Polisi Kanada Amankan Sinagoge dan Masjid Setelah Serangan Hamas-Israel

Serangan Hamas ikut berpengaruh pada umat Yahudi dan Muslim di Kanada

AP
Pejuang Hamas melancarkan operasi badai Al Aqsa
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Polisi Ottawa, Kanada mengatakan akan meningkatkan patroli di sekitar sinagoge dan masjid. Langkah ini diambil setelah pejuang Hamas menyerang kota-kota Israel di dekat Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) lalu.

Perdana Menteri Justin Trudeau dan pemimpin Konservatif Pierre Poilievre, sama-sama mengutuk serangan Hamas dan melabelinya sebagai aksi teroris. Pemimpin NDP Jagmeet Singh mengatakan terorisme dan kekerasan tidak menyelesaikan masalah, serta menyerukan pembebasan semua sandera.

Serangan yang dilakukan Hamas ini terjadi saat hari raya Yahudi Simchat Torah. Duta besar Israel untuk Kanada, Iddo Moed, menyebut apa yang dilakukan Hamas sebagai salah satu serangan teroris paling mengerikan dan mematikan.

"Beberapa dari mereka yang tertembak sedang dalam perjalanan ke sinagoge bersama keluarga mereka," ujar dia dikutip di CT  News, Senin (9/10/2023).

Dalam postingan di media sosial, polisi Ottawa mengatakan serangan di Israel berdampak pada masyarakat di ibu kota Kanada ini. Pihak keamanan telah meningkatkan kehadiran polisi di tempat-tempat yang memiliki kepentingan keagamaan, termasuk sinagoge dan masjid.

"Kami juga menghubungi mitra masyarakat, untuk memastikan mereka tahu bahwa kami ada di sini untuk mendukung mereka," lanjut mereka.

Polisi juga berjanji, kejahatan rasial tidak akan ditoleransi dan akan diselidiki sepenuhnya. Menurut data OPS, ada 221 laporan insiden bermotif kebencian di kota tersebut pada paruh pertama 2023.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler