Jamaah Haji Wafat Akibat Cuaca Panas, Arab Saudi Tangguhkan E-Visa Umroh Warga Mesir

Visa B2C juga telah ditangguhkan untuk Pakistan, menurut berbagai laporan.

EPA-EFE
Jamaah haji melempar jumrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Ahad (16/6/2024). Lempar jumrah aqobah merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji sebagai simbol pengusiran setan yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim AS.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menangguhkan e-visa umroh B2C bagi warga Mesir, menyusul krisis gelombang panas haji yang mengakibatkan lebih dari 1.300 kematian.

B2C adalah visa elektronik yang memungkinkan jamaah memesan langsung melalui portal umroh online Kerajaan tanpa menggunakan agen perjalanan eksternal.

Dilansir di The New Arab, Rabu (26/6/2024), wisatawan yang menggunakan visa B2C terlebih dahulu harus melakukan perjalanan ke UEA atau Oman untuk masa transit enam jam, sebelum menuju ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umroh.

Gelombang visa umroh yang baru muncul setelah setidaknya 1.301 jamaah meninggal karena panas ekstrem selama haji bulan ini. Banyak yang melakukan perjalanan dengan visa tidak resmi sehingga membuat mereka tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan, air, transportasi, atau akomodasi.

Kantor berita resmi Arab Saudi melaporkan lebih dari tiga perempat korban meninggal tidak memiliki izin haji sehingga memaksa mereka berjalan berjam-jam di bawah sinar matahari langsung dan tanpa bekal yang memadai. Sekitar 650 jamaah yang meninggal adalah orang Mesir.

Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi awal pekan ini menekankan bahwa penangguhan visa B2C hanyalah tindakan sementara. Warga Mesir masih bisa menunaikan umroh.

Baca Juga

Namun, saat ini hanya bisa dilakukan melalui visa B2B standar yang memungkinkan masuk langsung ke Arab Saudi. Visa B2C juga telah ditangguhkan untuk Pakistan, menurut berbagai laporan.

Kematian warga Mesir selama ibadah haji mendorong Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly mencabut izin 16 perusahaan pariwisata, merujuk manajer mereka ke jaksa karena memberikan izin kepada orang-orang untuk menunaikan ibadah haji melalui jalur ilegal dan tidak teratur.

Izin haji biasanya dialokasikan ke negara-negara yang menggunakan sistem kuota dan dibagikan kepada masyarakat melalui undian. Namun, prosesnya bisa memakan banyak biaya karena banyak yang harus melakukan perjalanan haji dengan visa tidak resmi atau tanpa izin.

Cuaca sangat panas...

Cuaca Sangat Panas

Human Rights Watch mengeluarkan laporan pada Selasa yang menyatakan pemerintah Saudi mempunyai kewajiban melindungi masyarakat dari panas ekstrem, terutama karena krisis iklim telah menyebabkan kenaikan suhu.

“Selain haji, mereka juga harus menerapkan langkah-langkah perlindungan panas untuk lebih menjaga kesehatan semua orang yang berisiko. Hal ini sangat mendesak mengingat rencana Arab Saudi berdasarkan Visi 2030, yang mencakup peningkatan jumlah jamaah tahunan menjadi 30 juta dari 8 juta,” laporan itu menyatakan.

Laporan tersebut mengatakan ibadah haji tahun depan akan berlangsung pada musim panas ketika suhu diperkirakan tinggi. Ada seruan bagi pemerintah Saudi untuk menganggap ibadah haji sebagai sebuah bahaya dan risiko kesehatan masyarakat.

Ibadah haji semakin terdampak oleh perubahan iklim. Panel antarpemerintah PBB mengenai perubahan iklim memperingatkan sebagian wilayah Teluk bisa menjadi tidak dapat dihuni pada akhir abad ini.

Tahun lalu, tercatat lebih dari 10 ribu penyakit yang berhubungan dengan panas. Sebanyak 10 persen di antaranya adalah serangan panas.

 
Berita Terpopuler