Bakal Rilis Tiga Film pada 2024, Temurun Jadi Horor Perdana Sinemaku Pictures

Ketiga film akan syuting pada tahun ini dan tayang tahun ini.

Festival Film Indonesia
Prilly Latuconsina. Rumah produksi yang didirikan Prilly Latuconsina dan Umay Shahab sejak 2019, Sinemaku Pictures, akan merilis tiga film pada 2024.
Rep: Rahma Sulistya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi yang didirikan Prilly Latuconsina dan Umay Shahab sejak 2019, Sinemaku Pictures, akan merilis tiga film pada 2024. Tahun ini juga menjadi yang pertama kalinya Sinemaku Pictures memproduksi film horor berjudul Temurun.

Baca Juga

“Ketiga film kami akan syuting tahun ini dan tayang tahun ini. Pertama Temurun, lalu Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, baru Perayaan Mati Rasa. Sudah memilih tanggal tayang sesuai masing-masing judul,” ungkap Prilly dalam helatan Sinemaku Day di Gandaria City Hall, Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Temurun akan dibintangi oleh Yasamin Jasem dan Bryan Domani, serta disutradarai oleh Inarah Syarafina. Film ini akan dikerjakan oleh tim yang sebagian besar adalah anak muda, meskipun akan ada juga pantauan dari tim senior di belakangnya.

Temurun sedang hampir rampung menjalani proses reading, dan akan segera menuju proses syuting dalam waktu dekat. “Aku akan mengeksplor horor dan suspence di masing-masing individu karakter,” ucap Inarah dalam kesempatan yang sama.

Kisah Temurun akan berfokus pada seseorang yang terpaksa mewarisi hal yang tidak diinginkan dari keturunan keluarganya. Bagi Inarah, ini akan relate pada banyak orang, karena setiap orang pasti akan mewarisi sesuatu dari keluarga, entah itu menyoal supernatural, bakat, penyakit genetik, ataupun mewarisi bentuk tubuh tertentu.

“Aku percaya kita punya ketakutan berbeda-beda, punya trauma masing-masing yang nggak bisa dirasain orang lain. Tapi yang pasti, penyajian supernatural kami dalam film Temurun akan berbeda dari film horor yang lain,” papar dia.

Sementara itu, aktor Bryan Domani mengaku ingin terlibat dalam film horor yang juga pertama kali baginya, karena tim produksi Sinemaku Pictures berisi anak-anak muda. 

“Masih ingin menunjukkan what can I do untuk perfilman Indonesia. Apalagi pas tahu sutradaranya Inarah, tanpa pikir panjang langsung ambil,” ungkap dia.

Bryan juga mengaku....

Bryan juga mengaku nyaman dengan Sinemaku Pictures, karena dari proses reading saja sudah terasa berbeda dari semua produksi film yang pernah dijalaninya. “Biasanya reading bareng, tapi ini benar-benar diskusi. Aku suka jadi seperti teman diskusi, bukan bos. Kita seperti sama, ingin film ini bagus,” kata dia lagi.

Ada pula film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis yang akan diperankan oleh Pradikta Wicaksono dan Prilly Latuconsina, serta disutradarai oleh Reka Wijaya. Belum banyak diberi bocoran mengenai film ini, namun yang pasti, Prilly dan Dikta akan menjadi karakter yang jauh dari diri mereka dan tidak biasa.

Tim produksi sampai memanggil dokter, khusus untuk membentuk karakter yang dimainkan Prilly. Bisa dipastikan juga bahwa dalam film ini, Prilly tidak akan banyak beradegan menangis. Begitu pula Dikta yang akan menjadi sosok sangat berbeda dari Dikta yang dikenal banyak orang.

“Saya sempat tidak mau lagi main film karena satu dan lain hal. Tapi begitu ditawarkan, saya langsung mau karena sama Umay, Prilly, dan Mas Reka. Jarang banget saya kerja di lingkungan yang punya visi misi sama. Saya membawakan karakter baru, tantangan baru, dan semangat baru,” ucap Dikta.

Untuk film ketiga adalah Perayaan Mati Rasa yang akan diperankan oleh Umay Shahab dan Iqbaal Ramadhan, serta disutradarai pula oleh Umay Shahab. Sinemaku Day dihadiri oleh 2.000 pengunjung yang antusias dengan pengumuman film-film karya gen Z ini.

 

 
Berita Terpopuler