Sejumlah Gambaran Ini Seakan Mustahil, Tapi Benar-Benar akan Terjadi Saat Kiamat

Kiamat merupakan salah satu keniscayaan yang akan Terjadi

AP/Mosa'ab Elshamy
Ilustrasi kiamat. Kiamat merupakan salah satu keniscayaan yang akan Terjadi
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Hari kiamat merupakan peristiwa yang akan dihadapi semua umat manusia, tak terkecuali. Gambarannya pun banyak disampaikan di berbagai ayat Alquran, hadits, dan paparan ulama.

Di antaranya yang dijelaskan dalam kitab Mukasyafatul Qulub al Muqarrib ila Hadhrah ‘Allam al Ghuyub karya Imam al-Ghazali. Mengutip perkataan Ibnu Abbas yang berkata,"Bumi ditambah dan dikurangi. Pepohonan, gunung-gunung, lembah-lembah, dan isinya dihilangkan. Bumi dipanjangkan seperti kerak bumi Ukazh, sebuah bumi yang seperti perak, darah tidak ditumpahkan di bumi itu, dan tidak digunakan untuk melakukan perbuatan buruk. sedangkan langitnya, matahari, bulan, dan bintang-bintangnya dihilangkan. Maka lihatlah, wahai orang miskin (miskin amal), terhadap kengerian dan kegentingan hari itu. Ketika semua makhluk berkumpul di daerah itu, bintang-bintang langit berjatuhan dari atas mereka. Matahari dan bulan lenyap. Bumi menjadi gelap karena sinarnya telah padam."

Ketika mereka berada dalam keadaan itu, tiba-tiba langit berputar di atas kepala mereka. Langit terbelah, meskipun langit itu tebal dan keras, selama 500 tahun. Para malaikat berdiri di tiap pinggir dan penjuru langit. Rasakanlah kengerian suara terbelahnya langit dengan pendengaramu.

Rasakanlah ketakutan hari di mana langit terbelah, padahal langit itu keras dan kuat. Kemudian langit meleleh dan mengalir seperti perak yang dilelehkan dan bercampur warna kuning. Lalu langit menjadi seperti bunga mawar yang berminyak.

Kemudian langit menjadi seperti cairan logam, dan gunung-gunung seperti bulu. Manusia bertebaran seperti belalang yang beterbangan. Mereka dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan berjalan kaki. Rasulullah bersabda: 

Baca Juga

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلًا "Manusia dibangkitkan kembali dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan tidak bersunat.

Diriwayatkan, Saudah berkata, "Betapa buruknya, sebagian dari kita melihat sebagian kita yang lain." Nabi menjawab, "Manusia ter-lalu sibuk untuk melakukan hal itu." Allah berfirman:

لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ "Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." (QS Abasa ayat 37)

Betapa agungnya sebuah hari, ketika aurat-aurat terbuka, tetapi meskipun demikian, perbuatan melihat dan menoleh tidak dilakukan.

Bagaimana mungkin hal itu dilakukan, sedangkan mereka berjalan menggunakan perut dan wajah mereka, sehingga mereka tidak mampu untuk melihat orang lain. 

Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di padang Mahsyar menjadi tiga golongan, yaitu kelompok yang berjalan berkendaraan, kelompok yang berjalan kaki, dan kelompok yang berjalan menggunakan wajahnya." Seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana mereka berjalan menggunakan wajah mereka?" Rasulullah menjawab, "Dia yang menciptakan mereka berjalan menggunakan kaki, juga bisa menciptakan mereka berjalan menggunakan wajah."

Dalam tabiat manusia terdapat pengingkaran terhadap setiap sesuatu yang belum dikenalnya dengan baik. Seandainya manusia tidak pernah melihat ular yang berjalan menggunakan perutnya, seperti kilat yang menyambar, tentu dia akan mengingkari kemungkinan berjalan dengan menggunakan selain kaki.

Berjalan menggunakan kaki juga dianggap mustahil bagi orang yang tidak pernah menyaksikannya. Maka, hendaklah engkau tidak mengingkari sesuatu yang berkaitan dengan keajaiban hari kiamat.

