Seberapa Luas Surga Itu? Ini Jawaban Alquran dan Penjelasan Prof Quraish Shihab

Allah SWT menjanjikan surga untuk orang beriman dan ikhlas

Pixabay
Ilustrasi Surga. Allah SWT menjanjikan surga untuk orang beriman dan ikhlas
Rep: Imas Damayanti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bermuara ke surga adalah impian bagi manusia dan juga makhluk-makhluk Allah. Keindahan dan luasnya surga kerap disebutkan dalam narasi-narasi atau teks keagamaan, namun sebenarnya seberapa luas surga itu dalam pandangan manusia?

Baca Juga

Alquran menyebut bahwa surga memanglah luas. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 133:

وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ 

Yang artinya, “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Mishbah menjelaskan, ayat ini pada hakikatnya adalah seruan anjuran untuk peningkatan upaya mengejar surga dan ridha Allah SWT. Melukiskan upaya bagaikan satu perlombaan dan kompetisi yang memang merupakan salah satu cara peningkatan kualitas.

Adapun yang dimaksud dengan lebar surga di sini, kata Prof Quraish, adalah luasnya, Dan luas yang dimaksud adalah perumpamaan. Ia tidak harus dipahami dalam arti harfiahnya. Dalam benak manusia, tidak ada sesuatu yang dapat menggambarkan keluasan melebihi luasnya langit dan bumi.

Maka menggambarkan betapa luasnya surga, Allah SWT memilih kata-kata ‘selebar langit dan bumi’. Di sisi lain, sedemikian luasnya sehinga ketika mendengar bahwa lebarnya saja sudah demikian, maka bagaimana pula panjangnya?

Perumpamaan yang diberikan oleh Alquran ini mengundang kaum Muslimin agar tidak mempersempit surga dan merasa atau menyarankan bahwa hanya diri atau kelompoknya saja yang akan memasuki surga yang sedemikian luas itu sehingga siapapun yang berserah diri kapda Allah SWT , maka sesungguhnya ia akan mendapat tempat yang luas di sana.

Enam amalan

Rasulullah SAW akan menjaminkan surga kepada setiap umatnya jika mampu menghadirkan dalam keseharian akhlaknya enam amalan. Apa sajakah amalan tersebut?

Hadits riwayat Imam Ahmad dari Ubadah bin as-Shamit RA, menjabarkan keenam amalan tersebut.   

عن عُبَادة بن الصَّامت ، قال : قال رسُول اللَّه صلَّى اللّهُ عليه وسلَّم "اضْمنُوا لِي سِتًّا من أنفسِكمْ أضْمَنُ لكمْ الجنةُ ؛ اصْدُقُوا إذا حدَّثْتُمْ ، وأوْفُوا إذا وعدتُمْ ، وأدًُّوا إذا ائْتُمِنْتُمْ ، و احفَظُوا فُروجَكمْ ، وغُضُّوا أبْصارَكمْ ، وكُفُّوا أيديّكمْ  

Dari Ubadah bin ash-Shamit, dia berkataa, “Rasulullah SAW bersabda, “Jaminlah untukku enam  hal darimu, aku jaminkan surga untukmu; benar dalam bicara, tepat janji kepada Allah dan manusia, tunaikan amanah, tutup aurat dan jaga kemaluanmu, tahan matamu dari yang haram, dan jaga tangan.” (HR Ahmad, Ibnu Hibban & Baihaki). 

Pertama...

 

Pertama, benar dalam setiap pembicaraannya. Setiap kata yang keluar selalu berorientasi hikmah dan tidak ada yang sia-sia. 

Seseorang yang benar dalam bertutur kata biasanya memiliki kejernihan hati. Sedapat mungkin jejeran kata selalu ada ruhiyahnya dan karenanya tak akan mengecewakan siapa pun 

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”  (QS an-Nisa [4]: 9).

Kedua, menepati janji, baik kepada Allah SWT ataupun manusia. Kepada Allah SWT, sama sekali tidak tebersit untuk mengkhianti-Nya. 

Pun demikian kepada sesama ciptaan-Nya, tidak ada kezaliman yang diperbuat olehnya. Perwujudan janji yang ditepati adalah dengan menunaikan totalitas penghambaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 

 

Saat  taat kepada Allah SWT dan Rasulu-Nya, saat itulah kita telah menepati janji. Kita semua sesungguhnya terikat dengan janji kepada Allah SWT waktu di alam Ruh.

Seperti ada ikatan primordial yang lekat antara kita sewaktu masih menjadi makhluk ruh dengan Sang Pencipta, Rabbul Izzah 

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."  (QS al-A'raf [7]: 172).

Baca juga: Sebutan Istri Nabi Nuh, Luth, Nabi Adam, dan Muhammad SAW Beda dalam Alquran, Mengapa?

 

Ketiga, tunaikan amanah. Orang yang amanah adalah orang yang diberi rasa aman, yaitu sebagai buah dari keimanannya kepada Allah SWT. 

 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil ..." (QS an-Nisa [4]: 58). 

Keempat...

 

 

Keempat, tutup aurat dan jaga kemaluan. Orang yang menjaga aurat akan terjaga dan meningkat kehormatannya. 

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ

".… Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang tampak dari padanya ... (QS an-Nuur [24]: 31).

Kelima, tahan mata dari perkara yang haram. Pada diri setiap mata ada hak. Dan di antara hak mata adalah menghindarkannya dari tontonan yang diharamkan. Alquran surat an-Nuur di atas sudah cukup untuk mengingatkan kita supaya menjaga pandangan mata.

Baca juga: 5 Kunci Agar Rezeki yang Diperoleh Berkah di Dunia Menurut Alquran dan Hadits 

Karena itu, akan dijaminkan surga jika seseorang mampu menahan matanya dari hal-hal yang diharamkan seperti tontonan yang mengumbar aurat, film-film atau situs-situs porno. "Tatapan pertama hadiah bagimu, sementara tatapan berikutnya bukan milikmu,"  ujar Ali bin Abi Thalib.  

Keenam, jaga tangan. Menjaga tangan berarti menempatkan tangan sesuai fungsinya. Dan fungsi tangan di antaranya menolong siapa pun yang membutuhkan uluran tangannya. Baik diminta ataupun tidak. Menurut Nabi SAW cukuplah keimanan seseorang kepada Allah SWT dan Hari Kiamat jika mampu menahan tangannya dari menyakiti saudara atau tetangganya.  

 

Amalan sederhana pebuka pintu surga. - (republika)

 
Berita Terpopuler