Keutamaan Menangis dalam Doa dan Saat Mengingat Allah

Allah menguji orang beriman.

MGROL100
Ilustrasi Muslimah
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan keistimewaan di hari kiamat nanti, yakni yang mendapatkan naungan Allah yang mampu melindungi mereka dari sengatan matahari. Tujuh golongan itu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Huraira.

Baca Juga

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi dia menolak dan mengatakan: 'Saya takut kepada Allah', seseorang yang memberi amal dan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air mata."

Di antara tujuh orang yang akan dinaungi Allah dengan naungan-Nya itu adalah orang yang mengingat Allah dalam kesendirian dan sembari meneteskan air mata.

Mohsen Haredy, dalam artikel di laman About Islam mengatakan mengingat Allah (dzikir) diperlukan dari setiap Muslim dalam segala keadaan. Sementara dzikir adalah ibadah yang mudah.

Namun, Mohsen mengatakan seorang Muslim hanya perlu fokus pada kata-kata dzikir yang diucapkan sembari berupaya merasakan kehadiran Allah bersama kita. Mohsen Heredy meraih gelar PhD dalam bidang Sastra Hadis dari Universitas Leiden, Belanda.

Dia adalah mantan manajer eksekutif dan pemimpin redaksi Komite E-Dakwah di Kuwait, dan seorang penulis kontributor dan konselor Reading Islam. Ia lulus dari Universitas Al-Azhar dan memperoleh gelar MA dalam bidang Sastra Hadis dari Universitas Leiden.

Allah telah memerintahkan agar berdzikir dalam banyak ayat Alquran dan juga melarang kelalaian dan lupa. Di dalam Alquran disebutkan ayat yang bunyinya, "Ingatlah Aku; maka Aku akan mengingatmu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al Baqarah: 152).

Redaksi demikian juga terdapat beberapa ayat lainnya, termasuk pada Alquran surat 3:41, surat 4:103, dan surat 13:28. Bagaimana keutamaan mengingat Allah dalam As-Sunnah?

Hadits tentang dzikir...

Banyak hadits yang diriwayatkan dari Nabi Saw tentang dzikir. Sebab dzikir adalah yang menghubungkan seseorang dengan Allah sepanjang hari.

Abu Hurairah berkata bahwa Nabi Saw bersabda, bahwa Allah Swt berfirman, "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian (di dalam hatinya), Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat), dan jika dia mendekat kepada-Ku dengan sejengkal telapak tangan, Aku mendekatinya satu hasta, dan jika dia mendekati-Ku dengan satu hasta, Aku mendekatinya dengan ruang (yang ditutupi oleh) dua tangan. Dan jika dia berjalan ke arah-Ku, Aku bergegas ke arahnya." (Muslim dan At-Tirmidzi)

Dalam mengingat Allah secara pribadi, Ibnu Hajar mengatakan orang demikian di antara tujuh golongan yang berada di bawah naungan Allah adalah orang yang mengingat Allah, baik di dalam hatinya atau dengan menyebut-Nya dengan lantang.

Ketika dia sendirian, berarti itu paling jauh dari rasa pamer. Yang dimaksud di sini adalah tidak ada gangguan, maka dia tidak memperhatikan apa-apa selain Allah. Sementara itu, matanya penuh dengan air mata.

Mohsen mengatakan, sebagai seorang Muslim, ketika bencana menimpanya, maka ia haruslah mengeluh hanya kepada Allah dan meminta belas kasih-Nya. Seperti halnya Nabi Ayyub yang diuji banyak cobaan. Dia diuji dengan penyakit, kehilangan harta benda dan anak-anaknya. Nabi Ayyub duji bukan karena dosa yang dilakukannya, tetapi karena alasan yang hanya diketahui oleh Allah.

Para ulama memandang bahwa Nabi Ayyub diuji untuk mengangkatnya ke status tinggi berdasarkan kesabarannya. Sebagai disebutkan dalam Alquran surat 38 ayat 44, yang berbunyi, "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)."