Karena apa yang terjadi di hari kiamat itu berbeda terhadap analogi peristiwa di dunia. Sesungguhnya, jika engkau tidak menyaksikan keajaiban yang terjadi di dunia, lalu diberi tahu kepadamu sebelum kau menyaksikannya, maka sungguh engkau akan mengingkari hal itu, dengan pengingkaran yang tinggi. Maka hadirkanlah di dalam hatimu, tentang rupamu sendiri yang sedang berdiri, telanjang, terbuka, hina, diusir, bingung, linglung, dan menunggu takdir yang akan terjadi kepadamu, takdir kebahagiaan atau kesengsaraan.

Agungkanlah peristiwa itu di dalam hatimu, karena sesungguhnya ia sangat agung. Kemudian, pikirkanlah makhluk-makhluk yang saling berdesakan dan berkumpul.

Penduduk tujuh langit dan tujuh bumi-baik malaikat, jin, manusia, setan, hewan liar, hewan buas, dan burung-berdesakan hingga sampai di tempat yang telah ditentukan. Kemudian, matahari terbit di atas mereka. Panasnya berlipat ganda. 

 

Pemandangan sudah berganti dari yang biasa ke luar biasa. Kemudian matahari itu didekatkan terhadap kepala penduduk alam semesta, seperti dekatnya dua anak panah sehingga, di atas permukaan bumi tiada lagi naungan yang tersisa selain naungan Arasy Tuhan alam semesta. Yang bisa bernaung dengan Arasy hanyalah orang-orang yang dekat dengan Tuhan (mugarrabin).

Jadi, di sana hanya ada makhluk yang bernaung di bawah Arasy dan ada yang menjadi korban panasnya matahari. Panasnya matahari benar-benar melelehkan.  Kesusahan dan kesedihan menjadi sangat sengit.

Sinarnya sangat menyilaukan. Kemudian, makhluk-makhluk saling mendorong. Sebagian dari mereka mendorong sebagian yang lain, karena desak-desakan yang sangat kuat dan kaki-kaki yang saling berbeda arah.

Selain itu, keadaan mengerikan tersebut dicampur dengan rasa malu dan tersipu-sipu karena aib yang terbongkar dan diketahui ketika berada di hadapan Tuhan yang Mahamemaksa di langit.

Lalu, silau matahari, panasnya napas, dan terbakarnya hati bercampur dengan api malu dan takut, sehingga keringat mengalir dari setiap akar bulu dan mengalir ke atas lapangan kiamat. Kemudian, keringat itu terus menaiki badan mereka sesuai kadar derajat mereka di sisi Allah SWT.

Sebagian dari mereka, keringatnya mencapai kedua lututnya. Sebagian mereka yang lain, keringatnya mencapai kedua pinggangnya. Sebagian mereka yang lain, keringatnya mencapai cuping telinga. Sebagian mereka yang lain keringatnya hampir menenggelamkan mereka.

Ibnu Umar berkata, Rasulullah bersabda, "Manusia berdiri untuk Tuhan semesta alam, hingga salah satu dari mereka tenggelam di dalam keringatnya sampai ke tengah dua kuping mereka." Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat, manusia berkeringat hingga keringat mereka mengalir ke bumi sepanjang 70 depa. Keringat itu mengekang mereka dan mencapai kedua telinganya.” Dalam hadis lain, "Mereka berdiri dan membelalakkan mata mereka ke langit selama 40 tahun. Kemudian, keringat mereka mengekang mereka, karena sangat susah.”

 

Uqbah bin Amir berkata, Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat, matahari mendekati bumi sehingga manusia mengeluarkan keringat. Di antara manusia, ada orang yang keringatnya mencapai separuh betisnya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai lututnya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai pahanya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai pinggangnya. Di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai mulutnya," lalu beliau memberi isyarat kepada mulut beliau. "Kemudian dia dikekang dengan mulutnya. Di antara mereka ada yang keringatnya menutupi seluruh badannya." Kemudian beliau memukulkan tangan beliau ke kepala beliau, seperti ini. Maka, pikirkanlah, wahai orang miskin, keringat penduduk padang Mahsyar dan kesusahan mereka yang sangat tinggi. Di antara mereka ada yang berteriak, "Wahai Tuhan, rahmatilah aku dari kesusahan dan penantian ini, meskipun harus ke neraka." Meskipun mereka mengatakan demikian, mereka tidak dibiarkan berlalu tanpa menjalani hisab dan siksa. Sesungguhnya, engkau adalah salah satu dari mereka, dan engkau tidak tahu sampai mana keringatmu akan mencapai badanmu."

Tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi. - (republika)

 
Berita Terpopuler