Ayah Mengadu ke Umar tentang Anaknya yang Durhaka, tapi Malah Kena 'Semprot'

Anak juga memiliki hak yang harus dipenuhi orang tua.

Antara/Muhammad Iqbal
Sejumlah anak tuna rungu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat di Masjid Al Azhom, Tangerang, Banten, Selasa (3/10/2023). Mereka belajar mengaji dengan menggunakan Mushaf Alquran isyarat dan nantinya diharapkan mampu membaca Alquran dengan lancar.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kisah tentang seorang ayah yang mengadu kepada Umar bin Khattab RA soal anaknya yang durhaka. Pria itu mendatangi Umar bin Khattab untuk mengadukan ihwal kedurhakaan anaknya.

Baca Juga

Lalu, Umar mendatangkan anak yang disebut ayahnya telah durhaka dengan maksud untuk menceritakan kedurhakaannya terhadap ayahnya itu dan kelalaiannya untuk memenuhi hak-hak orang tua.

Lantas anak itu menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan oleh ayahnya?"

Umar berkata, "Tentu".

Anak itu bertanya, "Apakah itu, wahai Amirul Mukminin?"

Umar menjawab, "Memilihkan ibunya, memberikan nama yang baik kepadanya dan mengajarkan Al-Kitab (Alquran) kepadanya."

Lalu, anak itu berkata lagi...

 

 

Lalu, anak itu berkata lagi, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku belum pernah melakukan satu pun di antara semua itu. Adapun ibuku seorang bangsa Etiopia dari keturunan orang yang beragama Majusi. Ayahku telah memberikan nama Ju'al (kumbang kelapa) kepadaku dan belum pernah mengajarkan satu huruf pun dari Al-Kitab."

Kemudian, Umar menoleh kepada pria itu (ayah anak tersebut), dan berkata, "Engkau telah datang kepadaku untuk mengadukan anakmu telah berbuat durhaka kepadamu, padahal engkau telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakai kamu dan engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu."

Kisah itu termuat dalam Tarbiyatul Aulad fil Islam, yang telah diterjemahkan dengan judul Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam karya Abdullah Nashih Ulwan.

Ulwan menjelaskan, dalam riwayat tersebut, Umar RA menyalahkan pria itu karena telah meremehkan pendidikan anaknya dan tanggung jawabnya agar anak tidak berbuat durhaka kepadanya.

Ketika orang tua memperlakukan anak dengan perlakuan kasar dan zalim, kata Ulwan, maka mereka telah berbuat dosa kepada anak-anak mereka. Karena ibarat telah melemparkan anak kepada kehidupan yang tidak baik dengan menempatkannya pada suasana pendidikan yang keliru dan tercela.

 

"Mereka telah menanam benih-benih penyimpangan dan kedurhakaan itu dalam diri anak-anak mereka, ketika mereka masih kecil," jelasnya.

 
Berita Terpopuler