Dukung Palestina, Sejumlah Atlet Muslim Dunia Tuai Kecaman dan Hukuman

Para atlet menunjukkan dukungannya terhadap Palestina melalui unggahan media sosial.

AP Photo
Penerima Ballon d'Or 2022 sekaligus mantan bintang Real Madrid Karim Benzema.
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjuangan rakyat Palestina terus mendapat dukungan, termasuk dari sejumlah atlet Muslim di dunia. Namun, dukungan mereka nyatanya mendapat kecaman dari klub atau negara mereka bernaung.

Terlepas dari popularitas dan kesuksesan mereka baik di dalam maupun di luar lapangan, beberapa atlet dan pesepakbola Muslim diserang karena menyuarakan dukungan dan solidaritas terhadap warga Palestina yang menderita dalam serangan Israel.

Baca Juga

Penerima Ballon d'Or 2022 sekaligus mantan bintang Real Madrid Karim Benzema adalah yang terbaru. Ia dituduh memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin hanya karena doa yang ia kirimkan untuk masyarakat Gaza.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menyampaikan klaim tersebut saat wawancara dengan jaringan televisi Prancis CNews. Football Espana melaporkan politikus Prancis lainnya, Valerie Boyer, seorang senator konservatif di negara tersebut, menyerukan sanksi ekstrem terhadap Benzema.

"Jika klaim menteri dalam Negeri terbukti, kami harus mempertimbangkan sanksi terhadap Karim Benzema. Sanksi simbolis yang pertama adalah pencabutan Ballon d'Or. Lalu, kami harus meminta kewarganegaraannya dicabut. Kami tidak dapat menerima bahwa seorang dwi-nasional Perancis, seorang internasional yang diakui, tidak menghormati dan mengkhianati negara kami dengan cara seperti ini," ujar Boyer dilansir di About Islam, Kamis (10/2023).

Menurut Le Parisien...

Menurut Le Parisien, pengacara Benzema telah mengungkapkan mereka sedang mempertimbangkan mengambil tindakan hukum terhadap politikus tersebut karena pencemaran nama baik dan manipulasi saat menjabat di pemerintahan.

Bek Bayern Muenchen Noussair Mazraoui menunjukkan dukungannya terhadap Palestina dengan membagikan postingan yang menampilkan bendera Palestina, disertai dengan doa kemenangan. “Tuhan tolonglah saudara-saudara kita yang teraniaya di Palestina sehingga mereka meraih kemenangan. Semoga Tuhan mengampuni mereka yang meninggal, semoga Tuhan menyembuhkan mereka yang terluka," tulis Mazraoui.

Postingan Mazraoui telah memicu gelombang pelecehan media yang signifikan terhadapnya di Jerman. Warganet menuduh pemain tersebut menghasut terorisme dan anti-Semitisme.

Bild, tabloid terkemuka Jerman, kemudian membagikan pernyataan penjelasan yang dikeluarkan pemain berusia 25 tahun itu. “Pertama-tama, saya ingin mengatakan sungguh mengecewakan, saya harus menjelaskan apa yang saya perjuangkan. Ada situasi di luar sana di mana ribuan orang tak bersalah dibunuh. Artinya, saya akan selalu menentang segala bentuk terorisme, kebencian, dan kekerasan. Dan itu adalah sesuatu yang akan selalu saya dukung," katanya.

Mantan pemain sayap Aston Villa Anwar El Ghazi juga telah diskors oleh Mainz karena postingan media sosial terkait konflik di Israel dan Gaza. Pemain Belanda berusia 28 tahun yang bergabung dengan Mainz bulan lalu itu telah menghapus postingan pro-Palestina tersebut.

Bek Nice Youcef Atal sedang diselidiki...

“Sebelum membuat keputusan ini, klub dan pemain telah melakukan diskusi mendalam,” kata klub dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Di tempat lain, bek Nice Youcef Atal sedang diselidiki oleh jaksa di Prancis setelah diduga mengunggah video anti-Semit di media sosial terkait perang di Gaza. Dewan etik Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) juga sedang menyelidiki bek yang memiliki tiga juta pengikut di Instagram tersebut.

“Saya sadar postingan saya mengejutkan orang-orang, dan itu bukan niat saya, dan saya minta maaf atas hal itu. Saya mengutuk keras segala bentuk kekerasan, di mana pun di dunia, dan saya mendukung semua korban. Saya tidak akan pernah mendukung pesan kebencian. Perdamaian adalah cita-cita yang sangat saya yakini," kata dia.

Finalis Wimbledon dua kali asal Tunisia Ons Jabeur juga menghadapi reaksi keras setelah mengunggah story Bebaskan Palestina. Jabeur juga membagikan postingan Komite Palang Merah Internasional di Instagram Stories yang mengutuk serangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Gaza yang menewaskan hampir 500 orang.

Postingannya rupanya membuat marah presiden Asosiasi Tenis Israel (ITA) Avi Peretz yang menuduhnya mendukung organisasi teroris. Abdelrahman Sameh, perenang Mesir peraih medali emas kupu-kupu 50 meter putra di Piala Dunia Renang Akuatik Dunia 2023, mengungkapkan ia juga mendapat ancaman pembunuhan karena dukungan vokalnya untuk Palestina.

 
Berita Terpopuler