Islamofobia di Inggris Meningkat Tiga Kali Lipat Akibat Genosida Israel

Perempuan Muslim Inggris menjadi sasaran dalam 65 persen kasus.

Reuters/Olivia Harris
Muslim muda Inggris.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Insiden kebencian anti-Muslim di Inggris meningkat lebih dari tiga kali lipat akibat genosida Israel di Gaza. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan Tell MAMA, sebuah kelompok pemantau, sebagaimana dilansir Arab News, Sabtu (24/2/2024).

Laporan tersebut mencatat 2.010 kasus serupa dalam empat bulan sejak serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu konflik. Ini adalah jumlah kasus terbesar yang tercatat dalam periode empat bulan, kata sebuah pernyataan dari organisasi tersebut.

Baca Juga

BACA JUGA: Kenakan Keffiyeh, Menlu Retno Hujat Israel di Persidangan Mahkamah Internasional

Angka terbaru tersebut naik dari 600 insiden pada periode yang sama pada 2022-2023 atau meningkat sebesar 335 persen. "Kami sangat prihatin dengan dampak perang Israel dan Gaza terhadap kejahatan rasial dan kohesi sosial di Inggris," kata Direktur Tell MAMA Iman Atta.

Dia menekankan meningkatnya kebencian anti-Muslim ini tidak dapat diterima. "Kami berharap para pemimpin politik bersuara untuk menyampaikan pesan yang jelas bahwa kebencian anti-Muslim, seperti anti-Semitisme, tidak dapat diterima di negara kita," tuturnya.

Tell MAMA menyebutkan 901 kasus terjadi secara offline dan 1.109 kasus terjadi secara online. Sebagian besar insiden offline terjadi di ibu kota Inggris, London. Hal ini mencakup perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur anti-Muslim.

Bahkan perempuan menjadi sasaran...

Bahkan perempuan menjadi sasaran dalam 65 persen kasus. Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB) Zara Mohammed menekankan pentingnya menyoroti Islamofobia berbasis gender. Ini menurutnya telah membuat perempuan Muslim Inggris tidak aman.

"Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi perempuan Muslim yang menghadapi dampak terberat dari serangan ini, seperti yang ditunjukkan oleh bukti. Lebih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengatasi Islamofobia di semua tingkatan, dimulai dari politik kita," katanya kepada The New Arab.

Seorang wanita Muslim yang berbicara kepada saluran berita Inggris Sky News, menyatakan dia bisa saja terbunuh oleh batu bata yang dilemparkan melalui jendela karena dukungannya terhadap Palestina.

"Saya tidak akan takut dengan orang-orang itu, mereka tidak akan menghentikan saya melakukan apa yang harus saya lakukan, mereka tidak akan menghentikan saya untuk mendukung kasus yang saya yakini benar. Saya tidak pernah berpikir untuk mengubah penampilan saya karena hal-hal ini karena, inilah saya, saya seorang Muslim dan seperti inilah penampilan kami," kata seorang wanita bernama Mahetab.

Laporan Tell MAMA telah menimbulkan gelombang kecaman dari berbagai aktivis, jurnalis dan politikus yang mengecam meningkatnya serangan terhadap umat Islam, dan juga menyerukan diakhirinya serangan yang sedang berlangsung di Gaza. "Masalahnya bahkan Islamofobia yang terang-terangan hanyalah pengalih perhatian. Gencatan senjata sekarang juga," tulis jurnalis Aljazirah Inggris Myriam Francois dalam sebuah postingan di X.

“Peningkatan Islamofobia yang mengerikan dan memalukan, kasus kebencian anti-Muslim yang dilaporkan ke (Tell Mama) meningkat tiga kali lipat. Tindakan yang lebih kuat diperlukan terhadap kejahatan rasial, ancaman, dan pelecehan. Islamofobia tidak boleh mendapat tempat di Inggris," kata anggota parlemen Partai Buruh Inggris, Yvette Cooper, dalam postingan yang diunggah di X.

 
Berita Terpopuler