Islamofobia di Partai Konservatif Sudah Struktural, Muslim Inggris Serukan Penyelidikan

Pemimpin Partai Konservatif Inggris disebut menoleransi islamofobia.

AP Photo/Frank Augstein
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak meninggalkan 10 Downing Street menuju House of Commons untuk Pertanyaan Perdana Menteri pertamanya di London, Rabu, 26 Oktober 2022. Sunak dipilih oleh partai Konservatif yang berkuasa untuk menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri.
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Muslim terbesar di Inggris menyerukan penyelidikan terhadap Islamofobia struktural di dalam jajaran Partai Konservatif yang saat ini dipimpin oleh Rishi Sunak. Seruan ini disampaikan lewat sebuah surat yang dikirimkan kepada partai yang juga dikenal sebagai Partai Tory tersebut.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada ketua Konservatif, Richard Holden dari Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan Islamofobia di partai tersebut bersifat institusional, ditoleransi oleh para pemimpinnya, dan dipandang dapat diterima oleh sebagian besar anggota partai.

Sekretaris Jenderal MCB Zara Mohammed menambahkan Islamofobia terlihat di depan umum minggu ini. Menurut Mohammed, MCB telah menyampaikan surat tersebut kepada Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia agar menanggapi keluhannya dengan serius dan segera mengambil tindakan.

Dia pun menyoroti komentar-komentar menghasut yang dibuat oleh mantan menteri dalam negeri Suella Braverman, mantan wakil ketua Partai Tory Lee Anderson, dan mantan perdana menteri Liz Truss.

Surat tersebut menyatakan artikel Braverman pekan lalu di Daily Telegraph, di mana dia menulis bahwa “kaum Islamis memegang kendali”, termasuk dalam jalur Islamofobia yang sering dilalui.

Baca Juga

Surat itu juga membahas komentar...

Surat itu juga membahas komentar Anderson di GB News di mana ia mengklaim kelompok Islamis telah menguasai London, termasuk wali kota saat itu, Sadiq Khan. Anderson, yang dicopot dari jabatannya setelah menolak meminta maaf kepada Sadiq Khan, dikritik oleh MCB karena terlibat dalam kiasan Islamofobia.

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (24/2/2024) setelah panggilan dari pimpinannya, Anderson berkata: “Saya memahami posisi sulit yang saya tempatkan pada dia dan perdana menteri sehubungan dengan komentar saya. Saya sepenuhnya menerima bahwa mereka tidak punya pilihan selain menunda pemecatan dalam situasi seperti ini.”

Sadiq Khan mengatakan komentar Anderson merupakan Islamofobia, anti-Muslim dan rasis dan menambah api kebencian anti-Muslim.

Sementara, Wakil Perdana Menteri Oliver Dowden menolak mengatakan apakah komentar Anderson bersifat Islamofobia. Dia juga mengatakan anggota parlemen akan tetap mempertahankan pekerjaannya jika dia meminta maaf.

Tell Mama, sebuah badan amal yang mencatat insiden anti-Muslim, mengatakan ada 2.010 kasus kebencian Islamofobia selama periode empat bulan sejak 7 Oktober 2023. Jumlah tersebut meningkat tajam dari 600 kasus yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Surat dari MCB berbunyi...

Surat dari MCB berbunyi: “Tidak ada partai Islam radikal, ini salah dan Islamofobia untuk memanfaatkan kiasan Muslim yang mengambil alih kekuasaan”.

Menanggapi insiden tersebut, pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer menuduh Rishi Sunak menyembunyikan ekstremis di partainya. “Apakah Liz Truss tetap diam terhadap Tommy Robinson, atau retorika ekstrem Suella Braverman, kelemahan Rishi Sunak berarti anggota parlemen Tory dapat bertindak tanpa mendapat hukuman," kata Starmer, dilansir The Guardian, Senin (26/2/2024).

Investigasi terhadap Islamofobia di partai Konservatif menemukan tidak ada rasisme institusional di partai tersebut pada tahun 2021, meskipun beberapa anggota partai memiliki kekhawatiran yang sama bahwa umat Islam dikecualikan dari penyelidikan.

 

 
Berita Terpopuler