

 

Republika telah meminta penjelasan Komisioner KPU RI Betty Epsilon Idroos ihwal ledakan suara PSI ini. Namun hingga berita ini ditulis, Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU RI itu belum merespons.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi heran melihat ledakan suara PSI hingga membuat persentase raihan suaranya lebih dari 3 persen. Sebab, hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan Indikator menunjukkan bahwa raihan suara partai yang dipimpin anak Presiden Jokowi itu hanya 2,81 persen.

"Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dlm beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin lewat akun X-nya yang telah terverifikasi, Sabtu.

Sebagai catatan, setiap partai politik peserta Pileg DPR RI berlomba-lomba meraih suara di atas ambang batas parlemen 4 persen. Sebab, partai yang total raihan suara nasionalnya tak melampaui ambang batas, maka tidak akan mendapatkan kursi di parlemen.

Meski caleg-caleg yang diusung partai yang tak melampaui ambang batas parlemen itu mendapatkan suara tertinggi di daerah pemilihan (dapil), tapi semua itu percuma karena partainya tak akan dilibatkan dalam pembagian kursi.

 

 

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie menyebut, 'ledakan' atau lonjakan drastis raihan suara partainya di laman publikasi Sirekap KPU merupakan hal yang wajar. Dia meminta semua pihak untuk tidak tendensius dan menggiring opini negatif terkait penambahan total raihan suara PSI dalam Pileg DPR RI 2024 itu.

"Penambahan, termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3/2024).

Grace menjelaskan, lonjakan suara itu wajar karena memang masih banyak data TPS yang belum masuk atau digunakan KPU dalam proses real count via Sirekap. Per Sabtu pukul 12.00 WIB, baru 65,73 persen data TPS yang digunakan KPU. Hasilnya, PSI tercatat meraih 3,13 persen suara secara nasional untuk Pileg DPR RI. 

"Hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," kata Grace.

Grace juga merespons keraguan publik soal perbedaan raihan suara PSI versi hitung cepat (quick count) lembaga survei Indikator Politik Indonesia dan versi real count sementara KPU. Dia mengatakan, perbedaan raihan suara quick count dan real count juga terjadi pada partai lain.

Ia menjadikan PKB sebagai contoh. Hasil quick count menunjukkan bahwa partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu meraih 10,65 persen suara, sedangkan versi real count KPU sudah 11,56 persen. Ada selisih plus 0,91 persen.

Contoh lain adalah raihan suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sedangkan berdasarkan real count KPU sudah 1,44 persen. Ada selisih plus 0,55 persen.

PSI sendiri, lanjut dia, tercatat meraih 2,66 persen suara versi quick count. Adapun versi real count sementara KPU, PSI meraih 3,12 persen suara. Ada selisih plus 0,47 persen.

Grace menegaskan, selisih raihan suara PSI versi quick count dan real count jelas lebih kecil dibanding PKB dan Gelora. Karena itu, dia heran mengapa publik hanya menyoroti lonjakan raihan suara PSI.

"Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," kata caleg PSI di Dapil Jakarta III itu.

Dia meminta semua pihak  bersikap adil dan proporsional dalam melihat lonjakan suara PSI. Dia juga mengajak semua pihak untuk menantikan hasil penghitungan akhir KPU dan jangan "menggiring opini yang menyesatkan publik".

 
Berita Terpopuler