Terlepas dari semua cobaan ini, Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh kepada siapa pun. Dia hanya berdoa kepada Allah dan meminta belas kasihan-Nya. "Dan ingatlah˺ ketika Ayub berseru kepada Tuhannya, "Aku telah ditimpa musibah, dan Engkau Maha Penyayang dari semua penyayang." (QS. 21:83)

Mohsen mengatakan, yakinlah selalu bahwa kemudahan akan datang setelah setiap kesulitan. Berdasarkan itu, kita dapat dengan aman mengatakan tidak ada salahnya meminta bantuan Allah ketika berada dalam kesulitan. Mengeluh kepada Allah dikatakannya adalah haluan normal orang yang beriman.

Menangis sambil berdoa...

 

Lantas, menangis sambil berdoa samakah dengan menangis karena mengingat Allah? Mohsen mengatakan, menangis saat membaca Alquran, saat sholat atau saat berdoa, adalah salah satu ciri orang yang shalih. Diriwayatkan dari Mutarrif bahwa ayahnya berkata:

"Saya datang kepada Nabi Saw ketika dia sedang berdo'a, dan ada suara yang keluar dari dadanya seperti suara air mendidih," artinya, dia sedang menangis. (An-Nasa'i)

Mohsen menuturkan, menangis saat berdoa adalah tanda takut kepada Allah. Sementara takut akan Allah adalah perintah dari Allah. Ada banyak ayat Alquran yang menyebutkan perintah Ilahi agar takut kepada Allah.

"Ketika Anda takut kepada Allah, Anda memiliki hasrat untuk melakukan perbuatan baik. Masuk surga dijamin juga ketika Anda takut kepada Allah," kata Mohsen.

Para ulama berpendapat menangis selama sholat atau ketika berdoa dapat memurnikan hati dan membawa lebih dekat kepada Allah. Sementara itu, Muslim haruslah percaya bahwa menjadi seorang Muslim tidak menyelamatkan seseorang dari ujian dalam kehidupan ini.

Sebab jika tidak ada cobaan, manusia tidak bisa membedakan antara yang beriman dan tidak beriman. Namun, ujian sejatinya adalah hukum Ilahi untuk menguji orang-orang yang beriman.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. al-Ankabut: 2-3).

Bahkan apa yang terjadi pada Nabi Adam, dia diuji hingga Allah menerima taubatnya dan mengangkat posisinya. Hal yang sama berlaku untuk semua Nabi lainnya. Begitupun Nabi Muhammad Saw dan para sahabat serta para pengikutnya juga diuji dalam berbagai bentuk.

Ujian orang beriman...

 

Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat 2 ayat 155, bahwa orang yang beriman bisa saja diuji termasuk dengan ketakutan, kelaparan, kehilangan orang yang dicintai, dan kehilangan harta benda. Seorang mukmin dapat duji dengan pengaruh pandangan jahat, ataupun dengan penyakit atau masalah yang mungkin membuatnya kesakitan. Artinya, kata Mohsen, cobaan adalah hal biasa dalam kehidupan orang yang beriman.

Namun, yang lebih penting dari ujian itu adalah bagaimana menghadapi ujian tersebut. Mohsen mengatakan, seorang mukmin yang baik menghadapi kesulitan dengan kesabaran sehingga dia berhak atas rahmat, berkah, dan bimbingan Allah (Alquran surat 2:156-175).

Sementara itu, merasa sedih atau menangis ketika memiliki masalah adalah wajar selama kita menerima ketetapan Allah dan tidak mengeluh kepada selain Allah. Sebagaimana Nabi Muhammad pun yang merasa sedih dan meneteskan air mata ketika putranya Ibrahim meninggal dunia (Al-BUkhari).

Mohsen mengatakan, bahwa menangis bukanlah hal yang dosa dan bukan berarti tidak bersyukur kepada Allah. Menurutnya, menangis adalah perilaku normal manusia yang diciptakan Allah dalam dirinya.

Mohsen menambahkan, menangis kepada Allah ketika menghadapi kesulitan adalah pernyataan yang jelas bahwa tidak ada yang bisa diandalkan selain Allah. Bahwasanya Allah selalu ada untuk membantu baik di saat-saat sulit dan mudah.

"Berdasarkan pemahaman tersebut, ketika Anda menangis kepada Allah karena diliputi masalah, mudah-mudahan Anda mendapatkan pahala orang-orang yang menitikkan air mata ketika mengingat Allah secara diam-diam," tambah Mohsen.

 

 
Berita Terpopuler