Dede Yusuf Minta Kemendikbudristek Angkat Guru Honorer Jadi ASN

Dari kebutuhan 601.174 formasi pada 2023, Kemendikbudristek merekrut 296.059 formasi.

istimewa
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, mengatakan, guru honorer telah menjadi permasalahan yang sudah lama terjadi di Indonesia. Tetapi, penyelesaiannya sampai sekarang masih belum usai.

Oleh sebab itu, Dede mendorong pemerintah agar dapat lebih konsisten dan fokus dengan tugas untuk mengangkat guru honorer menjadi aparatur sipil negara (ASN), baik PNS atau PPPK. Dia juga menyinggung beberapa masalah menonjol, di antaranya keterbatasan jumlah pendidik di seluruh tingkatan.

"Termasuk dalamnya kebutuhan guru di mata pelajaran tertentu, rendahnya kualitas pendidik, baik di sisi kualifikasi kompetensi, pengembangan dan pembinaan mutu pendidik terakhir, status kepegawaian dan jenjang kepangkatan yang masih jauh dari kebutuhan," ujar Dede di Jakarta dikutip Jumat (10/11/2023).

Dede menjelaskan, guru honorer telah terbukti tulus dan ikhlas mengabdi bekerja secara terus-menerus di instansi pemerintah, khususnya di satuan pendidikan. Guru honorer juga tidak pernah putus selama bertahun-tahun melaksanakan tugas melayani kebutuhan peserta didik dan membangun sumber daya manusia.

Dede menilai, Komisi X DPR sudah mengawal proses rekrutmen guru PPPK dan penyelesaian permasalahannya melalui Panja pengangkatan honorer menjadi ASN. Kemudian ada Panja Forum PPPK, secara berkala Komisi X menjadwalkan rapat kerja dan dengar pendapat bersama pihak terkait.

"Seperti Kemenpan RB dan lainnya untuk memantau dan mendapatkan informasi terkait perkembangan guru PPPK ini," kata politikus Partai Demokrat itu.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, jumlah formasi dalam seleksi guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun 2023 hanya 296.059 formasi dari kebutuhan 601.174 formasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50.248 formasi diperuntukkan bagi pelamar prioritas satu (P1).

"Total kebutuhan kita untuk tahun ini sebetulnya 601.174. Namun, formasi di tahun 2023 setelah melakukan berbagai upaya itu baru 296.059. Jadi persentasenya masih kecil untuk formasi ini," ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani di Gedung D Kemendikbudristek, Kamis.

Nunuk menerangkan, seleksi guru PPPK tahun lalu masih menyisakan sekitar 62.524 guru pelamar P1 yang belum mendapatkan formasi. Dengan segala upaya yang sudah dilakukan, guru pelamar P1 sisa seleksi tahun lalu yang dapat diakomodasi pada seleksi guru PPPK tahun ini sebesar 50.248 orang guru.

"P1 2023 bisa terserap berdasarkan pemetaan kita ini, meski belum dimulai seleksinya, ada 50.248 orang P1 yang bisa terserap. Sedangkan sisanya, di tahun ini kalau masih dengar banyak P1 yang belum dapat formasi. Itu karena memang usulan dari daerah tak bisa terakomodasi," kata Nunuk.

Peran guru BK penting...

Dede Yusuf juga menilai guru bimbingan dan konseling (BK) memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa menyelesaikan permasalahan. Guru BK tidak hanya bertugas membantu siswa dalam permasalahan saja, tapi juga berperan sebagai koordinator dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis peserta didik.

"Guru BK memilik peran krusial dalam membimbing dan mendidik siswa untuk menjadi lebih baik, dulu kita semua takut kepada guru BP nama sebelum diubah menjadi BK namun sekarang sebaliknya," ujar Dede.

Menurut dia, saat ini, banyak kasus siswa yang mengajak berkelaki dengan gurunya. Dede menyebut, perbuatan tersebut tidak mencotohkan seorang murid yang teladan dan berbakati kepada guru sebagai orang tua pengganti diluar rumah.

"Belakangan ini banyak beredar di media seorang siswa yang mengajak duel dengan gurunya, hal itu mencnotohkan bahwa siswa tersebut membutuhkan pelayanan dari guru BK. Menurut kami peran guru BK dalam memberikan layanan dan bimbingan kepada murid itu harus diperkuat," kata Dede.

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, dewan ke depannya, akan berdiskusi dengan pemerintah terkait dengan permasalahan guru BK saat ini. Dede berharap, nantinya ditemukan titik temu mengenai masalah tersebut. "Kami mencari jalan keluar agar bagaimana peranan guru BK dalam membimbing dan mendidik siswa ini menjadi lebih kuat ya," jelas Dede.

 
Berita Terpopuler