Kenali Tanda dan Gejala Ibu Habis Melahirkan Alami Baby Blues

Dampak baby blues berbahaya karena dapat menyakiti ibu dan anaknya.

telegraph.co.uk
Ibu dengan baby blues. Berikut tanda-tanda ibu mengalami baby blues.
Rep: Desy Susilawati  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baby blues kerap kali dialami seorang ibu yang hamil melahirkan. Baby blues jika diabaikan bisa mengakibatkan terjadinya postpartum depression. Hal ini berbahaya karena bisa menyakiti diri ibu sendiri juga anak yang baru dilahirkannya.

Baca Juga

Apa saja tanda dan gejala ibu alami baby blues?

1. Sedih dan murung terus-menerus 

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Zulvia Oktanida Syarif, menjelaskan gejala baby blues yang harus diperhatikan oleh ibu yang baru melahirkan juga orang sekitar adalah suasana perasaannya atau mood-nya. Ketika ibu sering menangis, merasa sedih, murung, ini menjadi tanda. 

Oleh karena itu, lanjutnya, jika ibu hamil atau ibu melahirkan merasakan perasaan sedih terus menerus, perasaan murung, tidak bahagia, kemudian cenderung menangis, ini adalah tanda. Karena memang secara umum, normal, seorang ibu akan merasakan bahagia dengan kelahiran anaknya. 

"Jadi kalau ada perasaan sedih dan murung terus menerus, itu sudah tanda," ujarnya wawancara ekslusif media belum lama ini. 

2. Tidak bisa bonding dengan anak

Tanda lainnya adalah ibu yang baru melahirkan, tidak bisa attach, tidak bisa bonding dengan anak. Ibu merasa asing ketika gendong anak dan menyusui. "Ini siapa sih, ini beneran anakku enggak sih. Ini anakku enggak sih, ini aku lagi ngapain," kata Zulvia mencontohkan.

 

 

3. Ada perubahan emosi yang tidak stabil 

Tanda lainnya adanya perubahan-perubahan emosi, misalnya jadi mudah marah, ketakutan, tidak mau bertemu orang, cemas, itu juga harus diwaspadai.

"Jika ibu merasa sedih terus menerus, merasa asing dengan anaknya, merasa ada perubahan emosi yang tidak stabil, sepetinya ia butuh bicara dengan seseorang," ujarnya.

Ia mengatakan jika menemukan tanda itu pada ibu baru melahirkan, tidak perlu langsung ke psikolog atau psikiater, bicara dulu dengan orang terdekat. Ini bertujuan untuk mengungkapkan perasaan yang ada. 

"Sama siapa? Sama suami, orang tua, mertua teman, sesama ibu yang baru melahirkan, atau teman yang sudah punya anak juga," kata Zulvia.

 

Bila hal itu tidak membantu, ibu dapat langsung menemui tenaga medis untuk mendapatkan bantuan. "Tidak perlu menunggu dua minggu akhirnya baru cari teman untuk bercerita untuk ngobrol. Dari awal kelahiran ketika merasakan perasaan sedih, murung, sudah saatnya berbicara untuk curhat dan ngobrol," ujarnya.

 
Berita Terpopuler